MTB (Mountain Bike)? Fixie? Ah, itu mah biasa. Sepeda Onthel baru luar biasa.
Iya. Kalau MTB atau Fixie atau sepeda modern lainnya bisa dibeli dengan mudah sekarang dimana saja. Asal uang ada, maka tinggal pilih warna dan jenisnya saja. Belinya juga tidak perlu jauh-jauh, ke hipermarket sepert Giant juga sudah cukup.
Berbeda sekali dengan yang namanya Sepeda Onthel. Jangankan untuk membeli yang baru, mendapatkan onderdilnya saja sulit sekali, apalagi dalam bentuk utuhnya. Barang antik!
Bisa dimaklum, sepeda yang namanya juga dikenal sebagai sepeda unta, sepeda kumbang, pit pancal, sepeda kebo (banyak juga namanya) memang bukan merupakan barang umum. Kendaraan roda dua yang seringnya berwarna hitam ini (kecuali di Kota Tua Jakarta, yang berwarna warni) memang peninggalan masa lalu, zaman Belanda masih ongkang-ongkang di bumi Indonesia.
Jadi wajar saja kalau bahkan spare partnya juga sudah sulit ditemukan. Pabrik pembuatnya saja mungkin sudah tidak ada lagi.
Kalau di Jakarta, biasanya Sepeda Onthel masih cukup banyak ditemukan di daerah dekat Stasiun Jakarta Kota. Tukang ojek sepeda di kawasan tersebut biasa mempergunakannya untuk melaju dan menyelip di antara mobil-mobil.
Kalau di Bogor, ini yang membuatnya istimewa. Sudah sejak lama kendaraan ini jarang terlihat. Pada tahun 1980-an, tukang pos masih sering memakainya untuk megantarkan surat, tetapi kemudian perannya digantikan oleh sepeda motor.
Sempat terpikir bahwa sepeda onthel sudah punah di tanah Pasundan ini.
Baru kali ini, sang sepeda unta ini memperlihatkan dirinya lagi ke hadapan saya.
Ditemani oleh saudaranya yang lebih muda, sepeda jengki (bukan singkatan dari jengkol), beberapa sepeda yang biasanya memiliki dinamo (untuk menyalakan lampu depannya) muncul di Jalan Sudirman.
Rupanya beberapa penggemar kendaraan ini memanfaatkan hari Minggu pagi yang tidak seberapa sibuk untuk memperlihatkan kendaraan kesayangannya.
Menarik melihat sisa-sisa masa lalu di Bogor ini.
Apalagi berdasarkan informasi, ternyata di Bogor juga ada komunitas penggemar sepeda onthel. Meskipun belum jelas berapa jumlahnya dan juga pusatnya, saya mendapatkan janji dari salah seorang anggotanya, kalau ada kegiatan dari komunitas tersebut, maka saya akan diinformasikan.
Tentunya akan menjadi sebuah hal yang menarik untuk ditulis. Apalagi mau tidak mau benda ini merupakan bentuk lain peninggalan masa lalu yang masih tersisa di Kota Bogor.
Kalau melihat sepeda yang hadir, terlihat para pemiliknya merawat sang onthel dengan sangat baik Bahkan beberapa asesori seperti alarm sepeda yang berbunyi bak alarm tangsi tentara ketika diengkol (diputar dengan tangan) ikut menambah kesan uniknya.
Terus terang membuat ketidaksabaran timbul agar komunitas penggemarnya segera mengadakan kegiatan, supaya bisa melihat lebih banyak lagi.
Sayangnya, saya sempat “berbuat salah” pada salah seorang anggota penggemarnya ketika mengambil foto-foto ini. Silakan lihat foto terakhir di bawah
Iya, sang bapak ngos-ngosan memompa ban sepedanya, sedangkan saya justru memilih mengambil fotonya, bukan membantunya.
Memang kurang ajar fotografer itu. Bukannya membantu malah menjadikan sebagai obyek.
(perhatikan foto terakhir dimana bel sepeda berbentuk sirine terlihat di roda belakang yang berukuran 28 inci atau sekitar 60 cm itu)
Saya salah satu pengurus komonitas onthel di Bogor, yg dikenal dengan nama “ONCOM BOGOR” bukan makanan tapi onthel community bogor, beranggotakan kurang lebih 100 orang biasa nongkrong di base taman peranginan setiap hari Minggu, bagi yg ingin bergabung atau mau memperbaiki sepeda onthel bisa konteks nomor saya 081310725254
Waah.. salam kenal mas Agus.. Keren neh.. Bisa bikin tulisan dong buat dipajang disini
Mantaaapp…
Ato kita ramaikan kota Bogor dengan sepeda antik, Onthel tua zaman baheula.
Saya sudah mengkoleksi sepeda Onthel lebih dari 10 unit. Insya Allah nanti akan Saya boyong ke kota Hujan. Kota tanah kelahiranku.
Salam kenal..
Ujang Hidayat
086870225824
Mangga atuh kang.. bawa pulang kesini untuk membangkitkan budaya bersepda kembali