Perlu Nggak Sih Tanda Larangan Menginjak Rumput di Taman Heulang Dicabut?

Perlu Nggak Sih Tanda Larangan Menginjak Rumput di Taman Heulang Dicabut

Dua kali dalam dua minggu belakangan ini, saya “bermain” ke Taman Heulang, Tanah Sareal. Yang pertama, tanggal 4 Desember 2022 untuk melakukan survey rute bagi kegiatan nyetrit para siswa SMK PGRI 2 Depok dan yang kedua acaranya sendiri.

Selama dua kali kunjungan itu, ada satu hal yang mungkin harus dipertimbangkan. Bukan hal besar, tetapi menunjukkan hal yang besar karena berkaitan dengan pelanggaran terhadap aturan.

Di taman yang dalam bahasa Indonesia artinya Taman Elang itu, terdapat tanda larangan menginjak rumput di banyak bagiannya. Nah, hasil pengamatan selama dua kali kunjungan dadakan itu, memperlihatkan bahwa banyak pengunjung yang tidak mau patuh. Banyak dari mereka tanpa rasa bersalah masuk ke area dimana tanda larangan tersebut terpasang.

Buktinya, bisa lihat di hasil jepretan kamera tua Canon 700D ini.

Foto-foto ini hanyalah sebagian dari puluhan, bahkan ratusan kali area bertanda larangan menginjak rumput dimasuki oleh pengunjung. Biasanya mereka melakukan itu untuk

  • bermain bola/bulu tangkis
  • memotret
  • berlari-larian

Karena kedua kedatangan saya dilakukan hari minggu, Taman Heulang memang sedang ramai-ramainya. Para Park Rangers atau penjaga taman ada, tetapi tak satupun yang terlihat melakukan patroli dan melarang para pengunjung. Yang seperti ini menimbulkan pertanyaan lagi, “Apakah memang khusus untuk hari Minggu, pengunjung memang diperkenankan masuk ke area berumput?”

Apalagi pada kedatangan terakhir, di salah satu area yang lumayan luas dekat SMP 5, berdiri panggung dan ada event “entah apa” dengan tenda dan ratusan orang. Rumputnya kembali terinjak-injak.

Lalu, apa guna dari Tanda Larangan Menginjak Rumput yang dipasang? Kalau memang tujuannya menjaga rumput, yang tentunya ditanam dengan biaya dari pajak warga, agar tidak rusak, tentunya aturan yang ada harus diterapkan agar tidak ada pengunjung yang masuk ke area tersebut. Kalau memang tidak masalah pengunjung masuk area tersebut, maka sebaiknya tanda tersebut dihilangkan saja. Toh tidak ada fungsinya dan manfaatnya.

Atau kalau memang untuk hari Minggu ada perlakuan spesial, dimana pengunjung boleh masuk area berumput, tambahkan satu lagi saja papan keterangan, “Khusus Minggu, Pengunjung Diperkenankan Masuk Kawasan Berumput”

Iya kan?

Menurut Anda, mana yang paling cocok? Ditegakkan aturannya, dicabut larangannya, atau ditambah papan keterangan lainnya?

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.