Apakah Bogor Punya Mimpi?

Setiap manusia punya mimpi. Punya cita-cita. Punya angan-angan. Sudah pasti itu. Tidak mungkin tidak. Bahkan mimpi sekedar untuk hidup layak dan bahagia adalah tetap sebuah mimpi.

Tetapi, mungkinkah sebuah kota punya mimpi? Ia hanya sebuah tempat. Sebuah lokasi berisi bangunan dimana manusia tinggal. Bisakah ia bermimpi? Bisakah Bogor bermimpi? Bisakah Kota Hujan ini bercita-cita dan berangan-angan?

Mungkin.. ya! Toh sebagai sebuah kota, sudah pasti Bogor didiami oleh manusia. Dan, selama ada manusia maka sudah pasti disana ada mimpi, cita-cita, dan angan-angan. Disana pasti ada mimpi. Sementara jiwa sebuah kota adalah manusianya.

Hanya kira-kira, apakah yang Bogor impikan? Apakah yang Bogor idamkan sebagai sebuah kota?

Mungkinkah Bogor ingin terkenal? Mungkinkah Kota Hujan ini ingin tampil di ajang internasional? Ataukah hanya sekedar mimpi agar ia tetap bersih dan nyaman ditempati oleh warganya?

Mungkinkah ia mau semuanya itu?

Mungkin.

Hanya menurut saya, Bogor memang punya mimpi. Mimpinya sederhana sekali sebenarnya. Tidak rumit. Tidak ruwet.

Bogor hanya bermimpi agar ia dicintai oleh semua orang yang berada dalam lindungannya. Bogor ingin disayang.

Hanya, Bogor tidak ingin semua itu hanya ucapan atau kata-kata manis belaka. Ia menginginkan agar warganya menyayanginya dalam bentuk tindakan.

Ia ingin bahwa dirinya sebagai kota bersih. Nyaman. Rapi. Tertib.

Sehingga, ia tidak mendapat julukan Kota Termacet Se-Indonesia. Kota Sejuta Angkot. Kota dimana sampah berserakan di setiap sudutnya. Kota Budaya tetapi peninggalan masa lalunya tidak terawat.

Juluikan-julukan yang menyakitkan hati. Bahkan untuk warganya yang hidup di dalamnya, julukan tersebut menyakitkan telinga.

Rasanya bukanlah sebuah mimpi yang muluk dan tidak mungkin tercapai. Meskipun saat ini, sepertinya semua berat sekali, mimpi itu bukan tak tercapai. Mimpi itu sangat mungkin bisa diraih.

Caranya sederhana, perbaiki diri kita dulu. Jadilah warga yang baik. Hentikan kebiasaan membuang sampah sembarangan. Stop kebiasaan kita berhenti di sembarang tempat. Biasakan bertoleransi pada sesama pemakai jalan.

Hal-hal yang sebenarnya tidak susah dilakukan tetapi menjadi sulit karena tidak adanya niat untuk melakukan.

Mungkin dengan bertambahnya usia Bogor menjadi 534 tahun, maka kecintaan warganya semakin bertambah. Bertambah sehingga bukan lagi mewujudkan hanya dalam belasan slogan tetapi lebih pada sesuatu yang riil dan nyata. Sesuatu yang bisa dinikmati bersama.

Selamat Ulang Tahun Bogor. Meskipun terlambat tetapi Selamat Ulang Tahun ke 534. Semoga semakin bersih, rapi, tertib dan dicintai semua orang.

———————-

Catatan : Jangan lupa vote Bogor di http://www.welovecities.org/bogor/ . Setidaknya masih ada waktu menunjukkan rasa sayang pada kota ini dengan memberi suara pada kompetisi Kota Yang Paling Dicintai di dunia ini.

Mari Berbagi

4 thoughts on “Apakah Bogor Punya Mimpi?”

  1. kuncinya 3M (mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang)

    Reply
  2. Mungkin kedepan Bogor bisa meniru apa yang dilakukan Copenhagen atau Amsterdam saat ini sebagai kota yang ramah lingkungan

    Reply
    • Harus demikian. Kita harus bermimpi untuk menjadi yang lebih baik. Meniru kota-kota tersebut bisa dijadikan satu langkah awal

      Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.