Mencegah Banjir Dengan Menjaga Taman Rumah Anda

Bogor itu penyebab banjir di Jakarta. Biasanya, hasil dari perkataan tersebut apabila terlontar di hadapan seorang yang berasal dari Bogor adalah perdebatan. Orang Bogor akan membalas dengan sebuah fakta bahwa orang Jakarta juga lah yang menyebabkan banjir di kota mereka dengan mendirikan vila di berbagai wilayah di Kota Hujan.

Perdebatan yang tidak berujung karena bak sebuah benang kusut yang tidak tahu dimana ujung pangkalnya. Daripada berdebat siapa yang salah, akan lebih baik bila yang dibicarakan adalah cara mencegah banjir.

Loh, mana bisa masalah banijir menjadi tanggung jawab warga Bogor untuk memecahkannya? Itu kan urusan pemerintah.

Salah besar. Tingkah laku masyarakat Bogor turut berperan besar bagi terjadinya musibah yang tidak mengenakkan itu. Bahkan sangat besar. Kok bisa? Kita tidak perlu membahas mengenai hal yang rumit atau yang sudah biasa didengar seperti membuang sampah di sungai , pemukiman pinggir kali dan lainnya. Anda tentu sudah bosan dikuliahi atau diingatkan mengenai hal tersebut.

Tidak. Kita tidak akan berbicara ke arah sana.

Mencegah Banjir

Kita akan berbicara mengenai hal yang ada di depan mata saja dan pasti terlihat ketika Anda keluar pintu rumah untuk berangkat kerja atau kemanapun. Perhatikan taman di depan rumah Anda. Apakah masih berupa sebuah taman dengan tanah dan tanaman atau sudah berubah wujud menjadi lantai semen?

Disitulah penentu peran Anda dalam menambah atau mengurangi banjir. Heran? Jangan! Cukup memakai sebuah logika sederhana saja maka akan ditemukan mengapa perbedaan kecil di rumah kita ikut menentukan dalam masalah banjir.

Bila taman kecil di depan rumah Anda masih berupa sebuah taman dengan tanah dan tanaman hias, maka rumah dimana Anda “berkuasa” memberikan sumbangsih kepada kemampuan mencegah banjir. Air hujan yang jatuh dari atas, sebagian akan terserap oleh tanah dan kemudian disimpan di dalam tanah sebagai cadangan air tanah.

Bandingkan dengan kalau taman tersebut sudah berubah menjadi lantai tertutup semen. Kemanakah air hujan akan mengalir? Anda akan menemukan jawabannya. Curahan air hujan tidak akan lagi terserap oleh tanah karena terhalang oleh semen. Akibatnya air akan langsung meluncur dan mencari dataran yang lebih rendah. Air akan mengalir langsung ke selokan atau saluran air lainnya, yang sayangnya kapasitasnya terbatas.

Kita bisa berargumen bahwa air yang mengalir keluar dari rumah Anda sangat sedikit dibandingkan banjir. Memang.Tidak salah. Air dari rumah yang kita tempati tidak akan pernah menjadi banyak. Hanya, kalau 200,000 pemilik rumah di Bogor berpikiran seperti itu, maka berapa kubik air yang akan terkirim menuju Jakarta atau dataran yang lebih rendah lainnya.

Asumsikan setiap hujan 1 meter kubik air akan keluar dari sebuah rumah. Dua ratus ribu rumah dengan pola pikir yang sama akan mengirimkan dua ratus ribu meter kubik air. Jangan tanya apa yang bisa dilakukan oleh jumlah air sebegitu banyak. Padahal Bogor dikenal sebagai kota hujan dan ketika hujan deras, maka jumlah air yang tercurah bisa beberapa kali 1 meter kubik.

Mencegah Banjir

Jumlah tersebut belum ditambah dengan berbagai bangunan komersial yang menutupi lahan yang biasanya menyerap air hujan. Bisa dibayangkan betapa besar aliran air yang terkirim ke Jakarta.

Memang rumah tersebut milik Anda dan secara hukum Anda berhak melakukan apapun terhadap rumah tersebut. Meskipun demikian, sebagai anggota masyarakat, seseorang harus juga berperan serta dalam memecahkan sebuah masalah. Begitu juga dalam usaha mengurangi banjir.

Kalau Anda terlalu sibuk untuk mengikuti Gerakan Lima Juta Biopori, bukanlah sebuah masalah. Kesibukan sehari-hari memang menyulitkan banyak orang untuk mengikutinya. Hanya saja, tidak berarti kita tidak bisa bersumbangsih secara nyata mencegah banjir yang menyebabkan kesengsaraan.

Caranya sederhana sekali. Biarkanlah taman kecil di depan rumah Anda tetap sebagai mana asalnya. Bila biaya dan tenaga tersedia akan lebih baik lagi, taman tersebut bisa dijadikan tempat yang indah. Kalaupun tidak memilikinya, paling tidak biarkanlah ada sepetak tanah kecil di depan pintu rumah. Jangan pernah tutup dengan semen. Meskipun berantakan dan tidak enak dilihat, taman depan rumah Anda berperan membantu mencegah banjir dengan menyerap air hujan, sesuatu yang tidak bisa dilakukan lantai semen.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.