Menulis Artikel Wisata Itu Menguntungkan, Sekaligus Merugikan

Yap. Memang begitulah adanya. Menulis artikel wisata, baik kuliner atau lainnya, merupakan sesuatu yang akan mengundang banyak pengunjung. Meningkatnya taraf hidup dan penghasilan rakyat Indonesia membuat kebutuhan tertier ini naik level menjadi sebuah kebutuhan.

Oleh karena itu, kebutuhan akan informasi terkait kegiatan pariwisata, baik berupa destinasi wisata, akomodasi dan segala sesuatu yang terkait dengannya merupakan sesuatu yang dicari.

Saya sendiri, sebagai pengelola Lovely Bogor, merasakan imbas dari hal tersebut. Berbagai artikel yang terkait dengan kegiatan turisme, baik berupa review atau ulasan, hingga yang sekedar informasi berupa daftar, bisa dikata, tidak pernah sepi pembaca.

Enampuluh atau 70% pengunjung yang datang ke Lovely Bogor terutama mengunjungi tulisan-tulisan tentang curug, tempat kuliner, dan sejenisnya. Barulah sisanya dipenuhi oleh pengunjung yang membaca hal lain.

Sesuatu yang menyenangkan sebenarnya dan juga sudah diprediksi sebelumnya bahwa artikel wisata dan kuliner akan menjadi favorit pengunjung blog ini. Apalagi, Bogor (baik Kota dan Kabupaten) penuh dengan berbagai jenis wisata alam, budaya, dan juga kuliner, jadi bisa dibayangkan aliran pengunjung yang datang bisa dikata tidak akan berhenti.

Lebih jauh lagi, bisa diprediksi pula, bahwa semakin banyak tulisan tentang wisata tersedia, jumlah pengunjung website ini akan terus meningkat.

Pada akhirnya, tentu saja akan sangat menunjang dan mempercepat populernya blog ini. (Paling tidak, itu harapan saya sebagai pengelola).

Jadi, memang tidak bisa dipungkiri kenyataan bahwa menulis artikel tentang wisata itu menguntungkan. Itu pula alasan banyak sekali blogger menulis tentang hal itu di blog-nya.

Pemandangan Puncak
Kebun Teh Di Puncak

Tetapi, sebenarnya menulis artikel tentang wisata juga punya dampak “merugikan”. Kata “merugikan” dalam tanda kutip karena saya tidak merasa demikian, tetapi secara hitung-hitungan memang “rugi”.

Untuk menulis artikel wisata, maka sebagai seorang blogger, hal yang harus dilakukan adalah mengunjungi tempat wisata tersebut, atau mencicipi kuliner yang hendak dijadikan bahan tulisan.

Tentu saja, untuk melakukan itu sama sekali “TIDAK GRATIS”. Ada biaya yang harus dikeluarkan. Tiket masuk, ongkos untuk pergi ke lokasi, harga makanan yang dicicipi adalah sebagian dari biaya yang harus dibayar untuk menghasilkan sebuah tulisan.

Kalau dihitung secara matematis, maka hasilnya adalah “kerugian” karena uang masuk (kalau ada) dan uang keluar, jelas lebih besar yang keluar. Terutama karena di Bogor, kota wisata, hampir tidak ada yang murah. Bahkan, untuk sekedar menikmati pemandangan curug saja ada tiket masuk yang harus dibayar selain parkir motor.

Nah, karena kesemuanya keluar dari kantung pribadi, maka tetap saja harus dilakukan manajemen keuangan yang ketat. Kalau hanya mengikuti target mengejar pengunjung website, bisa jebol jatah belanja bulanan. Bukan begitu, kawan pembaca?

Memang, ada trik atau jalan pintas yang biasa dilakukan para blogger, tidak semua tetapi cukup banyak yang melakukan, untuk mengurangi beban biaya ini.

Tulisan mengenai berbagai tempat wisata sudah banyak sekai beredar di internet. Hampir tidak ada tempat yang belum ada seorangpun yang menulis. Bisa dikata, semua tempat wisata di Bogor pun sudah ada yang menuliskannya.

Jadi, sebenarnya, kalau memang mau, maka cukup dengan menyadur atau membaca berbagai tulisan tersebut, lalu menuliskan ulang dalam gaya kita, biaya akan bisa sangat dihemat. Lumayan kan?

Lumayan dalam segi materi, tetapi tidak dari sisi idealisme atau prinsip yang dianut oleh Lovely Bogor (LB).

Prinsip yang dipakai LB adalah dasar seorang blogger, yaitu berbagi berdasarkan apa yang dialaminya sendiri. Kalau jalan pintas tersebut dipakai, maka ada sebuah perasaan “ketidakjujuran” atau “curang” dalam berbagi.

Memang, hasilnya tidak akan terlihat jauh berbeda, tetapi nuansa yang disampaikan tidak akan pernah sama. Tulisan dari hasil menyadur tidak akan memiliki cerminan pengalaman sang penulis.

Jadi, tidak rugi dalam segi materi tetapi menurut saya sendiri, rugi dalam banyak hal. Mengenai etis atau tidak, tidak perlu lah dibahas karena masing-masing akan punya standar penilaian dan tujuan sendiri.

LB akan tetap memilih jalan yang sudah ditetapkan (meskipun hanya sebuah blog personal, tetapi tetap ada standar yang harus diikuti lho!), yaitu, sebuah tulisan atau artikel tentang wisata, atau tentang apapun, harus diikuti dengan sebuah foto buatan sendiri. Tujuannya sederhana untuk menjaga orisinalitas tulisan yang dihasilkan.

Apalagi, meski keluar uang dari kocek sendiri, tidak selamanya “merugikan” karena kadang pula, keluarga bisa ikut dalam perjalanan “berwisata” tersebut. Hasilnya, justru menguntungkan karena sudah berwisata dan sekaligus mendapat bahan tulisan.

Jadi, kawan pembaca LB. Kalau dalam beberapa waktu, LB belum mengeluarkan artikel tentang wisata atau kuliner, jangan lah Kawan menduga bahwa LB berhenti menulis tentang hal itu. Juga jelas, bukan karena merasa rugi, meskipun admin membuat artikel ini. tetapi bukan karena merasa rugi.

Dugalah bahwa sang admin sedang , bahasa kerennya, “menyeimbangkan budget” alias bokek. Kalau saat dimana budget tersedia, maka bisa dipastikan penulisan artikel tentang wisata atau kuliner akan dilanjutkan.

Ditunggu yah.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.