Foodtruck : si Darling alias Dapur Keliling Yang Mulai Menggoda

Akankah dunia perkulineran Bogor berubah? Wajah cantik si Darling sudah mulai menampakkan diri dan menggoda warga di Kota Hujan.

Bingung dengan hubungan kuliner dengan si Darling? Jangan. Anda tidak membaca Lovely Bogor untuk dibuat pusing, okelah terkadang diajak berpikir sedikit, tetapi jangan sampai bingung bin pusing.

Darling, bukan nama panggilan atau kalau dalam bahasa Inggris berarti “yayang”. Kata ini, dalam tulisan ini adalah singkatan dari Dapur Keliling , atau dalam bahasa orang bulenya Foodtruck. Yang manapun kalau istilah yang Anda dengar merujuk pada sesuatu yang sama, yaitu tempat dimana kita bisa menikmati makanan, jajanan atau kuliner.

Bedanya dengan tempat kuliner yang sudah banyak di Bogor adalah menerapkan prinsip “Kejarlah Daku Kau Kutangkap” atau “Jinak-jinak Merpati” alias mobile dan bergerak. Karena itulah namanya dapur keliling karena usaha ini tidak memiliki lokasi yang tetap.

Foodtruck alias si Darling atau Dapur Keliling

Foodtruck si dapur keliling

Usaha kuliner secara berkeliling bukanlah sebuah barang baru di Bogor. Sudah sejak lama hal itu dilakukan dan bahkan banyak usaha kuliner di Kota Hujan ini dirintis dengan metode yang sama, Biasanya mereka dengan menggunakan gerobak atau sepeda meloncat dari satu lokasi ke lokasi yang lainnya, Hingga sekarang ini masih bisa ditemukan usaha kuliner keliling tradisional seperti ini.

Tetapi, foodtruck, atau si Darling agak berbeda sedikit. Berkelilingnya sih sama tetapi yang satu ini tidak lagi mempergunakan sepeda atau gerobak. Darling atau dapur keliling seperti memboyong seluruh dapur dan bukan cuma kompor dan piringnya saja. Makanya nama lainnya adalah Dapur Keliling.

Asal muasal foodtruck memang bukan lahir di negara ini. Pertama kali lahir di awal abad ke 19 di Amerika Serikat ketika seorang bernama Charles Goodnight memperlengkapi karavannya yang ditarik kuda dengan berbagai perlengkapan dan bahan untuk memasak. Dalam tempat itu ia bisa memasak dan melakukan aktifitas dapur lainnya.

Karavannya sendiri memiliki jendela layanan di bagian sisi. Dari sinilah ia melayani dan memberi suplai tentara-tentara Amerika Serikat di kala itu dari satu tempat ke tempat lain.

Dapur keliling komersial, alias memang benar-benar ditujukan untuk bisnis ditemukan pada tahun 1872 ketika seorang bernama Walter Scott dengan karavan makan siangnya di Rhode Island, Amerika Serikat. Ia menjual kopi, sandwiches dan makan siang lainnya kepada para wartawan dan jurnalis yang berada di dekat tempatnya mangkal.

Foodtruck memiliki beberapa sebutan lain di negara asalnya, seperti “roach coaches” aloas gerbong kecoa. Mungkin namanya mengacu pada sifat si dapur keliling yang berpindah-pindah dan tidak bisa diam di satu tempat.

Keberadaan dapur keliling ini ditujukan mayoritas untuk memudahkan para pekerja yang memiliki waktu terbatas untuk menemukan tempat makan secara cepat. Oleh karena itu biasanya mereka ditemukan di beberapa lokasi yang berdekatan dengan area perkantoran agar para pekerja kantor dapat dengan mudah menjangkaunya.

Makanan yang disajikan oleh foodtruck pun biasanya adalah makanan yang mudah dibawa karena kebanyakan Darling tidak menyediakan tempat duduk karena lahan yang dipergunakan adalah lahan umum.

