Banyak sudah yang menuliskan tentang manfaat membuang sampah pada tempatnya. Akankah menuliskannya lagi dan lagi akan menjadi tidak ada guna dan manfaatnya?
Rasanya tidak. Sesuatu yang dimulai demi niat baik, tidak akan pernah menjadi sia-sia. Setidaknya itulah pandangan saya.
Prinsip itulah yang akhirnya mendorong saya mengikuti sebuah truk berwarna kuning menyusuri Jalan Suryakencana, Bogor.
Kendaraan pengangkut ini adalah milik Pemerintah Daerah Kota Bogor, Dinas Kebersihan dan Pasar. Bak belakangnya terlihat hampir penuh dengan tumpukan sampah.

Beberapa petugas berseragam kaos dengan warna yang sama terlihat bergelantungan. Bahkan, pada saat truk tersebut bergerak, petugas-petugas tersebut tetap bergantung pada sisi truk.
Berbahaya bagi keselamatan.
Rupanya, hal tersebut dilakukan karena tidak berapa jauh dari tempat terakhir truk berhenti, mereka harus berlompatan turun lagi. Ada tumpukan sampah di satu titik lagi di Jalan Suryakencana Bogor
Pengki, sapu dan juga pacul diturunkan. Petugas pun tak lama kemudian mulai menaikkan sampah pengki demi pengki ke atas truk.
Tidak berapa lama kemudian, truk berangkat lagi. Kemudian, tak jauh dari tempat sebelumnya, berhenti lagi. Kejadian yang sama terulang beberapa kali.

Rupanya, banyak sekali tumpukan sampah ditinggalkan begitu saja di sepanjang jalan ini. Alhasil para petugas harus turun naik kendaraan mereka.
Terlihat seorang pedagang makanan memberikan dua gelas air mineral kepada petugas.
Entah, gratis atau si petugas membelinya. Saya tidak begitu jelas.
Yang membuatnya menarik adalah karena kemudian saya mendahului truk dan menghitung jumlah tumpukan sampah.
Saya coba menghitung berapa kali lagi para petugas kebersihan tersebut harus mengulangi adegan turun naiknya. Paling tidak ada sekitar 8-10 tumpukan sampah yang sudah menanti.
Hal itu berarti jumlah adegan yang sama akan terulang.
Sebuah hal yang sangat tidak efisien.
Apanya Yang Tidak Efisien?
Kalau diurai, maka akan terlihat sekali beberapa bagian yang tidak efisien
- Petugas harus bergerak dari titik ke titik dalam jarak dekat. Kalau dikumpulkan pada satu tempat, maka petugas kebersihan tidak perlu turun naik berulang kali
- Boros bahan bakar. Truk harus menanti sambil menyalakan mesin karena harus bergerak lagi setelah tumpukan dimasukkan ke bak belakang
- Truk yang sedang menunggu menghalangi kendaraan di belakangnya
- Boros waktu. Setiap proses turun naik memerlukan waktu. Semakin banyak titik, maka semakin banyak waktu yang dipergunakan.
Lalu, apa penyebab ketidakefisienan tersebut?
Ya, kebiasaan untuk membuang sampah tidak pada tempatnya.
Hasilnya, ada banyak sekali titik yang harus diurus oleh para petugas kebersihan. Tumpukan sampah tidak terlokalisir dengan baik. Semuanya terpencar dan tersebar.
Manfaat membuang sampah pada tempatnya bagi petugas kebersihan
Saya mencoba membayangkan. Kalau, saya adalah petugas kebersihan tersebut. Rasanya pasti capek sekali.
Mengikuti truk ini menyusuri Jalan Suryakencana saja sudah cukup melelahkan. Apalagi harus menaikkan sampah ke atas truk. Belum lagi harus naik turun truk dan bergelantungan agar lebih praktis. Tidak terbayangkan.

Andaikan, saya jadi petugas kebersihan itu, maka saya akan berharap bahwa warga Bogor bisa berbaik hati sedikit.
Saya sudah pasti akan berterima kasih untuk segelas air mineralnya. Sangat membantu menghilangkan haus. Hanya saja, kalau boleh kebaikan hati itu diwujudkan dalam bentuk yang lain.
Bentuk bantuan itu adalah supaya warga Bogor mau berkorban sedikit. Berjalan kaki ke tempat pembuangan sampah. Lalu membuang sampah di tempat yang sudah disediakan.
Bila hal itu dilakukan, maka saya (sebagai petugas kebersihan) :
- Tidak perlu lagi harus berjalan menyusuri Jalan Suryakencana untuk memunguti sampah dari titik-titik yang bertebaran. Tenaga untuk itu bisa dipergunakan untuk mengangkut sampah di tempat lain
- Tidak perlu lagi harus naik turun truk. Tidak perlu lagi bergelantungan karena hanya ada satu lokasi dimana sampah harus dinaikan ke atas truk.
- Bahan bakar bisa dihemat. Berarti, semakin banyak Tempat Penampungan Sementara yang bisa didatangi.
- Tidak akan lagi diomeli atasan karena warga yang mengeluh sampah tidak terangkut. Padahal terlalu banyak titik tumpukan sampahlah yang membuat waktu terbuang semakin banyak.
Kira-kira itulah yang akan saya katakan pada warga Bogor (kalau saya petugas kebersihan tersebut).
Dengan mencoba menjadi sang petugas kebersihan tersebut, bagi saya terlihat sekali manfaat membuang sampah pada tempatnya.
Manfaat tersebut bukan hanya akan dirasakan oleh warga sendiri. Keuntungannya juga dapat dirasakan oleh petugas pengangkut sampah.
Mereka akan terbantu sekali dalam pekerjaannya. Kinerja mereka akan mendapatkan penilaian yang baik.

Petugas Kebersihan memang menerima gaji, tetapi tidak seharusnya mereka dibebankan lebih banyak lagi. Apalagi sesuatu yang disebabkan oleh kemalasan kita sebagai warga Bogor.
Ironis sekali bila kemudian kita mengeluhkan kinerja mereka, ketika kita sebenarnya adalah bagian dari masalah itu sendiri.
Bukankah begitu, Kawan?
Menarik dibaca… penilaian dari sudut yang tidak umum…keren
hahahahaha… kalau semua seperti Anda, Bogor bakalan bersih