Berbagi informasi dan pengetahuan tentunya selalu dipandang sebagai sebuah kebaikan. Hal itu bisa membantu orang lain menjadi tambah pintar dan berpengetahuan. Tetapi, bagaimana kalau berbagi info razia polisi lewat dunia maya?
Masihkah hal tersebut merupakan kebaikan?
Sebuah tren baru di komunitas Masyarakat Cinta Bogor (Facebook) dimana banyak anggotanya yang tidak segan berbagi tentang titik-titik dimana petugas dari kepolisian sedang melakukan razia dan penindakan.
Mereka yang kebetulan melewati titik dimana razia dilakukan, akan segera memotret dan memposting, serta memberikan penjelasan dimana lokasinya.
Beberapa postingan itu bisa terlihat di bawah ini.
Tidak segan pula banyak member lain yang bertanya apakah di jalur tertentu ada dilakukan razia kendaraan bermotor.
Apa tujuannya berbagi informasi razia polisi seperti ini?
Berdasarkan pengamatan terhadap komentar-komentar yang simpang siur tentang hal ini adalah rupanya banyak warga Bogor yang berkendara tetapi tidak diperlengkapi dengan surat-surat kendaraan bermotor yang lengkap, atau bahkan SIM.
Dengan mengetahui posisi dimana kepolisian Bogor melakukan razia, maka mereka akan menghindari jalur tersebut agar tidak terkena sanksi dan tindakan.
Ngenes melihat hal seperti ini.
Bagaimana hukum bisa ditegakkan di negara ini ketika warganya sendiri saling membantu dalam merubuhkannya. Dengan mengetahui posisi razia kendaraan oleh polisi, maka para polisi itu kehilangan kesempatan untuk menindak atau memberi pelanggaran mereka yang melanggar aturan.
Para petugas kepolisian tidak bisa memberi pelajaran kepada khalayak bahwa sebuah pelanggaran hukum akan mendapat konsekuensi berupa sanksi.
Padahal hukum bisa tegak kalau warga mau mematuhi baik secara sukarela atau dengan paksaan.
Tidaklah heran kalau lalu lintas di Bogor semrawut karena banyak warganya justru berperan aktif bukan dalam membantu menegakkan aturan tetapi mendorong orang lain untuk melanggarnya.
Untunglah kekonyolan ini mendapat respon kontra juga dari member yang lain. Mereka beranggapan bahwa berbagi info razia polisi di media sosial seperti ini justru bisa membahayakan warga Bogor sendiri.
Pencuri kendaraan bermotor bisa dengan mudahnya menghindari sergapan petugas kepolisian. Pada ujungnya keamanan warga Bogor sendiri menjadi terancam.
Setelah pro dan kontra yang lumayan panjang, tren berbagi info razia via dunia maya ini agak berkurang, walau tetap saja ada mereka-mereka yang takut terkena sanksi berusaha mendapatkan informasinya.
Konyol memang bagi saya. Berbagi informasi seperti ini seharusnya juga mendapat tindakan karena berarti mereka menghalangi penegakkan hukum di negeri ini.
Apakah Pak Anton dan keluarga Pak Anton tidak keberatan kalau suatu saat terkena Tilang ?
Kalau memang salah, ya saya terima.
Kesalahan adalah kesalahan. Istri saya pernah saya tegur sendiri karena pernah melanggar aturan lalu lintas. Padahal tidak ketahuan, tetapi saya berprinsip lakukan dengan benar.
Berbagi info tentang razia adalah kekonyolan dan mencerminkan watak tidak mau menuruti aturan.