Di banyak negara maju, seperti Amerika Serikat, tingkat persaingan usaha jenis ini sangat ketat dan membuat pemerintah turun tangan agar tidal terjadi persaingan tidak sehat. Ada peraturan khusus yang dikeluarkan untuk mengatur jadwal kapan dan dimana sebuah foodtruck bisa beroperasi. Satu tempat terkadang bisa dipakai beberapa jenis foodtruck dengan jadwal yang berbeda.

Foodtruck di Bogor

Foodtruck si dapur kelilingBelum banyak. Masih segelintir walau penampakannya mulai bisa ditemukan di berbagai event yang mengundang keramaian.

Kehadirannya cukup mencolok dan berbeda dari yang lainnya. Bila dalam event-event seperti ini kuliner biasanya dijajakan dengan mendirikan tenda, si Darling menampilkan wajah yang berbeda. Mereka hanya perlu membuka jendela sampingnya dan kemudian memasang beberapa meja atau kursi plastik, jadilah sebuah kafe dadakan yang tidak kalah dengan kafe pinggir jalan lainnya yang banyak ada di Bogor.

Biasanya mobilnya dicat dengan warna-warna cerah yang menyilaukan mata. Rasanya memang disengaja agar menarik perhatian yang lewat.

Selama perjalanan saya berkeliling Kota Bogor mencari bahan tulisan untuk blog ini, belum begitu sering saya menemukan si Darling. Kalau menurut dik Herry, usianya jelas lebih muda dari saya, dari Dynamic MG, co-event khusus foodtruck, memang baru belasan Dapur Keliling yang beroperasi di Bogor. Bahkan kalau di seluruh Indonesia pun jumlahnya baru mencapai 500-an.

Tentu saja belum banyak karena pola hidup masyarakat Indonesia dan Bogor yang belum terbiasa dengan kehadiran si Darling ini. Padahal kalau menurut penuturannya dalam acara Bazaar yang digelar D’Anaya hotel beberapa minggu yang lalu, Foodtruck sudah hadir sejak tahun 2008-an di Indonesia.

Bahkan, dalam acara tersebut satu dari dua foodtruck yang mangkal bukan berasal dari Bogor dan karena asalnya dari Bekasi, the Chickano yang menjual makanan ala Barat. Yang satu lagi Bakso Atomik, yang sudah memiliki gerai di Bogor tetapi foodtruck roda tiganya dari Tangerang.

Jadi memang bisa dikata, foodtruck di Bogor belum begitu berkembang.

Konsepnya juga agak berbeda dibandingkan dengan di tempat asalnya. Bila di tempat asalnya foodtruck atau si Dapur Keliling justru lebih sering mangkal di tempat umum yang ramai, si Darling versi Indonesia masih bergantung pada event-event yang menjanjikan keramaian.

(Simak cerita Tansuke di : Tansuke – Bukan Dari Negeri Sakura Asli Bogor lho!)

Masa Depan si Darling di Kota Bogor

Warung Tansuke - Ketan Susu Keju

Mungkin memang baru segelintir, tetapi kalau diperhatikan dengan seksama, Dapur Keliling seperti ini memberikan sebuah warna tersendiri dalam dunia perkulineran, bukan hanya di Bogor saja, tetapi juga di seluruh Indonesia.

Mereka memberikan sebuah nuansa baru dan berbeda.

Bila biasanya orang-orang yang berkunjung ke sebuah tempat, kali ini justru sang Darling yang akan menyambangi.

Tidak bisa dipandang remeh karena yang seperti itu sesuai dengan karakter masyarakat dewasa ini yang agak “terlalu” malas untuk bergerak.

Lagi pula, ada hal lain yang ditawarkan foodtruck selain makanan. Justru saat ini merupakan sesuatu yang membuatnya berbeda dibandingkan yang sudah ada. Hal itu adalah gaya hidup.

Berkuliner di foodtruck jelas berbeda dengan makan di warung atau rumah makan. Suasananya sangat berbeda. Ada kesan modern (karena memang ditiru dari negara-negara maju yang dianggap lebih modern), ada kesan bebas, dan juga ada kesan santai.

Segala sesuatu yang ada di usaha kuliner yang umum seperti ditentang oleh kaum Dapur Keliling ini. Mereka tidak lagi statis, mereka sangat mobile dan sesuai dengan ciri masyarakat sekarang.

