Berjalan Kaki Di Jalan Juanda – Menarik Juga!

Berjalan kaki itu sehat. Keringat keluar, badan bergerak secara perlahan. Menyenangkan.

Sayangnya, seiring dengan membaiknya perekonomian seorang manusia, kita sering menjadi manja. Melangkahkan kaki tidak lagi menjadi pilihan utama tergantikan oleh si roda dua atau roda empat bermesin.

Padahal banyak hal yang sering terlewat dari pandangan mata ketika kita berada dalam sebuah mobil atau berada di atas motor.

Karena itu, saya hendak mengajak pembaca Lovely Bogor berolahraga ringan kali ini. Setelah sebelumnya kita berjalan kaki di Jalan Sudirman, Anda akan diajak untuk berjalan kaki di Jalan Juanda.

Percayalah tidak akan mengecewakan. Banyak hal yang bisa dilihat dibandingkan kalau kita berada di dalam angkot, mobil atau motor.

Hal-hal yang terlihat dengan berjalan Kaki di Jalan Juanda Bogor

Apa saja kira-kira yang ditemukan selama berjalan kaki di Jalan Juanda Bogor?

Karena kita akan mulai ujungnya di pertigaan pertemuan dengan Jalan Sudirman, maka yang terlihat kira-kira akan seperti di bawah ini

1. Kompleks Sekolah Regina Pacis (RP)

Berjalan kaki di Jalan Juanda Bogor
Kompleks Sekolak Regina Pacis

Regina Pacis terkenal di Bogor sebagai salah satu sekolah swasta favorit. Prestasinya segudang baik dalam kegiatan akademis hingga ekstra kurikuler.

Bisa dikata levelnya sama dengan sekolah negeri peringkat atas di Kota Bogor. Disiplin ketat diberlakukan di sekolah ini.

Selain karena itu, di dalam kompleks lingkungan sekolah ini terdapat salah satu cagar budaya Bogor.

Cagar Budaya itu yaitu Kapel Regina Pacis yang didirikan lebih dari seabad yang lalu. Kapel ini pernah menjadi sebuah kamp interniran bagi tentara dan warga berkebangsaan Belanda selama masa pendudukan Jepang.

Sayangnya kapel Regina Pacis tidak akan bisa terlihat dari jalan Juanda. Untuk melihatnya secara langsung harus memasuki bagian dalam kompleks sekolah dan memerlukan izin khusus.

Mungkin lain kali setelah ada waktu dan bisa mendapatkan izin dari pihak yang bersangkutan, saya akan menuliskan tentang Kapel Regina Pacis tersebut. Tentunya dalam tulisan tersendiri.

2. Suasana ala Obyek Wisata di Pagar Istana Bogor

Berjalan Kaki Di Jalan Juanda Bgor
Suasana di pagar Istana Bogor setiap Sabtu dan Minggu

Nah, di seberang sekolah Regina Pacis, kalau Anda kebetulan berjalan kaki di Jalan Juanda pada hari Sabtu atau Minggu, biasanya akan terlihat pemandangan khas sebuah obyek wisata.

Banyak mobil terparkir. Pedagang makanan menjajakan penganan. Delman terparkir menanti pengunjung memanfaatkan jasanya.

Berjalan Kaki di Jalan Juanda Bogor
Delman di Jalan Juanda Bogor

Pemandangan ini bisa terlihat mulai dari depan Regina Pacis hingga ke depan Balaikota Bogor di sebelah Hotel Salak.

Begitulah adanya suasa di sepanjang pagar Istana Bogor pada setiap akhir pekan.

Resminya memang bukan sebuah tujuan wisata. Kenyataannya, pagar Istana Bogor sudah menjadi obyek wisata tersendiri secara tidak sengaja.

Alasannya ternyata sederhana. Bukan karena keindahan dan kemegahan Istana Bogor yang menarik sedemikian banyak orang berkerumun setiap hari libur.

Yang menarik mereka ada di bawah ini.

