Sebuah monumen yang bentuknya sederhana bisa anda temukan di dekat pintu Utara Kebun Raya Bogor. Bangunannya menyerupai sebuah gazebo bertiang 8 dan di tengahnya terdapat semacam prasasti. Tugu ini dikenal dengan nama monumen Lady Raffles.
Banyak yang (pernah) menduga bahwa ini adalah makam dari Olivia Mariamne Raffles, sang Lady Raffles. Dugaan tersebut tidak benar karena makamnya berada di pemakaman Belanda di Jakarta. Saat ini lokasi pemakaman tersebut dikenal dengan Museum Taman Prasasti di jalan Tanah Abang no 1
Keberadaan Monumen Lady Raffles disini sempat membuat saya bertanya-tanya. Bukankah makamnya berada di Batavia/Jakarta, mengapa monument ini didirikan disini? Mengapa bukan di Batavia tempat dimana dia dimakamkan? Mengapa harus didirikan?
Mungkin anda pernah bertanya mengenai hal tersebut juga? Mungkin ceritanya bisa diringkas menjadi seperti ini.
———
Siapa Lady Raffles?
Nama lahirnya adalah Olivia Mariamne Devenish. Lahir tahun 1771. Ia merupakan istri pertama dari sang penjelajah ternama Sir Thomas Raffles yang membidani lahirnya Kebun Raya Singapura dan Kebun Binatang London.
Ketika menikah dengan Raffles di tahun 1805, itu merupakan pernikahannya yang ke-2 setelah suami pertamanya meninggal di tahun 1800. Pada saat menikah dengan Raffles, ia berusia 10 tahun lebih tua dibandingkan suaminya.
———
Ketika Inggris menaklukan Belanda tahun 1811, Sir Thomas Stamford Raffles ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal Inggris di Hindia Belanda (Indonesia). Olivia yang sudah menjadi Lady Raffles mendampingi sang suami berkuasa di Jawa.
Selama menjadi first lady, Lady Raffles bukan sekedar hanya mendampingi. Menurut banyak catatan sejarah Lady Raffles ikut berperan dalam berbagai hal. Salah satu diantaranya adalah perannya dalam melakukan reformasi social di Pulau Jawa / Hindia Belanda.
Di masa itu, wanita-wanita kulit putih membatasi diri mereka dari pergaulan dengan orang pribumi dan etnis lainnya. Hanya batasan ini didobrak oleh Lady Raffles dengan mengadakan resepsi-resepsi yang mengundang orang dari berbagai etnis.
Ia juga melakukan berbagai kunjungan ke penguasa-penguasa lokal yang ada di daerah kekuasaan suaminya. Sesuatu yang belum pernah diakukan oleh istri-istri penguasa-penguasa sebelumnya.
Tindakan-tindakan sang lady ini sejalan dengan pemikiran dan usaha yang dilakukan suaminya. Sir Thomas Stamford Raffles dikenal sebagai tokoh yang menentang perbudakan dan mencetuskan berbagai usaha reformasi sosial di setiap wilayah yang dipimpinnya.
——–
Monumen Lady Raffles di Kebun Raya Bogor
Olivia Mariamne Devenish atau Lady Raffles wafat tiga tahun setelah datang ke Indonesia. Penyakit Malaria merenggut nyawanya tahun 1814 setelah sakit beberapa bulan. Ia dimakamkan seperti sudah disebutkan di atas di tempat yang sekarang dikenal sebagai Museum Taman Prasasti, Tanah Abang.
Mengapa monumen Lady Raffles didirikan?
Ternyata jawabnya sederhana. Sesuatu yang sangat manusiawi. Hal tersebut terlihat dari apa yang terukir di prasasti yang ada di dalam monumen tersebut
Oh thou whom neer my constant heart ;
(Kamu yang selalu berada di hatiku)
One moment hath forgot ;
(Tak pernah sedikitpun kulupakan)
Tho fate severe hath bid us part ;
(Walaupun takdir memisahkan kita)
Yet still – forget me not
(Janganlah pernah lupakan aku)
Ya, jawabnya sederhana. Tercermin dari tulisan-tulisan tersebut. Perasaan cinta dan rasa kehilangan yang sangat mendalam.
Hal yang mungkin sesuai mengingat sejalannya tindakan-tindakan sang lady selama mendampingi suaminya. Perannya bukan sekedar seorang istri atau first lady. Lady Raffles menjadi seorang partner yang bisa mengimbangi langkah dan kemauan suaminya dalam melakukan reformasi.
Bisa dikata wafatnya Lady Raffles membuat Si Raffles kehilangan orang yang disayanginya sekaligus partnernya sekaligus. Monumen ini seperti ingin menunjukkan pada dunia betapa dia sangat menyayangi dan merasa kehilangan.
Kepergian sang lady memberikan pukulan teramat berat bagi Sir Raffles. Beberapa literatur sejarah menunjukkan situasi psikologisnya yang mengalami depresi sejak kepergiannya. Walaupun kemudian Sir Raffles menikah lagi , ternyata segala kenangan yang berkaitan dengan istri pertamanya tidak bisa dihapuskan.
Mengapa didirikan di Kebun Raya Bogor?
