Manusia Kaleng (Atau Besi) Di Car Free Day Bogor

Expected the Unexpected. Harapkan sesuatu yang tidak diharapkan. Apa yang akan dibayangkan oleh banyak orang ketika mendatangi sebuah keramaian bernama Car Free Day, istilah kerennya, atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor?

Orang berolahraga? Ada juga disana. Sebagian orang yang ingin berbadan sehat menggunakan ajang dimana kendaraan bermotor tidak diperkenankan lewat untuk mencari keringat sambil menikmati udara tanpa asap kendaraan.

Pencari sarapan pagi? Tidak salah juga. Dimanapun ada keramaian disitu akan datang para penjual berbagai jenis kuliner. Sudah biasa kan, ada gula ada semut. Dimana ada orang dalam jumlah besar, maka disana akan hadir pula para penyedia “makanan” dan “minuman”. Entah berapa banyak jenis makanan yang ditawarkan.

Kerumunan orang? Sudah pasti ada. Car Free Day adalah ajang dimana banyak keluarga atau orang dapat menikmati sejenak hari libur mereka untuk berkumpul dan berwisata secara murah meriah. Jadi, bisa diharapkan kehadiran banyak orang disana. Di kota manapun sama saja, CFD, singkatannya tidak lagi sekedar hanya untuk berolahraga.

Tetapi, pernahkah membayangkan bertemu dengan manusia kaleng (atau manusia besi? atau manusia aluminium?) disana? Bukan Iron Man karena ongkos bahan bakar ke Bogor cukup jauh dari Amerika, tetapi setidaknya itulah nama yang saya sematkan pada sosok di bawah ini.

Manusia Kaleng di Car Free Day Bogor

Manusia kaleng, rasanya memang bukan tiruan si superhero Iron Man ala Marvel, Tidak ada pakaian besi dengan teknologi canggih yang dikenakan. Malahan, terkesan agak primitif karena hanya bercelana pendek (mungkin mau olahraga karena juga tanpa alas kaki).

Yang membuatnya berbeda adalah sekujur tubuhnya tidak berwarna sawo matang ala masyarakt Bogor, atau Indonesia pada umumnya. Kulitnya terlihat berkilat seperti stainless steel yang biasa dipakai untuk membuat sendok atau pisau.

Berbeda sekali.

Manusia kaleng versi Bogor ini juga tidak lincah terbang bergerak kesana sini. Selama berada disana ia hanya berdiri kaku dalam satu pose saja. Bahkan ketika banyak orang berfoto di dekatnya tidak ada gerakan sedikitpun ataupun perubahan pada roman mukanya.

Datar. Tanpa ekspresi.

Manusia patung, mungkin ini istilah lebih tepatnya. Sebuah atraksi yang banyak berkembang di berbagai kota, seperti di kawasan Kota Tua, Jakarta. Istilah ini mengacu pada sebuah atraksi yang dilakukan orang dengan meniru tindakan yang dilakukan patung, yaitu DIAM tak bergerak.

Sebuah atraksi yang sebenarnya sangat sulit dilakukan. Bagaimanapun manusia terbiasa untuk terus bergerak (bahkan saat bernafas). Berdiri diam dan harus berusaha tidak melakukan gerakan apapun, layaknya sebuah patung, adalah sesuatu yang sulit sekali dilakukan.

Apalagi di tengah kerumunan begitu banyak orang yang berlalu lalang.

Cobalah sendiri kalau tidak percaya.

Namanya di setiap kota berbeda, manusia patung, manusia kaleng atau sejenisnya. Intinya tetap sama yaitu mencoba melakukan apa yang dilakukan sebuah patung.

Di Bogor, tidak ada nama resminya, tetapi kalau melihat apa yang tertulis pada sebuah kardus, atraksi kecil di tengah Jalan Sudirman ini disebut sebagai sebuah bentuk APRESIASI SENI.

Agak berbeda dengan pentas seni yang lain, tidak ada keharusan membeli karcis disini. Kalaupun ingin membuat foto berdampingan dengannya, tidak ada tarif tertentu. Sekedarnya dan seiklasnya saja, setidaknya cukup untuk membeli baju.. eh pylox untuk mencat dirinya untuk CFD minggu berikutnya.

Apalah namanya tidaklah penting sebenarnya. Masing-masing punya sudut pandang sendiri, dan mungkin Anda juga punya nama sendiri untuk atraksi manusia kaleng ini. Silakan saja buat sendiri.

Yang pasti, tidak pernah terbayangkan sebelumnya ada sebuah atraksi kecil seperti ini di acara CFD. Tetapi, karena sudah terbiasa menemukan sesuatu yang tidak diharapkan ada di ajang ini, saya memang mengharapkan hal ini akan ada. Terlebih karena sebelumnya beberapa penampakan menyeramkan pernah ditemukan di acara yang sama beberapa bulan yang lalu. Coba saja klik kata “penampakan menyeramkan” yang sudah dibuat biru itu kalau mau tahu seperti apa seramnya.

Jadi, jika memang hendak bermain di Car Free Day Bogor, jangan harapkan sebuah hal tertentu sesuai dengan keinginan kita. Banyak hal tak terduga yang bisa saja hadir disana. Expect the unexpected, harapkan sesuatu yang tidak diharapkan, seperti si manusia kaleng ini.

Walau begitu ada satu hal yang saya tidak harapkan terjadi pada si manusia kaleng, atau si manusia aluminium, atau si manusia stainless steel ini. Hal itu adalah “panggilan alam”, tentunya tidak enak kalau harus menahan buang air kecil dan tidak bisa bergerak, terutama karena CFD Bogor itu cukup lama, yaitu 3 jam antara pukul 06.00 hingga 09.00 pagi.

Membayangkan berdiri diam dan harus tak bergerak selama itu sambil menahan ginjal yang sudah penuh dengan air saja, rasanya jelas tidak enak.

Mari Berbagi

4 thoughts on “Manusia Kaleng (Atau Besi) Di Car Free Day Bogor”

  1. iyaaa…pak..hahahaha….mungkin……nahannn……ketawa juga manusia kalengnya atau nahan badan gatal2 juga….hehe

    Reply
  2. manusia kalengnya sepetinya lapar dan haus Pak ..? Coba pakai celana hijau manusia kalengnya,,pasti disangka……….:)

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.