Mengais Rejeki di Tong Sampah – Kisah Di Balik Keceriaan Car Free Day

Terkesiap. Sejenak saya tidak bisa melakukan apa-apa dan bahkan menurunkan kamera beberapa saat karena sama sekali tidak bisa mempercayai apa yang terjadi.

Kaget.

Pandangan saya masih tertuju pada seorang berpakaian hitam yang sedang mengacak-ngacak tong sampah di Jalan Sudirman menjelang pukul 09.00, saat berakhirnya ajang Car Free Day Bogor.

Bukan sebuah hal yang aneh sebenarnya kalau ada para pemulung mengais rejeki di tong sampah. Mereka biasanya hadir sekitar 30 menit menjelang ajang selesai. Biasanya para pemulung akan memilih berbagai benda yang masih bisa digunakan dan dijual, seperti gelas plastik, botol bekas air mineral, dan kotak-kotak makanan.

Tetapi, bukan itu yang membuat darah saya berdesir dan mata sulit berhenti menatap kejadian di depan mata. Butuh beberapa saat untuk kembali bisa mengangkat kamera dan mengambil dua foto dari sang pria berbaju hitam itu.

Apa yang saya lihat menghadirkan rasa sedih dan ngenes di hati.

Ia ternyata bukan hanya mencari gelas dan botol plastik saja dari tong sampah itu. Bukan hanya itu. Si lelaki itu juga memilih-milih sisa-sisa makanan yang dibuang para pengunjung.

Ia menekan-nekan dan mengamati berbagai makanan yang dibuang ke tong sampah itu, menekan-nekan, menilai, dan kemudian memasukkannya ke dalam kantung khusus yang rupanya sudah berisi beberapa sisa makanan yang dibuang pengunjung lainnya.

Tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa. Saya terpaku beberapa saat dan lupa tujuan awalnya untuk merekam kegiatan para pengunjung Car Free Day Bogor di tempat sampah.

Dalam hati, selain bersyukur atas segala rejeki yang sudah dilimpahkan Yang Maha Pemurah, tidak terhindarkan ada rasa kasihan dan hampir tidak percaya bahwa di tengah cerianya suasana CFD Bogor, ternyata ada orang yang harus berjuang untuk hidup dengan cara mengaisnya di tong sampah, sesuatu yang dianggap kotor dan tidak berguna.

Tidak banyak tentunya yang bisa saya lakukan untuk dia. Bagaimanapun orang sepertinya ada terlalu banyak di negeri ini. Tidak terhitung jumlah orang yang memiliki nasib serupa harus bertahan hidup dari tumpukan sampah.

Yang bisa saya kerjakan adalah mencoba membangkitkan simpati dan empati dari para pembaca Lovely Bogor agar suatu waktu jika menemukan hal yang sama, maulah sekiranya berbagi dengannya. Mungkin tidak banyak, tetapi hal itu bisa sangat berarti bagi orang-orang seperti dia.

Dan, tulisan ini pun saya hadirkan dengan tujuan itu. Siapa tahu saja ada di antara pembaca yang tergerak untuk berbagi kepada mereka yang tidak seberuntung kita, pada saat sedang merasakan kegembiraan dan keceriaan suasana Car Free Day.

Semoga saja ada satu atau dua orang yang tergerak melakukan hal itu.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.