Hal itu membuatnya menjadi berbeda dan seperti biasa berbeda itu bisa menjadi sangat menarik.

Mungkin dalam waktu tidak berapa lama lagi, kehadiran mereka akan semakin banyak di Kota Hujan ini.

Itu prediksi saya, bisa salah dan bisa benar. Hanya, kalau mendengar penuturan dik Herry tersebut, dimana pemodal salah satu dari foodtruck yang hadir saat bazaar itu berasal dari luar negeri, rasanya sangat besar prediksi itu terjadi.

Asumsinya, kalau seorang investor dari luar negeri berani masuk ke pasar di Indonesia, tentunya ia melihat sebuah peluang dan pangsa pasar yang besar. Tidak bisa disalahkan dengan karakter orang Indonesia yang selalu mengikuti tren, maka besar kemungkinan pasar tersebut akan terus membesar seiring dengan semakin biasanya masyarakat dengan keberadaan si Darling ini.

Cara mengetahui keberadaan sebuah Foodtruck

Warung Ketan Susu Keju

Ada satu masalah tentunya yang menjadi pertanyaan setiap pecinta kuliner. Kalau ternyata makanan yang ditawarkan sebuah foodtruck sesuai dengan lidah kita, tentunya akan hadir rasa ingin menikmatinya lagi.

Hanya, karena foodtruck sifatnya mobile alias tempatnya tidak tetap, begitu juga jadwalnya, tentunya akan sulit untuk mengetahui posisinya. Berbeda dengan tempat kuliner statis yang alamatnya jelas dan pasti.

Lalu bagaimana cara mengetahui keberadaan sebuah foodtruck?

Tipsnya, saat pertama kali membeli di sebuah Foodtruck, jangan lupa catat no HP atau Twitter ID atau Facebook ID dari si Darling. Biasanya mereka akan memanfaatkan media sosial untuk memberitahukan pelanggannya posisi yang akan disinggahinya serta waktunya.

Jadi, dengan memperhatikan twit-an mereka, maka Anda bisa membuat jadwal kunjungan menikmati makanan yang Anda sukai.

Kalau ingin mencicipi jenis makanan foodtruck yang lain? Gampang! Setiap ada event keramaian di Kota Bogor sepertinya, para Darling akan banyak yang hadir, paling tidak 3-4 kendaraan akan mangkal. Coba saja! Saya sudah beberapa kali bertemu dengan mereka.

Ingin bergabung dengan komunitas foodtruck?

Foodtruck si darling

Jangan tanya saya. Jujur saja, saya bukan pengusaha kuliner tetapi berdasarkan hasil ngobrol-ngobrol cukup lama, saya mendapatkan informasi bahwa ada komunitas Darling alias Dapur Keliling di Facebook.

Mungkin Anda bisa mencoba bergabung dengan salah satunya. Kata kuncinya cukup foodtruck di Indonesia atau Darling atau Dapur Keliling. Saya menemukan sudah cukup banyak berita dan artikel terkait dengan usaha kuliner keliling ini.

Kalau Anda ingin ikut hadir dalam satu event tertentu, mungkin sebaiknya Anda hubungi orang yang lebih mengerti tentang itu.

Silakan hubungi Herry dari Dynamic MG di nomor 081256683871. Berdasarkan informasinya, beberapa foodtruck yang berada di bawah koordinasinya sudah melanglang bahkan untuk menghadiri event di luar Pulau Jawa.

Bagaimana dengan rasa makanan yang ditawarkan? Maaf. itulah parahnya saya. Saking asyiknya berbincang, saya sampai lupa membeli dan mencicipi makanan yang ditawarkan. Jadi, maybe next time, saya bisa ceritakan kepada Anda.

Sabar yah.

Mari Berbagi

2 thoughts on “Foodtruck : si Darling alias Dapur Keliling Yang Mulai Menggoda”

  1. sayang tidak sedikit pula darling yang memakan badan jalan, mengganggu (bahkan membahayakan keselamatan) pengguna jalan lainnya…

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.