3. Rusa Totol

Berjalan Kaki Di Jalan Juanda Bogor
Rusa Totol atau Axis-Axis

Axis-axis atau chittai. Dikenal di Indonesia sebagai Rusa Totol.

Itulah daya tarik pagar Istana Bogor. Pengunjung dari luar Bogor ataupun warga Bogor sendiri sering memanfaatkan waktu akhir pekan ini untuk memberi makan mereka.

Untuk lebih lengkapnya silakan baca : Memberi Makan Kijang – Wisata Murah di Bogor

4. Gedung Karesidenan Bogor (Cagar Budaya)

Berjalan Kaki di Jalan Juanda Bogor
Cagar Budaya Gedung Karesidenan Bogor

Beranjak dari lokasi Regina Pacis, bila kita meneruskan berjalan kaki di Jalan Juanda, maka kita sudah akan disambut oleh pemandangan salah satu lagi cagar budaya Kota Bogor.

Gedung Karesidenan Bogor. Itulah namanya.

Bangunan ini hanya terpisahkan dari kompleks RP oleh tembok dan halaman bangunan ini.

Mengenai apa dan fungsi Gedung Karesidenan Bogor di masa lampau dan mengapa bangunan ini dijadikan cagar budaya Kota Bogor, Anda saya beri kesempatan sejenak untuk membaca Gedung Karesidenan Bogor -145 Tahun.

5. Pemandangan Indah di Halaman Istana Bogor

Sebelum kita beralih ke tujuan berikutnya di jalan ini, layangkanlah pandangan Anda ke seberang. Ke arah Istana Bogor.

Akan ada sebuah pemandangan lanskap yang menyejukan mata dan hati.

Kira-kira yang akan terlihat adalah seperti di bawah ini

Berjalan Kaki di Jalan Juanda
Pemandangan Halaman Istana Bogor dari Jalan Juanda

Kalau Anda membawa kamera, silakan cari sudut pandang terbaik. Dengan kamera yang lebih baik dan skill fotografer yang baik, rasanya tidak sulit menghasilkan sebuah foto yang menawan.

Sebagai perbandingan, foto tersebut di atas hanyalah hasil jepretan sang kawan setia saya, Sony Xperia M, sebuah smartphone.

Sampai sejauh ini kita berjalan kaki di Jalan Juanda, tentu sudah bisa dibayangkan alasan mengapa mengayunkan kaki menyusuri jalan ini jauh lebih baik daripada di atas kendaraan.

Ini baru sebagian dan masih banyak lagi yang menanti. Perhatikan saja apa yang bisa ditemukan tidak jauh dari sini.

6. Hotel Salak The Heritage (Cagar Budaya)

Berjalan Kaki Di Jalan Juanda Bogor
Hotel Salak The Heritage

Sebuah hotel? Ya. Sebuah hotel.

Tidak. Anda tidak akan dipaksa untuk menginap di hotel berbintang empat ini. Kalau Anda menginginkannya tentu lebih baik, tetapi bukan itu yang dimaksud.

Hotel Salak The Heritage adalah satu-satunya hotel dari abad ke-19 yang masih berdiri dan beroperasi hingga saat ini.

Dibangun tahun 1856 dengan nama yang berbeda. Jadi usianya bisa entah berapa kali lipat umur Anda. Oleh karena itu selain sebagai tempat orang menginap, bangunan ini merupakan salah satu cagar budaya Kota Bogor.

Mengenai asal mula keberadaan hotel ini dan mengapa bisa disebut sebagai si Hotel Perak bisa dilihat di Hotel Salak The Heritage – Sejarah Si Hotel Perak.

7. Balaikota Bogor (Cagar Budaya)

Berjalan Kaki Di Jalan Juanda Bogor
Balaikota Bogor

Bergandengan dengan sang Hotel Perak, terdapat pula sebuah cagar budaya lain. Disinilah dahulu, ketika Belanda masih berkuasa, para petinggi Belanda menikmati kehidupan sosial ala jetset di masa tersebut.

