Pernah dengan Program Sepiring, Kawan Pembaca?
Saya belum. Setidaknya sebelum hari ini, Jum’at 15 april 2016. Hanya karena kebiasaan saja untuk membuka Radar Bogor sepulang kerja, akhirnya sebuah artikel kecil menarik perhatian.
Judul artikelnya sederhana “Program Sepiring Gandeng Lima Rumah Makan”. Penulisnya bernama Rubiakto.
Menarik. Walau penjelasannya singkat tetapi cukup menggambarkan apa itu program “Sepiring”.
Ternyata, Sepiring itu adalah singkatan dari Selalu Pingin Sharing. Kombinasi bahasa Indonesia dan istilah Inggris yang ngetop, sharing. Intinya adalah berbagi.
Seorang pembeli makanan di Rumah Makan – Rumah Makan yang bekerja sama dengan Program Sepiring ini dapat memesan selain makanan untuk dirinya, juga untuk dibagikan. Mereka dapat memesan sepiring makanan untuk diberikan kepada yang membutuhkan seharga Rp. 20.000.-.
Nah, bedanya, makanan ini tidak langsung diserahkan kepada orang lain saat itu juga.
Pembeli yang mengikuti Program Sepiring harus membayar harga untuk dua piring. Pelayan Rumah Makan akan memberikan sepiring kepada pembeli dan sebuah stiker. Untuk siker ini harga yang ditetapkan Rp. 20.000.-
Stiker ini kemudian dipampang pada papan yang tersedia di rumah makan yang bekerja sama. Nah, siapapun yang membutuhkan dapat mengambil stiker ini dari papan dan kemudian menukarkannya dengan sepiring makanan dari rumah makan tersebut.
Jadi bisa dikata si pemberi sepiring makanan itu tidak akan kenal atau tahu orang yang akan menerima sepiring makanan yang disedekahkannya itu.
Berbagi adalah intinya
Pencetus dari program ini adalah Mahendra Kusuma. Intinya adalah untuk berbagi, terutama bagi yang kurang mampu.
Banyak sekali orang yang harus menahan lapar karena ketiadaan uang untuk membelinya. Tentu saja kalau program ini berjalan dengan baik akan sangat membantu mereka.
Menurut artikel ini sudah ada 5 rumah makan yang bergabung dengan Program Sepiring, yaitu Trio Azra Pajajaran, Pecl Madiun Indraprasta, Resto Solo, Simpang Raya Pajajaran dan Kopi Oey. Sayangnya tidak disebutkan kapan program ini dimulai.
Mirip dengan Suspended Coffee
Kalau melihat pola yang digagas, terus terang mirip dengan apa yang sudah terlebih dahulu dilakukan di Amerika Serikat. Bedanya disana yang disedekahkan adalah secangkir kopi.
Dalam program yang sekarang menjadi sebuah gerakan yang menyebar luas ini, seorang pembeli kopi di sebuah kafe akan membayar untuk dua cangkir. Sang Barista di cafe tersebut akan memberikan secangkir kopi pada si pemesan dan mencatatkan satu cangkir sebagai “Tertunda” yang dalam bahasa Inggris disebut Suspended. Oleh karena itu nama Gerakannya adalah Suspended Coffee
Secangkir kopi ini kemudian akan menunggu siapapun (terutama gelandangan) yang membutuhkan untuk meminta. Ia hanya perlu menanyakan pada sang Barista apakah ada “Kopi yang tertunda/Suspended Coffee” dan sang Barista akan menyerahkan secangkir dari catatannya.
Gerakan Suspended Coffee ini kemudian menyebar luas dan diikuti oleh ratusan cafe dari berbagai penjuru Amerika Serikat. Bahkan mereka sudah memiliki website sendiri untuk program berbagi ini. Silakan kunjungi www.suspendedcoffees.com.
Program ini digagas oleh John M. Sweeney yang tergugah oleh sebuah kebiasaan kalangan pekerja di Napoli untuk saling berbagi di antara sesama.
—
Mirip atau tidak bukan sebuah masalah. Sebuah kebaikan kalau bisa malah harus ditiru sebanyak mungkin. Program ini bisa membantu kalangan tak mampu untuk bertahan hidup seandainya berjalan dengan benar.
Tentu akan butuh kejujuran bagi yang mengambil stiker. Kalau ia memang mampu untuk membeli, tidak seharusnya ia menmgambil stiker yang terpampang. Jangan lupa bahwa sepiring makanan yang sudah dibayar itu ditujukan bagi yang kurang mampu.
Nah, warga Bogor dan pembaca yang budiman, bagaimana kalau kita dukung Program Sepiring ini? Kalau ada yang sudah pernah mencoba Program Sepiring ini, mohon bantuan untuk sharing di Lovely Bogor.
Semakin banyak yang tahu dan kemudian ikut serta akan semakin baik. Kalau bisa suatu waktu Program Sepiring menjadi gerakan dan memiliki website tersendiri seperti Suspended Coffee tentu akan lebih baik lagi.
Bukankah begitu, Kawan Pembaca?
Artikel yang menginspirasi, senada dengan share ‘kopi di dinding’ yg beredar luas via bbm & wa. Ijin utk share di fb. pak Anton. Terima kasih
Mangga bu.. silakan.. terima kasih atas kunjungannya