Gedung Museum PETA – Cagar Budaya (6)

Penampakan sebuah gedung di Jalan Sudirman Bogor mau tidak mau akan selalu membuat banyak orang menoleh ke arahnya. Bentuknya sangat berbeda dibandingkan dengan bangunan modern lain di sekitarnya. Terlebih di halaman depannya terdapat sebuah patung pemuda Indonesia berseragam tentara di masa Perjuangan Kemerdekaan terlihat gagah mengacungkan tangan sambil berteriak.

Kesan dan gaya arsitektur kuno gedung tersebut seakan membawa siapapun yang melihat ke beberapa abad yang karena bentuknya.

Gedung yang berlokasi di Jalan Sudirman no 35, hanya berjarak kurang lebih 200-300 meter dari Taman Air Mancur sekarang dikenal dengan Gedung Museum PETA (Pembela Tanah Air).

Gedung Museum PETA ini baru mendapatkan namanya tersebut di tahun 1993. Saat itu Wakil Presiden Republik Indonesia, Umar Wirahadikusumah meletakan batu pertama pendirian Museum PETA. Peresmian dilakukan di tahun 1995 oleh Presiden RI saat itu, Soeharto.

Lalu apa fungsi Gedung Museum PETA sebelum menjadi museum

Ada dua periode yang menunjukkan fungsi Gedung Museum PETA sebelum berfungsi sebagai sebuah tempat menyimpan cuplikan sejarah Indonesia.

1. Tangsi Militer KNIL

Bangunan Gedung Museum PETA didirikan tahun 1745. Pembangunannya bersamaan dengan pendirian Mansion mewah Baron Van Imhoff, de Buitenzorg gedung museum PETA51yang sekarang dikenal dengan Istana Bogor.

Bangunan ini dimaksudkan sebagai tempat kediaman, asrama atau sering disebut sebagau tangsi militer bagi KNIL. KNIL adalah singkatan dari het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, yang bila diterjemahkan adalah Tentara Kerajaan Hindia Belanda.

Tentu saja dengan menetapnya para petinggi Hindia Belanda di Mansion Buitenzorg, dibutuhkan pengawalan dan perlindungan. Nah, untuk itulah markas tentara Hindia Belanda tersebut didirikan.

2. Pusat Pelatihan Pembela Tanah Air

Pada tahun 1942-1945, saat yang bersamaan dengan terjadinya Perang Pasifik alias Perang Dunia II, PETA terbentuk. Bangunan yang sudah diambil alih oleh pihak Jepang ini kemudian dialihfungsikan sebagai sebuah Pusat Pelatihan PETA.

Disinilah para pejuang Pembela Tanah Air dari Jawa, Madura, dan Bali menjalani pelatihan ketentaraan.

Peran bangunan ini pada masa tersebutlah yang mendasari perubahan fungsinya menjadi Gedung Museum PETA.

Gedung Museum PETA, Cagar Budaya Bogor

Gedung Museum PETA merupakan salah satu bangunan bersejarah yang sudah mendapatkan pengakuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai sebuah Cagar Budaya.

Penting sekali hal tersebut dilakukan. Berbagai sejarah yang tersimpan, bukan hanya dalam Museum PETA-nya saja, memang sudah seharusnya dijaga. Apalagi Gedung Museum PETA ini tidak mungkin dipisahkan dari sang Istana Bogor. Mereka saling terhubung dan sama tuanya.

Oleh karena itu, bila Istana Bogor diakui sebagai cagar budaya, sudah seharusnya tempat ini diperlakukan serupa.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.