Para sosialita, selebriti abad ke-19 berdansa dan melakukan pesta layaknya di sebuah klub malam. De Societeit namanya saat itu.

Dahulu! Kata ini ditebalkan dan dibuat miring karena yang Anda akan temukan adalah Balaikota Bogor. Memang itulah bangunan yang Anda sedang pandangi saat ini.

Lha? Untuk lebih jelasnya silakan simak Balai Kota Bogor – “klub sosialita” masa lalu.

8. Pertigaan (pertemuan dengan Jalan Kapten Muslihat)

Apa menariknya membahas mengenai pertigaan yah? Memang begitu juga pemikiran saya.

Bagian ini hanya menunjukkan sedikit informasi yang mungkin bisa membantu Anda ketika berkunjung ke Bogor.

papan informasi turis3Papan Informasi Turis

Sebuah tempat dimana pengunjung bisa mendapatkan gambaran singkat tentang beberapa tempat menarik yang ada di kota ini.

Terletak di sebuah taman kecil di seberang pertigaan.

Berjalan Kaki Di Jalan Juanda Bogor
Patung Bunga Bangkai

Patung Bunga Bangkai

Bagi Anda yang datang ke Bogor berharap bisa melihat Bunga Bangkai asli, mungkin seperti bermain jackpot.

Kalau beruntung, Anda bisa melihatnya. Kalau tidak, lihat patungnya saja dulu.

O ya. Bunga bangkai itu bukan Rafflesia Arnoldi ya. Keduanya berbeda jauh bentuk dan jenisnya. Nama latin bunga bangkai adalah Amorphophallus.

Jalan Kapten Muslihat

Ini jalan yang harus Anda tempuh kalau hendak meninggalkan Bogor dengan memakai jasa Commuter Line. Stasiunnya terdapat di jalan ini.

9. SMPN 1 dan SMAN 1 Bogor (Cagar Budaya)

Berjalan Kaki Di Jalan Juanda Bogor
SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 Bogor

Dua sekolah terfavorit dan dianggap sebagai yang terbaik di Kota Bogor. Sarat dengan prestasi dalam berbagai hal dan lulusannya sudah banyak yang menduduki jabatan penting.

Contohnya Sang Walikota Bogor, Bima Arya adalah lulusan SMA Negeri 1 Bogor.

Selain, cobalah perhatikan bangunan yang berada di antara kedua sekolah tersebut. Tidak kah Anda melihat bahwa bangunan ini bercorak Bogor di masa lalu?

Memang bangunan yang dipergunakan SMP dan SMA Negeri 1 Bogor ini menempati bangunan yang dulunya merupakan sekolah pertama bagi kalangan pribumi.

Bangunan SMP Negeri 1 sudah lebih dulu ada di awal tahun 1900-an, sedangkan yang SMA Negeri 1 lebih muda beberapa puluh tahun karena dibangun sekitar 1946.

Meskipun sudah banyak bagian yang diremajakan/renovasi, kedua sekolah ini masuk dalam daftar 487 bangunan cagar budaya Kota Bogor.

Berjalan kaki di Jalan Juanda Bogor
Taman Gantung di SMP Negeri 1 Bogor

Vertikultur di SMP Negeri 1 Bogor

O ya. Perhatikan dinding di dekat SMP Negeri 1 Bogor.

Anda akan melihat sebuah kreatifitas disana.

Sebuah taman gantung. Kalau diperhatikan lebih dekat, maka akan terlihat bahwa taman gantung tersebut terbuat dari bahan-bahan yang tidak terpakai.

Pot-pot yang dipergunakan terbuat dari potongan botol plastik bekas air mineral.

Sangat kreatif. Bukankah begitu?

10. Gang Selot (Kuliner)

Berjalan kaki di Jalan Juanda Bogor
Taman Gantung SMP Negeri 1 Bogor

Bukan tempat kuliner mewah. Gang Selot sebenarnya hanya tempat jajan para siswa di SMP dan SMA Negeri 1 Bogor.

Tidak heran jajanan dan makanan yang ada disana ringan-ringan saja dan terjangkau oleh kantong pelajar.

