Patung Budha Tidur di Vihara 8 Po Sat

Tidak banyak yang menyadari keberadaan Patung Budha Tidur Raksasa di Bogor. Meskipun sudah beberapa media massa memberitakan mengenai patung ini, warga di kota hujan rupanya masih banyak yang belum mengetahuinya.

Memang cukup wajar mengingat usia Patung Budha Tidur raksasa ini terbilang masih baru. Pembuatan baru rampung tahun 2012 setelah kurang lebih 2 tahun dalam pembangunan.

Lokasi dan makna Patung Budha Tidur Raksasa

Patung Budha TidurPatung ini terletak di bagian dalam sebuah vihara di kawasan Tonjong, Tajur Halang, Kabupaten Bogor. Nama viharanya adalah Vihara Buddha Dharma & 8 Po Sat. Kata delapan Po sat melambangkan 8 tokoh penting dalam agama Budha. Vihara ini sendiri berdiri antara tahun 2005-2006.

Pembangunan patung Budha Tidur ini sendiri memakan waktu cukup lama. Dua tahun diperlukan untuk mengerjakan postur Budha sepanjang 18 Meter dan tinggi 5 Meter ini.Lebih dari 500 zak semen dihabiskan untuk membentuk postur Budha sedang tidur ini.

Postur patung yang sang Budha dalam posisi miring dengan beralaskan bantal dan tangannya sendiri melambangkan sebuah makna. Sidharta Gautama, sang Budha biasa mendapatkan pencerahan.

Ada satu catatan sendiri. Yaitu mengenai lambang swastika di dada Patung Budha Tidur ini. Mungkin yang tidak memahami akan terhenyak dan kaget mengingat lambang itu adalah lambang Nazi. Saya mengalaminya ketika posting foto patung ini di komunitas Bogor dihapus secara tiba-tiba tanpa alasan.

Hanya saya menduga hal itu terkait dengan lambang swastika. Untuk mencegah adanya praduga tentang lambang ini, saya informasikan bahwa lambang swastika ada dalam agama Hindu dan Budha. Pada agama Budha lambang tersebut mencerminkan kesejahteraan dan umur panjang. 

Jadi bukan lambang Nazi. Oleh karena itu, bila anda sudah membaca tulisan ini, janganlah terlalu berprasangka terhadap adanya lambang tersebut di dada Patung Budha Tidur Raksasa.

Vihara Buddha Dharma

Patung Budha TidurVihara ini dibangun sekitar tahun 2005. Bentuknya sendiri cukup uni dan mencerminkan perpaduan berbagai macam kultur atau budaya.

Di bagian depan, pengunjung akan disambut dengan sebuah gerbang berwarna merah. Warna yang merupakan cerminan budaya etnis Cina. Memasuki bagian dalamnya terdapat dinding yang dipenuhi dengan relif bermotifkan Budha. Sayangnya saya tidak cukup berpengetahuan mengenai alur cerita pada relif tersebut.

Selain relif, terdapat pula sebuah stupa, mirip dengan stupa yang ada di candi Borobudur. Tidak mengherankan ada stupa ini disini mengingat Borobudur adalah candi Budha terbesar. Sebuah prasasti yang ditandatangani oleh pejabat Kementrian Agama pun terletak di halaman depan.

Patung Budha Tidur Raksasa sendiri berada di balik dinding ber-relif tersebut. Letaknya ada di sebuah bangsal tersendiri. Tentu saja!  mengingat ukurannya yang sangat besar, maka memang perlu ruang penempatan yang sama besarnya pula. Selain itu patung ini merupakan tokoh utama di vihara ini.

Di kedua dinding bangsal tempat patung ini berada, terdapat lemari kaca berisi ratusan patung-patung kecil. Meskipun kurang mengerti maknanya, saya duga patung-patung ini adalah persembahan dari keluarga-keluarga untuk anggota mereka yang sudah tiada. Terlihat terdapat label nama orang pada setiap patung tersebut.

Bolehkah pengunjung umum datang ?

Patung Budha TidurBoleh ! Meskipun sebenarnya Vihara ini merupakan tempat ibadah, umum diperkenankan datang untuk melihat. Kedatangan saya pagi ini disambut seorang anak muda bernama Kristian. Ia tinggal di vihara ini.

