Bunga Terompet Alias Kecubung Gunung Memang Memabukkan

Memabukkan! Terpaksa Si Tua Supra Fit berhenti di sebuah rumah dalam perjalanan pulang dari Curug Cigamea. Alasannya hanya karena Bunga Terompet!

Memang begitulah adanya. Perjalanan pulang harus ditunda sebentar karena di beberapa rumah pada jalur menuju Kawasan Wisata Gunung Salak Endah terlihat beberapa rumpun bunga yang juga dikenal sebgai Kecubung Gunung itu.

O ya, betul. Anda betul sekali.

Tanaman ini memang memiliki bunga yang bisa membuat orang mabuk dan hilang kesadaran. Bunga terompet memiliki kandungan atropine yang efeknya bisa membuat orang mabuk dan bahkan hilang kesadaran. Kalau berlebihan juga bisa menyebabkan kematian.

Tetapi, bukan karena itu saya mabuk akibat mengunyah bunga tersebut. Saya agak “mabuk” karena melihat warna warni dan juga bentuknya yang cantik.

Akibatnya, kamera yang sudah dimasukkan ke dalam tas pun harus dikeluarkan lagi. Sayang sekali kalau keindahannya tidak diabadikan dan dibagikan. Apalagi, bentuknya sendiri unik dan susah untuk membuat mata tidak melirik.

Silakan lihat foto di awal tulisan. Pasti Anda setuju dengan pendapat saya. Kalau belum, bisa dilihat foto tambahan ini.

Bunga Terompet - Kecubung Gunung Bogor
Bunga Terompet atau Angel’s Trumpet

Sekilas Bunga Terompet atau Kecubung Gunung

Angel’s Trumpet atau Terompet Bidadari adalah nama lain dari sang Kecubung Gunung ini. Tidak mengherankan bila nama ini disematkan karena memang bentuk bunganya memang memukau.

Tanamannya sendiri biasa saja alias tidak ada yang istimewa. Tingginya antara 2-4 meter dan mirip dengan tanaman perdu.

Bunga Terompet biasa ditemukan di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 700-2100 M dari permukaan laut (dpl). Oleh karena itu tidak mengherankan kalau si “Memabukkan” ini bisa tumbuh subur di lereng Gunung Salak dimana Obyek Wisata Curug Cigamea dan Curug Ngumpet berada.

Baca juga : Curug Cigamea – Si Sexy Desa Gunung Sari

Bunga Kecubung Gunung di Curug Ngumpet
Kecubung Gunung alias Bunga Terompet Di Dekat Curug Ngumpet

Hal ini mengingat asal muasal tanaman dengan nama latin Brugmansia Suaveolens ini berasal dari daerah pegunungan di Amerika Tengah, seperti Meksiko.

Iklim yang lembab dan basah merupakan sesuatu yang sangat disukai sang Bunga Terompet. Oleh karena itu tanaman ini banyak ditemukan di tempat-tempat yang teduh serta dekat dengan mata air atau air terjun (seperti kedua curug di atas)

Warnanya beragam. Meskipun warna aslinya cenderung kuning, tetapi sudah banyak kecubung gunung yang merupakan hasil silangan. Variasi warnanya pun menjadi lebih banyak, mulai dari putih hingga ungu.

Biasanya si Terompet Bidadari ini akan berbunga antara bulan Oktober hingga Januari. Masa dimana musim hujan di Indonesia dimulai dan kemudian mencapai tingkat curah hujan tertinggi.

Kemudian dilanjutkan dengan masa berbuah sekitar Januari – Maret setiap tahunnya.

Bunga Terompet Bogor

Efek Memabukkan Bunga Terompet

Terlepas dari kecantikkannya yang juga “memabukkan”, bunga ini memang memiliki sisi “buruk” bila disalahgunakan.

Kandungan atropine, alkalodi dan beberapa zat lainnya dapat menyebabkan halusinasi. Efeknya tidak berbeda dengan berbagai obat terlarang. Mereka yang memakannya dapat merasakan perasaan gembira yang berlebihan.

Bila dilanjutkan, kesadaran si pemakan bisa hilang dan berujung pada maut .

Kandungan zat yang mirip obat bius ini juga memberikan manfaat bagi kesehatan, terutama bagi penderita asma. Bila Anda sakit gigi pun, efeknya bisa dipergunakan untuk mengurangi rasa sakit.

Tanaman Bunga Terompet
Pohon Bunga Terompet

Walaupun saya sering sakit gigi, tetap saja menggunakan bunga terompet untuk mengurangi rasa sakit bukan pilihan. Efek negatifnya selalu terngiang.

Apalagi saya sudah merasakan sendiri hilangnya beberapa puluh menit karena “mabuk” akibat bunga ini. Cukup sebatas itu saja mabuknya.

Kalau “mabuk” versi yang lain, lebih baik tidak pernah dirasakan.

Bukan begitu, kawan?

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.