Belakangan ini banyak sekali alumni kedua sekolah yang sering bernostalgia menikmati tahu slawi, mie ayam disana. Alhasil, gang Selot tidak lagi ramai dikunjungi para pelajar tetapi juga orang-orang dewasa.

Bahkan tidak jarang, pengunjung Kebun Raya menyempatkan mampir.

Mungkin Anda berminat mencoba tahu slawinya. Itu salah satu hal yang selalu dikenang lulusan kedua sekolah ini, termasuk saya.

11. Gereja Zebaoth / Gereja Ayam (Cagar Budaya)

Berjalan Kaki di Jalan Juanda Bogor
Gereja Zebaoth

Satu lagi bangunan yang akan ditemukan saat berjalan kaki di Jalan Juanda Bogor lagi-lagi sebuah cagar budaya.

Nama ngetopnya Gereja Ayam. Nama resminya Gereja Zebaoth.

Sebuah bangunan yang sudah berusia hampir 1 abad. Bisa terlihat dari struktur dan gaya bangunannya.

Untuk mengetahui mengapa lebih dikenal sebagai Gereja Ayam, silakan simak Gereja Zebaoth Bogor – Gereja Ayam.

12. Herbarium Bogoriense/Museum Etnobotani (Cagar Budaya)

Berjalan Kaki di Jalan Juanda Bogor
Museum Etnobotani

Satu lagi yang akan ditemukan selama berjalan kaki di Jalan Juanda Bogor.

Sebuah tempat menyimpan berbagai artefak yang berkaitan dengan bagaimana hubungan antara kehidupan manusia dan alam.

Museum Etnobotani. Dulunya bernama Herbarium Bogoriense dan masih terkait dengan Kebun Raya karena bernaung dalam satu induk, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Sayangnya kalau hari Sabtu dan Minggu serta hari libur, kita tidak bisa mengunjunginya.

Museum ini juga merupakan salah satu nama yang akan ditemukan dalam daftar panjang bangunan cagar budaya Kota Bogor.

13. Kantor Pos Bogor (Cagar Budaya)

Berjalan Kaki Di Jalan Juanda Bogor
Kantor Pos Bogor

Kita lewatkan beberapa bangunan modern. Kita skip juga kenyataan kalau pemandangan Jalan Juanda Bogor setelah Herbarium Bogoriense sangat menyejukkan mata.

Kita langsung saja ke Kantor Pos Bogor.

Bukan untuk mengirimkan sesuatu. Hanya ingin menunjukkan sebuah bangunan bersejarah lainnya.

Bangunan yang sekarang menjadi kantor pos itu dulunya adalah sebuah gereja di masa penjajahan Belanda. Namanya Gereja Simultan.

Usianya cukup tua karena merupakan salah satu gereja pertama yang berdiri di Bogor. Ia lebih dulu ada dibandingkan bahkan Gereja Zebaoth.

Untuk cerita lengkapnya silakan kunjungi : Kantor Pos Bogor – Siapa Nyana…..

Kalau mau membeli oleh-oleh juga bisa. Di dalam lingkungan kantor pos ini biasanya terdapat beberapa pedagang talas Bogor (Colocasia Esculenta)

14. Bogor Trade Mall

Berjalan Kaki di Jalan Juanda Bogor
Bogor Trade Mall

Supaya tidak bosan melihat cagar budaya terus, bagaimana kalau kita mampir sejenak ke sebuah tempat.  Suasananya jelas berbeda dengan yang kita temui selama berjalan kaki di Jalan Juanda Bogor.

Sebuah mall.

Ya. Jelas tidak memiliki ciri peninggalan masa lalu.

Bogor Trade Mall atau lebih sering disebut BTM. Salah satu dari paling tidak 13 pusat perbelanjaan modern di Kota Bogor.

Baca Juga : 13 Pusat Perbelanjaan Modern di Kota Bogor

BTM juga dikenal sebagai salah satu sentra penjualan smartphone atau handphone. Sebuah bioskop juga terdapat didalamnya selain berbagai dept store.

