Foto di atas adalah pemandangan di Sungai Cipakancilan, Kota Bogor. Aliran ini berada di belakang kawasan perumahan Pondok Rumput.
Nah, tahukah Anda enda apa yang seperti kotak-kotak di salah satu sisi sungai tersebut? Kalau Anda belum tahu, benda-benda tersebut adalah “Keramba“. Dalam bahasa Sunda agak beda sedikit bunyinya, “Karamba“.
Keramba adalah sebuah “kandang” yang terbuat dari bilah-bilah bambu. Kandang diberi tanda kutip karena bukan ayam atau unggas yang ada di dalamnya, tetapi ikan.
Biasanya jenis yang diternakkan adalah mujair, nila atau tawes. Jenis-jenis ini termasuk bandel dan tahan banting, sesuatu yang diperlukan untuk dapat bertahan hidup di air sungai tersebut yang jelas sudah tercemar oleh berbagai limbah rumah tangga.
Keramba di Cipakancilan memakai bilah bambu yang pohonnya banyak terdapat di sepanjang aliran sungai. Di bagian atas biasanya terdapat semacam pintu yang dipergunakan oleh sang pemilik untuk memberi makan piaraannya.
Tidak jarang ketika arus sungai semakin deras seluruh bagian keramba akan terbenam ke dalam air. Tidak jarang pula ketika arus terlalu deras, maka keramba tersebut hanyut dan rusak oleh terjangan air.
Sudah sejak puluhan tahun kegiatan membudidayakan ikan dengan cara ini dilakukan oleh masyarakat. Jumlahnya dulu agak lebih banyak, tetapi karena menyusutnya lahan dan menyempitnya sungai tersebut, jumlahnya sekarang sudah menyusut.