Gedung Karesidenan Bogor – 145 Tahun

Hasil Sony Xperia M
Gedung Bekas Kantor Karesidenan Bogor

Bangunan yang terletak di Jalan Juanda seperti dalam foto di atas ini ini sudah pasti tidak terlalu menarik perhatian para pengunjung Bogor. Selain letaknya yang agak jauh dari jalan di depannya, wisatawan sering melewatkannya karena toh hanya sebuah kantor pemerintahan saja.

Memang betul gedung yang ada di foto adalah Gedung Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I, Jawa Barat. Kantor Pemerintah.

Padahal selain fungsinya sebagai kantor pemerintah, bangunan ini adalah sebuah cagar budaya Kota Bogor. Dalam catatan sejarah kota ini, bangunan ini dulunya dikenal sebagai Gedung Karesidenan Bogor.

Usianya hingga tulisan ini dibuat sudah mencapai 145 tahun. Sudah tua sekali bukan?

Memang tidak terlihat bahwa bangunan ini sudah berumur lebih dari tiga kali umur penulis. Tiang-tiang dan tembok penyangganya masih sangat terlihat kokoh.

Hanya arsitekturnya sajalah yang menunjukkan bahwa bangunan ini bukanlah sebuah bangunan yang dibangun masa kini.

Apa sih yang membuat bekas Gedung Karesidenan Bogor ini dimasukan dalam bangunan-bangunan cagar budaya di Kota Bogor?

Apa itu Karesidenan?

Gedung Karesidenan Bogor

Sebelum kita berbicara tentang bangunannya, ada baiknya kita mengerti apa sebenarnya Karesidenan itu? Apa bedanya dengan KOTA dan KABUPATEN yang ada dalam sistem pemerintahan Indonesia?

Penjelasannya sederhana.

Dalam sistem pemerintahan Indonesia sekarang, tidak dikenal lagi istilah Karesidenan.

Istilah ini berasal dari masa ketika Belanda bercokol di Indonesia. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, di bawah propinsi masih ada pembagian wilayah administratif lainnya.

Wilayah administratif ini lebih besar dari Kota dan Kabupaten.

Sebuah Karesidenan akan terbentuk dari beberapa kota atau kabupaten. Sebagai contoh Karesidenan Bogor merupakan sebuah wilayah yang mencakup

  • Kota dan Kabupaten Bogor
  • Kota dan Kabupaten Sukabumi
  • Kota Administratif Depok
  • Kabupaten Cianjur

Kepala dari sebuah karesidenan adalah Residen.

Nah, sistem ini sudah tidak lagi dipakai di Indonesia sejak tahun 1950.

Meskipun demikian, sisa-sisa sistem tersebut masih bisa terlihat dalam beberapa hal. Contohnya, pernahkah Anda menyadari bahwa pelat nomor kendaraan/STNK di Bogor, Sukabumi, Cianjur adalah sama?

Pelat Nomor di ketiga daerah tersebut tetap memakai huruf “F” di depannya. Inilah peninggalan sistem karesidenan dalam sistem Indonesia di masa kini.

Gedung Karesidenan Bogor adalah tempat dimana Residen wilayah tersebut tinggal dan berkantor. Tempat ini merupakan tempat “Orang Penting” di masanya.

Gedung Karesidenan Bogor

Gedung Karesidenan Bogor
Bentuk Jendela di Gedung Karesidenan Bogor

Gedung Karesidenan Bogor, namanya dulu, agak berbeda dengan kebanyakan bangunan yang dibangun pemerintah Hindia Belanda di masa lalu.

Bedanya terletak pada adanya lantai ke-2. Bila diperhatikan bangunan-bangunan penginggalan masa kolonial yang lain di Bogor, hampir semuanya hanya berlantai satu. Gedung Karesidenan Bogor berbeda karena memiliki 2 lantai.

Lantai pertama dipergunakan sebagai kantor sang residen sedangkan lantai kedua sebagai tempat tinggal asisten residen.

Yang membuatnya juga berbeda adalah bentuknya yang fungsional dan sederhana. Tidak ada kesan megah seperti beberapa bangunan yang menjadi landmark sebuah kota umumnya.

Hal ini tidak mengherankan mengingat Gedung Karesidenan Bogor ini tidak dibangun oleh arsitek terkenal dimasanya. Bangunan ini didirikan memanfaatkan kemampuan para insinyur sipil dari Departemen Pekerjaan Sipil (waterstaat) Hindia Belanda.

Baca juga : Taman Kencana – Bukan Hanya Sekedar Kuliner

Oleh karena itu bentuk yang fungsional tapi kokoh lebih mendapat penekanan.

Meskipun demikian, corak arsitekturnya sendiri cukup menarik untuk dipandang mata.