Enam bulan sebelum akhir hayatnya, kondisi tubuh Lady Raffles menurun akibat digerogoti penyakit malaria. Kebiasaannya untuk mengunjungi berbagai tempat mungkin menjadikannya sering terpapar ganasnya nyamuk di daerah tropis.
Lemahnya kondisi sang istri, membuat Sir Raffles memutuskan untuk memindahkannya ke Bogor yang beriklim lebih sejuk dan nyaman. Selama waktu tersebut keduanya tinggal di Istana Bogor/Kebun Raya.
Pada tanggal 26 November 1814, Olivia Mariamne Devenish Raffles wafat.
Selama enam bulan sisa kehidupan sang Lady keduanya banyak menghabiskan waktu di kota ini. Bisa terbayangkan pengaruh kebersamaan terhadap keduanya selama itu.
(Kalau mengikuti gaya sinetron-sinetron Indonesia atau telenovela, yang terbayang di benak saya adalah keduanya berjalan-jalan di dalam Kebun Raya Bogor. Menghabiskan waktu dengan mengobrol sambil memandang panorama Bogor saat itu. Romantis !)
———
Adanya monumen Lady Raffles di Kebun Raya Bogor mungkin dianggap biasa oleh banyak pengunjung. Bangunannya yang sederhana membuat tidak banyak yang bisa dilihat. Petunjuk yang ada di dekatnya pun hanya berbicara tentang siapa, kapan dan dimana saja.
Padahal bangunan ini bukan hanya sebuah bangunan bersejarah. Monumen Lady Raffles bisa disebut sebagai sebuah monumen Cinta. Sesuatu yang seharusnya menginspirasi pasangan-pasangan yang berjalan-jalan di Kebun Raya Bogor untuk menjaga kelanggengan cinta mereka.
Kalau saja saya seorang tour guide di Kebun Raya Bogor, rasanya saya justru akan menekankan sisi kisah cintanya.
(Anda beruntung saya bukanlah seorang tour guide, kalau tidak mungkin anda sebagai turis justru akan membawa pulang sebuah kisah romantic ala sinetron)
Setidaknya kalau anda membaca tulisan ini, mungkin anda bisa melakukan hal yang sama seperti saya ketika berkunjung ke Monumen Lady Raffles.
Kembangkan imaginasi anda sedikit. Tempatkan diri anda seakan anda bagian dari masa di tahun 1800-an. Bayangkan anda berada disana dengan pakaian ala masa itu. Lalu mulailah bayangkan istri anda sebagai sang lady atau sebaliknya.
Anda akan menemukan sebuah cara baru menikmati Kebun Raya Bogor .
Halo, masih kepikiran itu kenapa ya makamnya berada di Jakarta Pusat? Tapi beneran loh, monumen cnta Raffles itu ternyata banyak pengunjung ga ngeh. Padahal kelihatan kan dari map KRB dan tempat penyewaan sepeda deket pisan hehehe.
Hola…
Kemungkinan besar karena dua hal Murul. Dugaan saja karena belum ada literasi yang menjelaskan tentang alasannya secara spesifik
* makam yang ada deket Buitenzorg (Istana Bogor) dianggap kurang layak karena memang hanya pemakaman kecil-kecilan dan tentunya kurang “cocok” bagi seorang istri orang nomor 1 di Hindia Belanda saat itu
* karena Raffles sendiri memilih lebih banyak berada di Batavia terkait dengan Perang Di Eropa yang mendekati usai. Tahun 2015 dia kembali ke Eropa karena Hindia Belanda diserahkan kembali ke tangan Belanda.
Ya memang begitu karena dianggap sekedar hiasan saja loh. Jangan salah juga banyak bagian lain dari KRB yang dianggap tidak bernilai sejarah padahal justru Bogor itu dibangung mengelilingi Istana Bogor dan Kebun Raya… Hahahaha.. Ada juga yang menduga itu makam jadi mereka ga berani ke sana. Padahal sekedar tugu peringatan saja..
Berkunjung ke kebun raya seperti sebuah ritual untuk saya, ga pernah bosan, dan selalu mampir ke monumen Lady Raffless…
Setelah membaca tulisan bapak semakin lengkap cerita cintanya, terimakasih
Iyah memang saya juga tidak pernah bosan… Sama-sama Deana
Terima kasih deskripsinya Pak, sangat menginspirasi untuk mengembangkan satu tulisan cerita fiksi, apalagi kalau bukan tentang cinta, romantisme dengan setting yang indah…sekali lagi terima kasih.
Makasih sama-sama mbak.. cuma ingin bercerita tentang satu hal menarik di Kota Hujan
terima kasih atas deskripsi luar biasanya Bapak..kita akan menuju lokasi
salam
jayadopa dot top
Terima kasih sama-sama
Sudah sering datang dan melewati monumen ini, tapi setelah baca tulisan bapak ini saya baru sadar akan arti dan makna didirikannya monumen ini. Sungguh cerita cinta yang sedih namun indah,,
Iya, Raffles juga manusia yang punya rasa dan cinta.. wekkss… hahahahaha
Tapi memang mengetahui begitu dalamnya rasa cinta si penjelajah ulung ini bikin hati meleleh juga sih