Waduh. Bener-bener waduh. Membaca judul berita di harian Radar Bogor, edisi Jum’at 5 Agustus 2016, benar-benar bikin hati “mencelos“. Judulnya “Istana Bogor Tak Bersertifikat”.
Entah apa padanan kata untuk menggambarkan keterkejutan dan takut. Tapi, rasanya memang begitu perasaan saya.
Bagaimana tidak, bangunan bersejarah yang bukan hanya milik Bogor, tetapi juga Indonesia belum memiliki terdaftarkan di Badan Pertanahan Nasional. Bagaimana kalau tiba-tiba ada yang mengklaim tanahnya sebagai miliknya? Bakalan runyam.
Selain Istana Bogor, ternyata juga Balai Kota Bogor, dan beberapa tempat penting lainnya juga belum memiliki sertifikat.
Berita yang benar-benar mengejutkan dan bikin kepala menggeleng-geleng walau sedang tidak pusing.
Setelah berpuluh tahun dan begitu gencarnya pemerintah meminta warganya mengurus surat-surat pertanahan, ternyata mereka sendiri alpa mengurus bangunan yang tak ternilai harganya itu. Rumah saya saja ada sertifikatnya, kok bisa Istana Bogor tak bersertifikat?
Hanya bisa berharap agar urusan sertifikat ini bisa segera diselesaikan. Yang pasti, tentunya menjadi pembelajaran bagi Pemkot Bogor bahwa sistem administrasi mereka masih banyak bolongnya.
Bolong yang memungkinkan timbulnya masalah di kemudian hari.
Jangan sampai tiba-tiba berbagai tempat dan lokasi yang bernilai sejarah tinggi diklaim oleh pihak yang tiba-tiba muncul. Jangan sampai tiba-tiba Istana Bogor diblokir orang lain, kan kasihan Pak Jokowi mau berkantor di Istana Bogor nanti minta izinnya sama centeng dari orang tak dikenal.
Semangat pak. Tolong segera diurus ya!
