Kebun Raya Bogor menyimpan banyak sekali kisah sejarah tentang Kota Hujan Bogor dan Indonesia di masa lalu. Salah satu tempat yang masuk kategori itu, yang sering tidak disadari dan bahkan dilewati karena dianggap menyeramkan, adalah pemakaman Belanda kuno yang ada di dalam kebun botani pertama di Asia itu.
Ada satu makam disana yang merupakan peristirahatan terakhir dari seorang pria yang pernah menjadi dua kali Gubernur Jendral Hindia Belanda (Indonesia) di masa lalu. Sebuah jabatan yang sangat penting karena berarti ia mengendalikan sebuah kepulauan dengan ribuan pulau dan jutaan penduduknya.
Nama yang tertera pada makam kuno itu adalah Ary Prins.
Ia dikenal sebagai seorang hakim, politikus, dan negarawan Belanda yang dilahirkan di Schiedam, Belanda tahun 1816 dan wafat di Batavia tahun 1867.
Pertama kali ia menjabat sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda adalah pada tahun 1861 sebagai pengganti Charles Ferdinan Pahud (penentang praktek perbudakan di Hindia Belanda) yang mengundurkan diri. Jabatan ini diembannya selama setahun untuk menghindari kekosongan di masa itu.
Kali kedua, ia kembali menggantikan Sloet van de Beele tahun 1866 yang juga mundur dari jabatannya.
Walau masing-masing jabatannya hanya beberapa bulan sampai satu tahun saja, sejarah tetap mencatatnya sebagai orang yang pernah menjabat Gubernur Jendral Hindia Belanda 2 kali.
Makam Ary Prins di KRB bentuknya juga agak berbeda. Kalau tidak berada di lingkungan yang berciri khas Eropa/Belanda, bisa jadi makamnya akan dianggap sebagai makam petinggi negeri Tiongkok/Komunis.
Bentuknya seperti obelisk (batu runcing) dan ada bintang tertera disana (mirip seperti bintang ideologi komunis).
Mudah sekali menemukan makam sang 2 kali gubernur jendral ini karena bentuknya yang unik dan berbeda dibandingkan makam-makam lainnya.