Alat Dapur dan Rumah Tangga Manggung

Alat dapur dan rumah tangga, seperti bakul (periuk nasi dari bamby), dandang, ayakan, aseupan (kukusan), tempatnya dimana? Pertanyaan bodoh yah? Tapi, sebelum Anda mengatakan itu kepada saya, boleh kah saya memberitahukan bahwa tidak selamanya alat dapur dan rumah tangga hanya berada di dapur dan rumah saja.

Pada CGM Bogor Street Festival 2018 yang baru saja berlalu, alat dapur dan rumah tangga seperti disebutkan di atas justru manggung dan menjadi salah satu atraksi menarik bagi mereka yang hadir disana. Tidak jarang tempik sorak keluar dari para penonton ketika “bakul, sapu lidi, dandang, dan rekan-rekan” lewat menyusuri jalan Suryakencana, Kota Bogor.

Percayalah.

Ini beberapa bukti bahwa alat dapur dan rumah tangga manggung.

Betulkan. Kesenian ini namanya Bonge Saleor. Bentuk “boneka” (atau “patung”?) yang seperti ikan (atau kuda.. maaf tidak bisa menentukan jenis spesiesnya) dibentuk dari berbagai alat dapur tradisional, seperti boboko (bakul nasi).

Tidak heran karena Bonge sendiri adalah singkatan dari Boboko-Ngentep alias tempat nasi dan bumbu.

Tarian/kesenian karya sanggar EDAS (Etnik Daya Sunda) memang selalu menekankan penggunaan peralatan hidup tradisional masyarakat Sunda.

Ini contoh pertama.

Selanjutnya.

Memang terbalik dipakainya karena kalau tidak terbalik, maka orang yang berada dalam Boboko Logor akan sulit melihat jalan.

Ini juga merupakan salah satu buah karya Sanggar EDAS dan sudah memenangkan beberapa festival kesenian di Jawa Barat.

Yang lain?

Jangan cuma fokus sama yang bawa. Lihat juga yang dibawa itu apa. Namanya Posong alat penangkap belut tradisional yang terbuat dari bambu.

Keren kan?

Yang ini seharusnya tidak heran melihatnya karena hampir di setiap suku yang ada di Indonesia, yang memakan beras akan kenal yang namanya tampah. Di Sunda dipergunakan untuk menapi beras, atau memisahkan beras dari kotoran.

Sebeluma ada magic jar atau rice cooker, benda ini merupakan peralatan untuk menanak nasi, namanya dandang. Dulu terbuat dari “kuningan” atau “tembaga”. Tidak ada tombolnya.

Biasanya akan memerlukan “aseupan” atau kukusan untuk bisa menanak nasi disini.

Lalu, berbagai peralatan rumah tangga lain, seperti sapu nyere (sapu lidi), tampah, dan aseupan juga digunakan pada Kesenian Genye.

Memang kenyataannya, tidak selamanya alat dapur dan rumah tangga adanya di rumah saja. Paling tidak setiap tahun, mereka akan manggung dan tampil menghibur warga Bogor.

Patut rasanya mengucapkan terima kasih pada seniman-seniman yang sudah menciptakan kesenian-kesenian ini dan menampilkannya. Sebuah pengingat bahwa di suatu masa, beberapa puluh tahun yang lalu, alat-alat ini pernah menjadi begitu penting bagi kehidupan manusia di Bogor dan banyak tempat lainnya di Indonesia.

Yang mana yang pernah Anda gunakan di rumah?