Edamame – Si Kedelai Jepang Merambah Bogor

Edamame
Edamame

Apa itu Edamame ? Bagaimana bentuknya ?

Pernah dengar yang namanya Edamame? Bila anda penggemar kuliner Jepang, seharusnya nama ini tidaklah asing di telinga anda.

Biasanya di restoran-restoran yang menyajikan menu negara sakura ini, sebelum memasuki hidangan utama, akan disajikan cemilan berbentuk “kacang” berkulit hijau rebus. Isinya menyerupai kacang kedelai tetapi berwarna hijau bak petai Cina dan berukuran lebih besar.

Itulah Edamame. Di Indonesia dikenal sebagai kedelai Jepang.

Eda dalam bahasa Jepang berarti cabang sedangkan mame berarti kacang. Jadi kata tersebut bisa diartikan sebagai kacang yang tumbuh di cabang.

Lucunya, edamame sendiri dalam dunia perkulineran tidak dimasukkan pada keluarga kacang. Kedelai Jepang ini dimasukkan pada kategori sayuran.

Di negara asalnya, selain cebagai cemilan, anggota keluarga kedelai ini juga sering dijadikan sebagai bahan untuk sup dan sayur lainnya.

Rasanya gurih dan empuk kalau direbus.

Khasiat Edamame

Edamame
Edamame

Kedelai Jepang ini menurut penelitian memiliki beberapa hal yang sangat berguna bagi kesehatan manusia.

Selain mengandung banyak vitamin B dan C, kedelai ini mengandung banyak vitamin K. Vitamin K adalah unsur yang dapat membantu pembekuan darah yang penting bagi penyembuhan luka.

Bukan hanya itu saja, isoflavon yang diyakini dapat mengurangi resiko kanker prostat dan kanker payudara.

Untuk tubuh sendiri, kedelai negeri kimono ini juga menyediakan karbohidrat dan protein yang diperlukan bagi aktifitas manusia.

Dimana bisa menemukan Edamame di Bogor ?

Sebelum makanan Jepang populer di Bogor memang masih sulit menemukannya. Meskipun demikian sekarang sudah banyak ditemukan restoran yang menyajikannya dalam bentuk direbus.

Kedelai Jepang ini sendiri bukanlah makanan impor. Meskipun negeri yang mempopulerkan sayuran jenis ini berada di iklim sub tropis, sayuran ini justru lebih cocok ditanam di iklim tropis.

Tanaman ini membutuhkan suhu di atas 24 derajat celcius untuk pembungaan dan curah hujan yang cukup tinggi. Sesuatu yang cocok dengan kondisi Bogor.

Tidak mengherankan karena sudah sejak tahun 1990 si kedelai Jepang sudah merambah pertanian di Bogor. Lahan yang dijadikan sarana pengembangan adalah di kawasan Gadog. Hasil produksi dijual ke berbagai pasar dalam negeri.

Menyusul adalah Jember yang mulai membudidayakan tanaman jenis ini tahun 1995 dengan hasil produksi untuk dalam negeri dan ekspor.

Masa tanamnya juga tidak terlalu lama. Untuk mendapatkan panen edamame tua dibutuhkan waktu 90 hari. Meskipun demikian kedelai ini jarang dipanen ketika tua.

Kedelai Jepang akan dipanen pada saat berumur 63 hari setelah tanam. Hal ini berkaitan dengan cara memasaknya yang mengikuti kebiasaan negeri asalnya, Jepang. Edamame lebih sering disajikan sebagai sayur atau makanan pembuka disana.

——-

Sayangnya , meskipun manfaatnya banyak, enak dan produksi sudah ada di Bogor, si kedelai Jepang ini belum merupakan cemilan populer . Hal tersebut terlihat dari masih jarangnya penampakannya di rak-rak supermarket atau pasar di Bogor.

Jangan berkecil hati bila anda ingin mencoba cemilan ini. Tidak perlu berjalan terlalu jauh ke Jakarta karena sudah ada restoran di Bogor yang memajang sang kedelai dalam daftar menunya.

Waroeng Taberoe di Teras Yasmin , Jalan Abdullah Bin Nuh menawarkan rebusan edamame dalam daftar menunya. Harganya pun sangat terjangkau yaitu Rp. 12,000 per porse berisi sekitar 20-25 edamame dalam mangkok kecil.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.