Jalan Dewi Sartika – Jalan atau Pasar ?

Pemandangan jalan Dewi Sartika Minggu 02 Februari 2015 bila dilihat dari lantai 2 Pasar Anyar (atau Pasar Kebon Kembang sekarang) ternyata membuat kepala tak henti bergeleng. Itu jalan atau pasar?

Berjalan Kaki Di Jalan Dewi Sartika

Mengapa bisa begitu ? Yah, karena kalau menurut definisi kamus tentang jalan adalah tempat lalu lintas orang dan kendaraan. Sedangkan, yang terlihat di sepanjang jalan tersebut adalah aktifitas jual beli.

Tenda-tenda dan bangunan semi permanen pedagang berjejer di badan jalan. Di sisi lainnya, lapak-lapak pedagang sayur , buah, ayam potong dihamparkan begitu saja di badan jalan.

Suasana yang ada disana tidak seperti aktifitas di atas sebuah jalan. Lebih mirip sebuah pasar dibandingkan sebuah jalan.

Sekilas jalan Dewi Sartika Bogor

jalan dewi sartika Bogor
Jalan Dewi Sartika di pertemuan dengan Gang Batu

Jalan ini membentang dari Selatan ke Utara. Titik pangkalnya ada di pertemuan dengan jalan Sawojajar dan titik akhirnya di pertigaan jalan Kapetn Muslihat. Panjangnya mirip dengan panjang rata-rata jalan di Bogor, sekitar 1 kilometer saja.

Dibangun bersamaan dengan berdirinya Pasar Anyar (Pasar Kebon Kembang sekarang) tahun 1881. Sepertinya memang dibangun untuk memberikan akses bagi penduduk untuk menuju pasar tersebut.

Nama awalnya adalah Park Weg atau Jalan Taman. Hal ini berkaitan dengan keberadaan Wilhelmina Park. Taman ini kalau melihat lokasi saat ini memanjang sejak Borobudur Plaza sampai dengan Plaza Kapten Muslihat di ujung jalan ini.

Di kemudian hari dan sampai saat ini jalan ini dikenal sebagai jalan Dewi Sartika.

Nama tersebut adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Jawa Barat, Raden Dewi Sartika. Dia adalah perintis pendidikan untuk anak-anak pribumi di Jawa Barat yang lahir tahun 1884 wafat 1947.

Pasar Anyar Bogor terletak persis di tengah jalan Dewi Sartika ini. Di titik sini pula, jalan ini bertemu dengan jalan Pengadilan, MA Salmun dan gang Batu. Sejajar dengan jalan ini dan mengapit Pasar Anyar, terdapat jalan Nyi Raja Permas (yang merupakan ibu dari Dewi Sartika)

jalan dewi sartika bogor
Jalan Dewi Sartika Bogor di pertemuan dengan jalan Pengadilan

Pasar atau Jalan ?

Pertanyaan tersebut mengacu pada situasi terkini, sampai hari ini.

Memang sejak tinggal di Bogor, jalan Dewi Sartika adalah sebuah lokasi dimana aktifitas perdagangan merupakan bagian darinya. Bisa terlihat dari jejeran toko-toko di sepanjang jalan. Hanya di bagian yang berdekatan dengan jalan Sawojajarlah yang kala itu tidak terlihat pertokoan.

Walaupun demikian, situasi tersebut berubah sangat jauh berubah. Bila di masa lalu jual beli dilakukan di pertokoan sekarang hal tersebut bisa ditemukan bahkan di badan jalan.

Pedagang kaki lima menjamur menguasai badan jalan terutama di area yang menuju arah jalan Sawojajar. Ratusan pedagang tidak mempedulikan aturan menggelar lapak mereka di sisi kanan kiri jalan.

Tenda-tenda didirikan, meja-meja dipasang dan bahkan sekedar alas berjualan semua ditaruh sembarangan di badan jalan. Hasinya adalah penyempitan disana-sini. Angkot menambah parah dengan menjadikan beberapa titik sebagai tempat menunggu penumpang. Belum termasuk parkiran motor yang juga ada di atas jalan ini

jalan dewi sartika Bogor
Jalan Dewi Sartika di depan Pasar Anyar (Pasar Kebon Kembang) Bogor

Perambahan area jalan Dewi Sartika untuk lahan berjualan terlihat semakin parah setelah usaha penertiban di jalan MA Salmun dilakukan. Rupanya pedagang-pedagang disana beralih tempat kesini

Agak berbeda sedikit dengan paruh jalan Dewi Sartika yang mengarah ke jalan Kapten Muslihat. Disini penyempitan disebabkan banyaknya parkir yang lagi-lagi menghabiskan lahan jalan.

Kesemuanya memberikan kesan ketidakteraturan yang sangat di jalan Dewi Sartika.

———

Sangat disayangkan belum ada usaha untuk menertibkan para pedagang tersebut. Padahal keberadaan mereka membawa banyak dampak negatif bagi pemilik toko resmi di jalan ini.

Begitu juga dampak buruk bagi kebersihan karena sepertinya aturan tentang membuang sampah “tidak diberlakukan” disini. Para pedagang di jalan seenaknya meninggalkan sampah bekas dagangan disana sini. Suasana menjadi terasa kotor dan kumuh di sepanjang jalan.

Belum ditambah kemacetan parah tiap harinya karena penyempitan. Kebiasaan buruk angkot Bogor menambah ruwetnya jalan ini.

Lucunya, justru bagian jalan Dewi Sartika yang paling rapi dan mulai terlihat tertata ada di bagian jalan di depan Pasar Anyar. Usaha pemda Bogor untuk menata ulang pasar yang namanya dikembalikan menjadi Pasar Kebon Kembang, terlihat mulai membuahkan hasil.

Padahal area pasar seharusnya merupakan bagian yang terparah kesemrawutannya tetapi terlihat justru menjadi yang paling tertata.

Mungkin, bisa jadi Pasar Anyar sudah berpindah tempat. Berpindah ke “jalan Dewi Sartika”. Maksud saya benar-benar di atas jalannya.

Berjalan Kaki Di Jalan Dewi Sartika Bogor

Apa Yang Bisa Ditemukan di jalan Dewi Sartika ?

Selain tentunya Pasar Anyar (Pasar Kebon Kembang), ada beberapa tempat seperti

– Mesjid Agung Bogor : terletak di paruh jalan yang mengarah ke jalan Kapten Muslihat

– Taman Ria Ade Irma Suryani : di sebelah mesjid Agung

– Taman Topi : berada di sisi kanan jalan

– Dewi Sartika Plaza : di jalan Dewi Sartika yang mengarah ke jalan Sawojajar

– Berbagai pertokoan terdapat di area jalan yang berdekatan dengan Pasar Anyar. Sedangkan di ujung jalan yang mengarah ke Selatan diisi dengan berbagai perkantoran seperti kantor cabang bank dan sebagainya.

Cara menuju ke jalan Dewi Sartika

– dari arah Utara : jalan ini bisa ditempuh dari jalan Sawojajar. Angkot yang melewati ruas ini adalah 07/16 Merah dan 07/08 Biru. (Lihat rute angkot di bagian informasi)

– dari arah Selatan : bila memakai kendaraan pribadi, berbelok ke kiri di depan Taman topi maka anda sudah memasuki jalan ini. Angkot no 12 Merah akan melalui paruh utara jalan sebelum berbelok ke jalan Pengadilan. No 03 Merah juga melaluinya dan berbelok ke arah jalan Gedong Sawah

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.