Dengan sangat ramah pemuda yang baru lulus SMA ini mempersilakan saya untuk melihat-lihat ke bagian dalam. Sepertinya ia sudah sangat paham bahwa keberadaan Patung Budha Tidur Raksasa ini akan menarik kedatangan bukan hanya yang berniat beribadah. Bahkan ia membantu menjelaskan mengenai sejarah vihara dan juga sang patung.

Hanya karena ini adalah tempat ibadah, maka diharapkan pengunjung umum memakai pakaian yang pantas. Begitu juga dengan sikap selama berada di dalam.

Anda diperkenankan mengambil foto . Hanya saja, mengingat adanya keyakinan bahwa tidak sopan membelakangi sang Budha, anda harus berada pada posisi menyamping agar punggung anda tidak menghadap patung ini.

Cara menuju ke lokasi Patung Budha Tidur Raksasa

Patung Budha Tidur– dari terminal Baranangsiang, pergunakan bis Pusaka jurusan Parung/Tangerang atau Lebak Bulus. Hanya itu cara paling praktis menuju kesini. Setelah perumahan Bilabong, kira-kira 2 Kilometer anda akan melihat di sisi kanan anda sebuah papan penunjuk untuk Vihara S Jin Ku Poh. Di bawahnya terdapat papan dengan tulisan Budha Tidur. Berhentilah disini.

Anda harus menyeberang. Anda harus melanjutkan perjalanan sejauh 1,5 kilometer ke dalam. Pergunakan ojeg karena tidak ada angkutan umum lainnya. Petunjuk jalan cukup jelas dan membantu anda menuju ke vihara Buddha Dharma

– dari stasiun Bogor, pergilah ke Terminal Merdeka . Lanjutkan dengan angkot no 06 Biru yang akan melewati jalur yang sama dengan Bus Pusaka. Kemudian lakukan hal yang sama dengan kalau memakai bus Pusaka.

– Bila anda membawa kendaraan pribadi akan lebih mudah bila melewati Lebak Bulus/Parung. Hanya bila anda melewati tol Jagorawi, keluarlah di Sentul Barat dan masuk ke Lingkar Luar Bogor. Keluar di ramp Jalan Soleh Iskandar (ujung LLB). Anda harus lurus dan mengambil ke arah Parung. Rutenya sama dengan angkot 06 Biru atau Bus Pusaka.

Mari Berbagi

4 thoughts on “Patung Budha Tidur di Vihara 8 Po Sat”

  1. Hai Mas Anton, salam kenal. Kebetulan sy tinggal di dekat kantor desa Tajur halang, jadi sangat mengenal vihara budha tidur dan situ tonjong. Sy lg senang mengeksplore wilayah sekitar tempat tinggal sy ini.
    Sy mempunyai kekhawatiran yg sama, setu tonjong aka semakin terkungkung bangunan2 perumahan/bangunan liar yg makin menjamur, seperti setu kemuning yg tdk jauh dari situ yg sdh hampir tertutup bangunan liar untuk kepentingan komersil yg sdh pasti tdk mengindahkan pemeliharaan kebersihan dan keindahan situ kemuning itu sendiri. Situ kemuning sdh tdk dapat dinikmati keindahannya dg bebas. Bersyukur situ Tonjong msh bisa dinikmati keindahannya dari pinggir jalan, dan msh bs mancing bagi yg hobi.

    Di daerah tonjong, sebenarnya ada bbrp (sekitar 5-6) buah vihara, namun yg besar adalah vihara Budha tidur dan tian jin ku poh. Di dekat Vihara Budha tidur afa Kopitiam 89 yg sering dijadikan tempat beristirahat, makan minum dan berbagi pengalaman bagi para goweser. Seru lho. Sampe sini dl sharing nya. Sekali lg salam kenal.

    Reply
    • Wah Evie.. makasih banget buat infonya. Iya saya juga sempat melihat ada bbrp vihara lain, cuna belum sempat berkunjung kesana lagi.

      Memang, saya juga khawatir soal situ Tonjong disana. Takutnya sebentar lagi bakalan tergusur. Evie mau coba buat tulisan tentang daerah sekitar Evie nggak, nanti saya muat di LB

      Reply
  2. lain kali dalam membuat deskripsi berikan fungsi pada deskripsi tersebut agar lebih lengkap
    i like your skript

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.