Sebelum menjadi sebuah mall, di lokasi ini terdapat sebuah bioskop, Ramayana Theater.

15. Lawang Seketeng

Lawang Seketeng
Lawang Seketeng

Selepas BTM, di seberang bangunan yang dulunya merupakan pintu masuk ke Museum Zoologi, akan terlihat penuh keriuhan aktifitas jual beli.

Memang di seberang Kebun Raya setelah BTM, ada sebuah daerah bernama Lawang Seketeng.

Lawang Seketeng dikenal sebagai pusat penjualan ikan asin di Kota Bogor. Banyak pedagang dan toko di berbagai daerah mengambil suplai ikan yang diawetkan ini dari grosir di tempat ini.

16.Laboratorium Voor Agrogeologie En Grond Onderzoek dan Hoofdkantoor Van Het Boswezen te Buitenzorg

jalan juanda bogor4

Sengaja nama asli dua bangunan peninggalan masa kolonialisme yang dipakai.

Ini adalah dua bangunan terakhir yang dalam rangkaian perjalanan menyusuri jalan Juanda Bogor.

Bila kedua bangunan ini sudah terlihat maka, Jalan Juanda akan mendekati akhir.

Sama dengan yang lain kedua bangunan ini sudah diusulkan sebagai bagian dari cagar budaya di Kota Bogor.

17. Taman Suryakencana

Taman Suryakencana Bogor
Taman Suryakencana

Yah. Berarti kegiatan kita hari ini, berjalan kaki di jalan Juanda sudah berakhir.

Taman Suryakencana menunjukkan bahwa jalan yang berada setelah taman kecil ini bukan lagi Jalan Juanda.

Jalan itu adalah Jalan Suryakencana yang merupakan salah satu tempat favorit bagi penggemar kuliner.

Saya untuk sementara ini akan istirahat dulu. Silakan lanjutkan berwisata kuliner di Jalan Suryakencana bila Anda mau. Atau bisa juga Anda menikmati wisata budaya di bawah ini.

18. Kebun Raya Bogor

Berjalan Kaki di Jalan Juanda Bogor
Pintu Kebun Raya Bogor

Ini pemandangan terakhir di ujung Jalan Juanda yang berbatasan dengan Jalan Otto Iskandar.

Nah. Perjalanan kita kali ini sudah selesai.

Sebenarnya ada beberapa hal lain terdapat di Jalan Juanda seperti Royal Hotel Bogor yang baru soft opening pada saat tulisan ini dibuat atau bangunan modern. Saya sengaja lewat karena tentu kurang menarik.

Mungkin Anda bertanya mengapa begitu banyak cagar budaya atau bangunan bersejarah yang ditemukan selama berjalan kaki di Jalan Juanda.

Penjelasannya sederhana sekali. Sejak Istana Bogor berdiri di tahun 1745, kota ini seperti dibangun di sekelilingnya. Jadi bisa dikata pusat Kota Bogor adalah istana itu sendiri.

Nah, dengan pusat pemerintahan di Istana Bogor, berbagai sarana penunjang dan kantor pemerintahan pada masa kolonial Belanda dibangun di lokasi terdekat, yaitu Jalan Juanda.

O ya. Jalan Juanda juga merupakan bagian dari De Grote Post Weg yang dibangun tahun 18108-1811.

Jalan Juanda Bogor (18)Kira-kira itulah yang akan Anda temui ketika sedikit berolahraga dan berjalan kaki di Jalan Juanda Bogor. Tidak terlalu melelahkan, bukan begitu?

Lagipula berjalan kaki di Jalan Juanda cukup nyaman. Trotoarnya lebar dengan pepohonan yang cukup rindang.

Tidak terasa terlalu panas. Apalagi di pagi hari, suasananya akan terasa cukup sejuk.

Nah, kalau Anda naik angkot, berada di dalam mobil, atau di atas sepeda motor, apakah hal-hal itu akan terlihat oleh Anda?

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.