“ARUS DIALIHKAN. CAR FREE DAY (Hari Bebas Kendaraan Bermotor)”. Itulah spanduk yang terbentang menutup Jalan Jalak Harupat Bogor setiap hari Minggu pukul 06-09.00.
Setipa hari Minggu memang kawasan Sempur yang meliputi Jalan Jalak Harupat dan sebagian Jalan Salak yang bersinggungan dengan lapangan Sempur “resmi” ditutup selama 3 jam.
Baca juga : Lapangan Sempur – Ruang Terbuka Hijau
Saya pernah menulis sebelumnya tentang kegiatan Hari Bebas Kendaraan atau Car Free Day dalam tulisan sebelumnya.
Baca Juga : Car Free Day ala Bogor – Pasar?
Setelah beberapa bulan berlalu, rasa ingin tahu apakah ada perbedaan dari sebelumnya mendorong saya kembali menyambangi kegiatan ini.
Apakah ada perubahan ke arah perbaikan?
Yah, meskipun sudah cukup banyak warga Bogor yang merasa kegiatan rutin ini sudah melenceng jauh dari ide mulianya, tetap saja apa yang terlihat tetap sama.
Ramai. Semrawut. Ruwet. Kotor.
Karena tidak ada perubahan sama sekali, akhirnya, saya putuskan untuk mencoba memanfaatkan si Fuji Finepix HS 35EXR, yang kebetulan menemani kali ini.
Hasilnya, inilah apa yang berhasil direkam dari Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Sempur, Bogor hari ini, Minggu 21 Nopember 2015.
Yang Terekam di Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Sempur, Kota Bogor
Tidak pernah menduga dan menyangka bahwa setelah melihat hasil jepretan kamera tersebut , ada beberapa hal yang terlewat dalam tulisan sebelumnya.
Benar-benar siapa sangka. Coba dilihat di bawah ini
Meeting Antara Naruto & Masha Cs :
Tidak pernah menyangka bisa melihat tokoh idola anak-anak, Masha si badung dari Rusia disini.
Apalagi ditemani oleh Naruto, si jagoan dari Jepang.
Sama sekali tidak menyangka, dua tokoh dari dua negara bisa tampil di Bogor.
Rupanya keduanya, datang berbarengan dengan beberapa tokoh kartun lainnya.
Rupanya mereka tidak mau melewatkan kesempatan untuk mengais rejeki.
Keramaian Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Bogor memang akan selalu dipadati orang dari berbagai penjuru.
Sebuah ladang bagi mereka mendapatkan penghasilan. Anak-anak yang tertarik karena kehadiran tokoh idola mereka, akan meminta untuk diajak berfoto bersama.
Tentu tidak gratis. Beberapa lembar ribuan atau dua ribuan, bisa dimasukkan ke dalam kaleng yang tersedia.
Budaya Betawi Berkembang di Bogor
Bogor katanya wilayah Urang Sunda.
Kenyataannya memang begitu. Budaya Sunda memang masih cukup dominan ditemukan.
Tetapi, hal itu tidak berarti budaya lain tidak diperbolehkan berkembang disini. Contohnya, lihat di bawah ini
Siapa sangka bisa menemukan ondel-ondel di Kota Bogor? Setahu saya, ondel-ondel adalah salah satu bentuk kesenian di Betawi alias Jakarta.
Yah. Itulah Bogor, kota yang toleran, meski dilabeli intoleran oleh Setara Institute.
Budaya non-Sunda pun tidak akan dipermasalahkan untuk hidup dan berkembang. Tentu saja, tidak akan dihalangi juga untuk mencari nafkah disini.
(NB : Shhtt.. saya tidak yakin bahwa para anggota tim ondel-ondel ini benar-benar berasal dari Betawi)
Warga Bogor Tidak Punya Malu
“MALU DONG…”. “BUANG SAMPAH SEMBARANGAN”
Kalu memakai analogi dari slogan pada spanduk ini, saya hanya bisa menghela nafas panjang.
