Kembang Bokor – Lakmus Alami Nan Cantik

Pernah melihat bunga jenis ini? Pasti pernah! Namanya Kembang Bokor atau Bunga Bokor.

Kalau Anda berwisata ke Kawasan Puncak, atau Cisarua, hampir pasti terlihat banyak sekali penjual bunga ini. Warna-warninya banyak dan sangat memikat.

Biasanya, dengan penampakan yang sedemikian cantik, akhirnya kita tergoda untuk membeli sepot atau dua.

Nah, pengalaman saya sendiri sesampainya di rumah dan ditanam entah di pekarangan atau dalam pot, sang bunga rontok. Kadang akhirnya sang pohon wafat dengan sukses.

Kalaupun kita masih beruntung, sang pohon akan tetap hidup tetapi sulit sekali berbunga. Diberi berbagai macam pupuk tetapi tidak keluar juga bunganya.

Kadang juga tanaman ini menjadi PHP alias Pemberi Harapan Palsu. Ketika dibeli berwarna biru muda, tetapi ketika ditanam dirumah menjadi putih kekuningan atau merah muda.

Memang menyebalkan kembang ini.

Mengenal Kembang Bokor

Kembang Bokor Di Bogor
Deretan Kembang Bokor di dekat Michael Resort di Gunung Salak Endah

Sebenarnya semua itu bukan karena salah si Kembang Bokor. Kesalahan terletak pada kitanya karena kurang mengenal tanaman ini.

Kembang Bokor memiliki nama genus Hortensia, mirip dengan tokoh nenek sihir dalam kartun Donald Bebek. Kalau dalam bahasa Inggris Hydrangea.

Genus ini terdiri dari 70-75 spesies yang merupakan tanaman dari kawasan sub tropis di Asia, seperti Tiongkok/Cina, Jepang tetapi juga ada di daerah Indonesia yang berhawa sejuk.

Kata “berhawa sejuk” ditebalkan karena itulah inti dari kegagalan menanam bunga ini. Meskipun dalam banyak kasus tanaman ini bisa juga ditanam di daerah panas, tetapi biasanya mereka kalau tidak mati, ya malas berbunga.

Itulah mengapa ketika kita membeli di Puncak atau Cisarua tanaman terlihat segar dan cantik, tetapi begitu sampai di rumah, hasilnya terbalik.

Puncak berhawa sejuk menjurus dingin, begitu pula Cisarua. Jelas sekali memiliki suhu dan iklim yang berbeda dengan sebagian besar wilayah Kota Bogor yang semakin panas. Perbedaan inilah yang membuat pertumbuhannya seperti terhambat.

Bayangkan ketika tanaman ini dibawa ke Jakarta yang sudah pasti lebih panas dibandingkan dengan Bogor. Lalu apa jadinya?

Kembang Bokor Si Pemberi Harapan Palsu

Kembang Bokor di Bogor
Kembang Bokor yang sudah tua dan yang masih muda

Mengenai warnanya yang ternyata sering tidak sesuai dengan saat dibeli, sebelum menuduh sang penjual berbuat curang, ada baiknya memahami karakter kembang ini.

Bunga Bokor memiliki bunga kecil-kecil yang berkerumun seperti sebuah bokor. Warna dasar bunganya adalah putih kekuning-kuningan. Ini warna aslinya lho.

Hanya, Kembang Bokor memiliki keunikan sendiri. Bunganya seperti kertas lakmus.

Tahukan kertas lakmus? itu loh kertas yang sering dipergunakan untuk melihat keasaman. Kalau biru biasanya kadar pH-nya berat ke “basa”, kalau merah berat ke “asam”.

Kembang Bokor Muda
Kembang Bokor Muda

Walau tidak seratus persen sama, Kembang Bokor memiliki kemampuan yang sama. Kalau tanah dimana ia hidup memiliki keasaman tinggi, maka bunganya akan berwarna “biru”. Semakin tinggi maka, warnanya akan semakin tua. Sebaliknya kalau tingkat pH cenderung ke “basa” maka warnanya menjadi merah muda.

Nah, kalau Anda membeli dalam polybag kemudian memindahkan ke tanah di pekarangan, tentu saja tingkat pH-nya berbeda. Itulah yang membuat warnanya sering tidak sesuai dengan ketika pertama kali dibeli.

Bukan karena trik dari si penjual, tetapi memang karena karakter si tanaman sendiri.

Foto-foto Kembang Bokor ini diambil di Kawasan Wisata Gunung Salak Endah di dekat Michael Resort yang berada di antara Curug Cigamea dan Curug Ngumpet II / Kondang.

Baca juga : Curug Cigamea – Si Sexy Desa Gunung Sari

Cantik memang dan memikat ketika melihatnya. Sayangnya saya sudah menyerah untuk mencoba menanam Bunga Lakmus ini.

Apalagi sudah tahu karakternya sebagai si PHP. Lebih baik, saya mengabadikan fotonya saja dibandingkan mencoba mengurusnya. Lebih baik mengikuti pepatah lama “Menyukai tidak berarti harus memiliki”.

Repot!

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.