Kasihan Sekali Warga Kabupaten Bogor, Kok Mengeluh ke Kang Bima Arya?

Kasihan warga Kabupaten Bogor mengeluh tentang kemacetan di cilebut kepada Bima Arya walikota bogor

Lucu juga. Sekaligus ngenes banget. Kasihan, pada seorang warga Bogor yang mengeluh tentang kemacetan dan semrawutnya lalu lintas di depan Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor kepada Bima Arya. Keluhan ini terpampang di statusnya pada wall komunitas Masyarakat Cinta Bogor.

Ia meminta bantuan kepada walikota Bogor periode saat ini untuk juga turun tangan membenahi kesemrawutan yang menyiksa tersebut.

Hal ini mungkin terdorong karena beberapa postingan lainnya tentang betapa sigapnya sang walikota Bogor turun ke lapangan saat menerima informasi via medsos tentang kemacetan di Jalan Soleh Iskandar di bawah Jalan Tol Lingkar Luar Bogor. Kemacetan ini diakibatkan oleh jalan yang rusak di dekat jembatan dan menghambat laju kendaraan sehingga menimbulkan kemacetan.

Tidak lama sejak postingan di Facebook terpasang, sang walikota langsung turun ke lokasi untuk meninjau. Begitu mengetahui permasalahan dan kemudian perbaikan langsung dikerjakan pada hari yang sama (sore harinya).

Sikap cepat tanggap dari walikota Bogor tersebut rupanya mendorong sang pembuat status agar wilayah lain juga diperhatikan.

Lucunya dimana?

Ya lucu. Karena Cilebut masuk dalam Kabupaten Bogor yang dikepalai oleh Bupati Bogor. Sedangkan Bima Arya adalah walikota yang membawahi Kota Bogor.

Jadi, tentu saja pak walikota tidak akan bisa membantu karena hal tersebut berada di luar wewenangnya. Bisa jadi polemik kalau sampai ia turun dan keluar dari wilayahnya.

Tetapi, tetap saja ada rasa kasihan. Bagaimanapun mereka sama-sama warga Bogor. Mereka seperti tidak tahu harus mengadu kemana. Kebingungan.

Berbeda dengan warga Kota Bogor yang Pemkot-nya menyediakan berbagai hal agar keluhan warga bisa didengar, mulai dari medsos hingga nomor khusus untuk keluhan, saya belum mendengar atau membaca Pemkab menyediakan hal yang sama.

Jadi kasihan saja. Bahkan untuk mengadu saja mereka tidak tahu harus kemana.

Padahal kemacetan dan kesemrawutan di sekitar stasiun Cilebut sendiri adalah hal rutin yang terjadi setiap hari. Jalan kecil di pertigaan penuh dengan angkot yang ngetem, pedagang yang berdagang di pinggir jalan, tukang ojeg, ketidakdisiplinan pengendara dan lalu lalang penumpang kereta setiap hari membuatnya benar-benar kacau balau.

Yang lebih parah adalah jarang sekali ditemukan petugas yang berusaha menguraikan benang kusut kemacetan disana. Hanya beberapa polisi cepek yang kerap turun mencoba mengatasinya.

Persis seperti di rimba belantara dan hukum atau aturan seperti tidak ada disana.

Hal itu saya alami hampir setiap hari (sebagai pemakai setia Commuter Line di Stasiun Cilebut) dan seperti tidak ada usaha untuk mengatasinya dari pihak berwenang. Padahal masalah ini sudah terjadi lama sekali dan hampir setiap hari selama beebrapa tahun. (Silakan baca : RUWETNYA PERTIGAAN CILEBUT)

Yang mengenaskan lagi, mungkin karena frustrasi, banyak komentar yang seperti tidak mau peduli masalah batasan wewenang dalam pemerintahan. Mereka tetap ingin agar Kang Bima Arya untuk ikut terjun membantu menyelesaikan ruwetnya situasi di pertigaan Cilebut.

Kasihan Warga Kabupaten Bogor 2

Mungkin karena yang membuat status dan berkomentar kurang pengetahuan mengenai wilayah administrasi pemerintahan. Bisa juga karena mereka bingung harus mengeluh kemana.

Entahlah.

Tetap saja hal itu menunjukkan adanya gap atau jarak yang cukup jauh antara warga Kabupaten Bogor dengan pemimpin-pemimpinnya. Keluhan warga seperti tidak terdengar karena jarak tersebut.

Mungkin dalam hal ini, saya sebagai warga Kota Bogor merasa lebih baik, meskipun tetap menyayangkan mengapa hal seperti ini bisa terjadi.

Semoga saja keluhan tersebut bisa terdengar oleh pemerintah Kabupaten Bogor sebagai yang punya wewenang. Meskipun saya ragu tentang itu.

Mari Berbagi

4 thoughts on “Kasihan Sekali Warga Kabupaten Bogor, Kok Mengeluh ke Kang Bima Arya?”

  1. Mantap deh buat walikota bogor kang bima selalu siap melayani

    Reply
  2. Waktu pelajaran tata negara tidur mungkin kang, jadi nggak tau beda kabupaten & kota, nggak tau beda bupati & walikota. Hehehe

    Reply
    • Muhun Kang Rudy… kadang bingung juga, padahal itu kan pengetahuan umum dan bisa dicari via internet

      Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.