Tidak menyangka bahwa warga Bogor banyak yang tidak punya malu.
Masalahnya, ternyata sampah berserakan di segala penjuru Lapangan Sempur.
Berarti, harus disimpulkan kalau banyak warga Bogor yang tidak punya rasa malu.
Memang, sulit menyangka mengingat Bogor penuh dengan orang berpendidikan. Mayoritas penduduknya paling tidak lulus SMA (Sekolah Menengah Atas).
Ada Arti Lain “Hari Bebas Kendaraan Bermotor“
Iya. Selama ini saya selalu mengartikan kalau Hari Bebas Kendaraan Bermotor itu adalah waktu dimana motor atau mobil tidak diperkenankan lewat.
Siapa sangka, ternyata saya salah. Rupanya ada makna lain dari kegiatan itu.
Ternyata deretan 4 kata tersebut bisa juga diartikan sebagai “Hari Dimana Kendaraan Bermotor Bebas Berlalu Lalang”.
Yah. Saya sepertinya harus membuka-buka kembali buku pelajaran Sekolah Dasar (SD) tentang arti kata dan kalimat.
Rupanya, itu yang membuat beberapa petugas yang berjaga tidak ambil pusing ketika berulang kali pengendara motor melintas di sepanjang area Car Free Day Bogor.
Berolahraga Ternyata Berat
Saya cukup tahu bahwa berolahraga itu akan menghasilkan keringat. Memang itu tujuannya.
Tetapi, tidak pernah terbayangkan bahwa berolahraga itu sangat berat dan berbahaya bagi pakaian dalam.
Sampai-sampai ada yang berinisiatif menjual berbagai pakaian dalam di arena Hari Bebas Kendaraan Bermotor Bogor.
Sumpah. Sama sekali tidak pernah menyangka ada efek sampingan dari berolahraga terhadap pakaian yang kita pakai.
Jajanan Tradisional Turun Gunung
Kalau sedang pengen, si mamang tidak nongol. Pas sedang tidak pengen, si mamang berkeliaran.
Memang rupanya, untuk menikmati jajanan tradisional di Bogor harus pandai-pandai mengamati jadwal padat sang pedagang.
Hanya di hari-hari khusus saja mereka mudah ditemukan.
Siapa sangka, Hari Bebas Kendaraan Bermotor adalah hari spesial buat mereka. Mudah sekali menemukan “rambut nenek”, “sagu rangi”, “cilok:, “cireng” di sepanjang penjuru lapangan Sempur.
Ada Taman Ekspresi
Seinget saya, selama taman kecil di sudut sebelah Tenggara Lapangan Sempur tidak memiliki nama.
Sekarang tiba-tiba sudah memiliki sebuah nama. TAMAN EKSPRESI namanya.
Entah kapan selamatannya. Saya ridak diundang
Ada Polisi Cantik
Saya pikir, biasanya, dijaga sama polisi bertampang tegas dan keras.
Siapa sangka kali ada yang “bening” diantara mereka yang bertugas menjaga.
Beberapa pengendara motor yang mengarah ke jalan Jalak Harupat terlihat berbalik arah karena kehadirannya.
Untuk yang ini, tolong jangan dilaporkan kepada anak mertua yah. Nanti bisa gawat situasi.
Ini untuk konsumsi pembaca Lovely Bogor saja. Tidak semua buruk di acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Lapangan Sempur, Bogor. Ada juga yang cantik.
Selesai sudah.
Itulah seluruh hasil rekaman dari si Finepix. Baik dan buruknya penilaian terhadap kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Lapangan Sempur Bogor, saya serahkan penilaian kepada Anda.
Saya masih terheran-heran sampai saat ini. Siapa sangka saya masih bisa menemukan jalan dan keluar dengan selamat dari kerumunan ribuan orang di acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor Bogor ini.
Benar-benar siapa sangka.