Pasar Devris – Setelah Batu Akik Lalu Apalagi?

Pasar Devris adalah nama sebuah pasar di Jalan Veteran, Kecamatan Bogor Tengah.

Sekarang namanya dikenal dimana-mana sebagai “surga” bagi penggemar batu akik. Sejak akhir tahun 2014 lalu, pasar ini memang dipugar total menjadi sebuah pasar “modern”.

Fungsinya pun berubah karena sekarang Pasar Devris dijadikan sebagai Pusat Batu Akik di Bogor. Hal ini dilakukan mengingat dalam beberapa tahun belakangan batu akik banyak diburu di Indonesia, termasuk Bogor.

Di masa sebelumnya, Pasar Devris adalah sebuah pasar tradisional dengan lantai tanah dalam sebuah kawasan sempit di sebelah Toko Terang. Sekarang bentuk pasar menjadi bangunan modern 2 lantai yang sebagian besar ditempati pleh pedagang batu akik.

Sekilas masa lalu Pasar Devris

Kalau melihat nama yang dipakai “Devris” tentu tidak salah kalau kita menduga bahwa pasar tradisional ini berkaitan dengan masa kolonial Belanda di Bogor.

Mungkin benar, mungkin tidak. Sampai saat ini, saya sendiri sangat kesulitan mencari literatur sejarah terkait dengannya.

Satu-satunya catatan sejarah yang ada ditemukan di Komunitas Bogor Heritage di Facebook. Catatan itu berupa sebuah foto tua berisikan gambar sebuah rumah tua dengan tulisan :

onze eerste behuizing tangsie “de vries”

Kalau diterjemahkan (pakai Google Translate) maka bisa diartikan sebagai

perumahan pertama tangsie “De Vries” kami

Jadi, nama Pasar Devris sendiri berasal dari nama sebuah tangsi/asrama di masa kolonial Belanda “De Vries”.

Pasar Devris BogorNama ini adalah nama belakang yang cukup umum di Belanda. Sering disebut dengan De Vris, De Vries, dan Devries. Perubahan menjadi Devris di Bogor bisa dimengerti mengingat pengucapannya memang terdengar menjadi Devris.

Bahkan, di masa saya kecil, tidak jarang ada yang melafalkannya sebagai “Depris”. Maklum, orang Sunda tidak bisa mengucapkan “F” , bisanya “P”.

Mengenai tahun berdirinya. Nobody knows. Tidak cukup catatan tentang tahun dibangun dan awal beroperasinya. Kalau nanti, informasi sudah didapatkan, maka tulisan ini akan diupdate.

Pasar Devris , Pusat Kuliner Di Masa Lalu

Pasar Devris pernah menjadi sebuah “surga” bagi penggemar kuliner di Bogor.

Di pasar tersebut, ketika masih dalam bentuk tradisionalnya banyak sekali pedagang kuliner tradisional, seperti doclang dan lain sebagainya.

Baca juga : Doclang – Berlumuran Kacang Berhiaskan Tahu

Dulu, tempat ini bahkan penuh hingga malam hari. Pengunjung rela untuk makan berbaur dengan penjual sayur mayur dan sebagainya untuk menikmati makanan tradisional Bogor.

Saya pun, salah satu warga Bogor yang cukup sering jalan-jalan ke sini hanya sekedar untuk makan bubur atau doclang.

Pasar Devris dalam bentuknya yang baru tidak lagi menarik. Mungkin, kalau saya seorang penggemar batu akik, tempat ini akan menjadi magnet. Sayangnya, tidak demikian adanya.

Ada sebuah kekhawatiran tersendiri memandang pasar ini.

Batu akik adalah sebuah trend. Tidak berbeda dengan tanaman hias, ikan, burung, yang silih berganti membuat tergila-gila warga Bogor.

Kenyataannya, hebohnya batu akik sudah hampir tidak terasa gaungnya di Kota Hujan. Tentu saja, penggemarnya akan tetap ada tetapi jumlahnya akan terus menyusut. Situasi yang sama dengan trend-trend terdahulu.

Nah, lalu setelah kegilaan tersebut menyusut, akankah bisnis batu akik seramai dan menguntungkan? Kalau tidak, berarti aktifitas di Pasar Devris akan ikut terjun pula.

Bagaimana nasib si Pusat Batu Akik Bogor sendiri? Akan bertahan berapa lama?

Entahlah. Mungkin, nasibnya sama dengan catatan sejarahnya yang sirna entah kemana. Mungkin juga tidak.

Mudah-mudahan perkiraan saya tentang batu akik salah sehingga Pasar Devris bisa terus berkibar sebagai Pusat Batu Akik. Paling tidak akan ada catatan tentang hal itu bagi generasi mendatang.

Untuk menuju pasar ini, silakan lihat tulisan mengenai Jalan Veteran karena tempat ini ada di jalan tersebut.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.