Atapnya yang berbentuk limas. Lengkungan jendela. Pilar-pilarnya yang kokoh. Kesemuanya mencerminkan pengaruh gaya bangunan Neo-Klasik yang banyak ditemukan di negara asalnya di masa tersebut.

Gedung Karesidenan Bogor
Pilar-pilar Gedung Karesidenan Bogor

Jendelanya sendiri berukuran sangat besar. Hal ini dimaksudkan agar udara bisa leluasa masuk. Sesuatu yang selalu bisa ditemukan pada bangunan-bangunan seusianya di Bogor.

(Besarnya jendela bisa dilihat dengan perbandingan wanita yang sedang bergaya di depan jendela tersebut. Tidak sengaja terpotret karena ketika tangan penulis menekan shutter kamera, sang wanita tiba-tiba bergaya juga)

Tujuan jendela-jendela besar adalah untuk mengantisipasi udara tropis di Indonesia.

Gedung Karesidenan Bogor terletak di sebuah lahan yang luasnya mencapai 25.120 Meter Persegi. Luas bangunannya sendiri berupa persegi panjang dengan luas 800 Meter Persegi.

Tentu saja, bagian mukanya , sama seperti bangunan peninggalan Belanda di sepanjang Jalan Juanda, akan menghadap ke arah Istana Bogor.

Kapan Gedung Karesidenan Bogor dibangun? Bukankah sudah disebutkan pada judul bahwa usianya sudah mencapai 145 tahun ketika tulisan ini dibuat?

Yak, betul. Bangunan ini berdiri di tahun 1870.

Meskipun sejak tahun 1950, sistem Karesidenan tidak lagi dipakai di Indonesia, Gedung Karesidenan Bogor tetap menjalankan fungsi sebagai kantor “Orang Penting”. Hingga tahun 1976, bangunan ini merupakan Kantor Pembantu Gubernur Jawa Barat.

Di tahun 2000, Gedung Karesidenan Bogor berubah menjadi namanya sekarang.

Gedung Karesidenan Bogor diapit oleh dua bangunan lain yang juga tidak kalah bersejarahnya. Kedua bangunan tersebut adalah Hotel Salak dan juga Sekolah Regina Pacis, dimana di dalamnya terdapat Kapel Regina Pacis, yang juga merupakan Cagar Budaya Kota Bogor.

Baca juga : Hotel Salak The Heritage – Sejarah Si Hotel Perak

Nah, begitulah ceritanya kawan. Gedung Karesidenan Bogor adalah sebuah bangunan yang sudah 145 tahun menjalankan fungsi sebagai tempat orang penting.

Tentu bisa dibayangkan berapa banyak keputusan penting bagi Bogor telah diambil dalam ruang-ruang di dalam bangunan ini.

Rasanya nilai sejarah yang melekat pada bekas Gedung Karesidenan Bogor layak membuatnya masuk dalam daftar 487 bangunan cagar budaya Kota Bogor.

Saya yakin Anda pasti setuju tentang itu.

Kalau begitu, kalau Anda sedang memberi makan rusa totol di dekat pagar Istana Bogor, jangan lupa untuk menyempatkan sejenak menengok bangunan ini. Tinggal menyeberang jalan saja.

Gedung Karesidenan Bogor
Mari Berbagi

8 thoughts on “Gedung Karesidenan Bogor – 145 Tahun”

  1. Almarhum ayah saya pernah bekerja di sini sbg Kasub bid umum menjelang masa2 beliau pensiun sebagai PNS sekitar thn 1990-1996 kalau tidak salah. Ruang kerja beliau di lantai 2, pojok arah ke RP dg pemandangan istana Bogor. Ruang kerja yg luas dg bukaan jendela sangat besar2.

    Reply
    • Wah Mbak.. bisa ceritakan lebih lengkap.. Hahahah kayaknya keren tuh kalau ada yang pernah bersinggungan langsung menceritakan versinya. Bakalan langsung terbit di Lovely Bogor Mbak ceritanya..

      Iya memang khasnya jendela bangunan masa itu kan jendela besar untuk mengatasi iklim tropis

      Reply
  2. apakah orang umum dapat berkunjung kesana pada hari-hari kerja? mengingat bangunan tersebut saat ini berfungsi sebagai kantor badan koordnasi wilayah bogor. tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih untuk informasi yang diberikan, sangat bermanfaat sekali untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami.

    Reply
  3. Jendela nya emang besar2. Tangga di dalamnya juga lebar2 atau karena waktu sering kesana saya masih kecil ya jadi serasa gede semua. Hehe..

    Reply
  4. baru tau istilah karesidenan itu apa, dulu pati demak kudus juga karesidenan, ternyata itu gabungan kota kabupaten ya

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.