Jembatan Besi di Jalan RE Martadinata

Nah, sebenarnya bingung juga untuk menulis tentang Jembatan Besi di Jalan RE Martadinata Bogor ini.

Bingung, karena menurut penulis sendiri, tidak ada sesuatu yang istimewa dengannya. Tidak ada mitos. Tidak ada kisah sejarah. Tidak ada sesuatu yang menonjol.

Hanya sebuah jembatan besi biasa.

Jadi, harus menulis tentang apanya? Bingung sebingung-bingungnya.

Lalu mengapa harus ditulis kalau tidak ada yang menarik?

Itu masalahnya. Dari dashboard Lovely Bogor di Google Analytics, terdapat satu kueri atau pencarian yang dilakukan seseorang.

Pencarian yang dilakukan ini menunjukan bahwa si pencari ingin menemukan sesuatu yang berkaitan dengan Jembatan Besi di Jalan RE Martadinata Bogor. Entah untuk apa.

Meskipun, sebenarnya bukanlah hal yang akan menarik pembaca, penulis memutuskan untuk menuliskan paling tidak sedikit informasi yang diketahui tentang jembatan besi ini.

Siapa tahu foto jembatan ini yang diambil beberapa waktu lalu bisa bermanfaat bagi si pencari.

Jembatan besi di Jalan RE Martadinata Bogor

Jembatan Besi di Jalan RE Martadinata Bogor

Apa yang bisa diinformasikan tentang jembatan ini?

Berdasarkan ingatan saja, jembatan ini berfungsi di akhir 1970-an. Tugasnya menggantikan peran sebuah jembatan batu yang usianya lebih tua yang berada di sebelahnya.

Jembatan batu tua tersebut merupakan peninggalan masa ketika Belanda masih bercokol di Bogor. Jembatan ini menghubungkan bagian Jalan RE Martadinata yang dipisahkan oleh Sungai Cipakancilan.

Orang yang ingin menuju ke kawasan Penelitian Cimanggu dari arah Jalan Sudirman atau sebaliknya, haruslah melewati jembatan ini.

Mengingat lalu lintas yang semakin meningkat di jalan ini, dan usia jembatan batu yang sudah menua dan tidak bisa lagi menampung lalu lalang kendaraan dibangunlah jembatan besi ini sebagai pengganti.

Kalau dihitung usia jembatan besi di Jalan RE Martadinata ini sekarang sudah cukup tua juga karena sudah melebihi 30 tahun.

Hal tersebut terlihat dari karat yang timbul di banyak bagian.

Jembatan Besi di Jalan RE Martadinata
Pemandangan Sungai Cipakancilan dari atas Jembatan Besi RE Martadinata

Jembatan batunya sendiri sudah tidak berfungsi dan dipergunakan beberapa warung dan tukang becak mangkal. Dulu juga sering dipakai oleh para penjual es lilin atau es “dongdong” (karena penjualnya memukul gong kecil) untuk mempersiapkan dagangannya.

Yang paling diingat oleh penulis ketika dulu berjalan kaki dari rumah menuju sekolah di SMP Negeri IV adalah pohon kapuk/randu di sebelah jembatan besi.

Pada saat musim berbunga, lembaran-lembaran kapuk beterbangan terbawa angin seperti salju turun. Sekarang sepertinya ketika penulis melintasi jembatan ini sudah tidak terlihat lagi hal seperti itu.

Hanya itulah kira-kira informasi yang bisa disampaikan terkait Jembatan Besi di Jalan RE Martadinata ini.

Ada yang bisa menambahkan? Kalau ada, silakan tambahkan di kolom komentar di bawah.

Mari Berbagi

10 thoughts on “Jembatan Besi di Jalan RE Martadinata”

  1. Wah .. ternyata alumi SMP IV juga ya, tahun berapa ya pastinya sih Bapak ini adik kelas ..
    Karena jaman saya SMP , belum ada Jembatan besi..
    Jembatan besi ini menggantikan jembatan lama, namanya jembatan Pangaduan.
    Saya sedang mencari info tahun berapa atau kapan tepatnya Jembatan besi ini mulai dibangun.

    Mohon dibantu ya

    tks

    Reply
    • Tahun 1983-1986 rasanya.. soalnya saya sempat melewati jembatan kuno di sebelahnya juga sebelum jembatan ini berdiri.

      Mbak tahun berapa di SMP IV

      Reply
  2. Wow makasih yang udah share tulisan ini…kebetulan waktu kecil saya tinggal persis dekat sungai pakancilan di bawah jembatan itu…masa kecil saya habiskan main di dekat jembatan itu…

    Reply
    • Sama-sama.. kebetulan saya di Pondok Rumput dan sering lewat jembatan ini waktu seolah dulu

      Reply
    • dan punya kenangan bersama sang primadona…..IKMEH…..hahahahaha

      Reply
  3. Tolong di foto yg sekarang kang, tepatnya bulan desember 2015. Jembatan besi ini sudah dipakaikan lampu kalau malam. Lampunya warna warni lagi . Makannya saya cari di google belum ada linknya. Kalo ada mungkin akang yg pertama.

    Reply
    • Nuhun info na kang… nanti saya usahakan hari sabtu minggu ini untuk foto. Sabtu kemaren jalan ke tempat lain.

      Nuhun pisan kang.

      Reply
  4. Dulu waktu SD sy setiap hari lewat jembatan ini pergi dan pulang sekolah. SD sy persis setelah rel kereta (Komplek SD Dewi Sartika dan Pabrik Gas, sekarang tinggal SD Dewi Sartikanya saja). Rasanya dulu jembatan ini besar sekali waktu SD, ternyata kalau dilihat sekarang kecil. Pohon kapuk yg dekat jembatan, tepatnya setelah Balitvet sudah ditebang karena tumbang akibat hujan angin, mungkin kejadiannya sekitar 10 tahun lalu.

    Reply
    • Ahh.. rupanya ada warga Bogor juga. Iya teh, saya dulu setiap hari lewat sini juga. Dulu juga kelihatan besar sekarang sih kecil.

      Paling inget kalau lihat tukang es sedang mempersiapkan dagangannya. Muter-muter esnya kalau pagi.

      Terima kasih sudah mampir teh

      Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.