Penerapan Kebijakan Ganjil Genap di Kota Bogor : Berjalankah?

Penerapan Plat Ganjil Genap di Akhir Pekan Berjalankah
Ilustrasi

Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda kapan akan berakhir. Berbagai kebijakan dilahirkan untuk meredam dan membatasi kegiatan masyarakat, seperti yang terbaru PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Bogor adalah menerapkan kebijakan ganjil genap setiap akhir pekan. Kendaraan yang boleh beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu akan ditentukan apakah pelat nomor kendaraannya ganjil atau genap, kecuali angkutan umum, ambulans dan kendaraan dinas pemerintahan lainnya.

Tujuannya sudah pasti untuk mengurangi pergerakan masyarakat yang berada di wilayah itu.

Menurut berita, seperti yang ditulis di Jabar News, Bima Arya, walikota Bogor saat ini mengatakan bahwa kebijakan itu berjalan dengan baik. (Sumber di SINI).

Tetapi, benarkah memang demikian di lapangan karena tetap saja di timeline media sosial banyak sekali berita bahwa masih banyak kendaraan yang pelat nomornya tidak sesuai dengan kebijakan berlalu lalang.

Sesuatu yang sudah biasa terjadi dimana kebijakan pemerintah tidak diterapkan di level bawah.

Nah, ternyata, kemaren, 27 Februari 2021, Sabtu, saat mobil saya yang berpelat ganjil bisa keluar, saya melihat sendiri secara langsung. Jalur yang dilalui adalah Jalan Soleh Iskandar menuju Dramaga Bogor.

Ilustrasi

Bagaimana penilaian saya?

Saya pikir petugas di lapangan sudah menjalankan kebijakan itu dengan baik. Selama perjalanan pulang pergi saya melihat ratusan kendaraan dari arah Bubulak/Dramaga yang diputar balik oleh petugas di pos penyekatan Bubulak.

Ratusan. Bukan hanya mobil, tetapi juga sepeda motor. Semua diperintahkan untuk berbelok ke arah Sindang Barang Jero dan tidak diperkenankan melanjutkan perjalanan ke Kota Bogor.

Hal yang sama juga terjadi di Jalan Merdeka dimana, jalur dipisahkan menjadi dua. Yang mengarah ke pusat Kota Hujan disediakan khusus untuk kendaraan berpelat ganjil dan yang berpelat genap tidak diperkenankan lewat.

Jadi, ya kebijakan tersebut sudah dijalankan oleh petugas dengan cukup baik.

Meskipun demikian, saat melewati jalur tersebut memang terlihat tetap ada kendaraan yang pelatnya tidak sesuai masih tetap berlalu lalang, walau jumlahnya tidak banyak.

Tetapi, saya tidak bisa menjadikannya ukuran bahwa kebijakan ganjil genap tidak dijalankan dengan baik di level bawah. Saya cukup maklum, sebagai warga Kota Bogor yang lumayan tahu seluk beluk kota ini, bahwa ada banyak sekali celah dan jalan tikus yang bisa dilalui untuk mengakali kebijakan itu.

Petugas yang ada tidak akan bisa mengawasi semuanya. Di sanalah seharusnya masyarakat harus berperan. Mereka seharusnya mematuhi dan bukan berusaha untuk mengakali.

Selama dua kali berada di jalanan pada akhir pekan di masa kebijakan ganjil genap diterapkan, secara keseluruhan saya rasa hasilnya memang efektif seperti yang dikatakan. Volume kendaraan terasa menurun. Jalan Soleh Iskandar dan Abdullah Bin Nuh, dua jalan utama di wilayah Bogor Utara dan Barat terasa lebih lengang dari normalnya.

Tidak ada kemacetan dan kalau dipikir saya bisa memacu kendaraan lebih cepat dari biasanya.

Jadi, ya penilaian saya adalah kebijakan ini cukup efektif dalam mengurangi kegiatan masyarakat, terutama di jalanan. Persis seperti yang diberitakan.

Mari Berbagi

2 thoughts on “Penerapan Kebijakan Ganjil Genap di Kota Bogor : Berjalankah?”

  1. Pemberlakuan begini udah cocok banget emang di Jabodetabek sekitarnya, tapi ga cocok untuk wilayah lain :))

    Saya bayangin di Pekanbaru, pakai ganjil genap, pasti yang ada demo karena jalanan kaga ada macet-macetnya :)))

    Reply
    • Iyah bener.. sebenarnya di Bogor juga masyarakatnya sudah terbiasa dengan kemacetan. Hanya saja kebijakan ini bermanfaat sekali di masa pandemi untuk mengurangi pergerakan masyarakat.

      Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.