Pintu Perlintasan Kereta Martadinata

Kalau mau melihat bagaimana ganasnya para pengendara motor di kota Bogor, Pintu Perlintasan Kereta Martadinata adalah tempat yang pas. Pas untuk melihat bahwa disana sudah tidak terlihat adanya aturan berlalu lintas.

Palang pintu kereta menutup pun tidak dianggap seagai sebuah peringatan. Banyak pengendara yang justru menunggu melewati batas yang ditentukan. Tidak jarang hanya menyisakan jarak yang begitu dekat dengan rel keretanya.

Pintu perlintasan kereta Martadinata memang sudah dikenal sebagai salah satu titik kemacetan yang parah. Dari ujung jalan di depan Taman Air Mancur hingga ke pintu perlintasan jaraknya hanya sekitar 100-150 meter saja. Sayangnya, seringkali tumpukan kendaraan membuat jarak tersebut harus ditempuh dalam waktu 45-1 jam. Sesuatu yang sangat luar biasa.

Waktu tempuh ini bahkan lebih parah dibandingkan data dari Dirjen Perhubungan Darat ketika memberikan gelar Bogor sebagai kota termacet Indonesia tahun 2014. Pada saat itu data mereka menunjukkan kecepatan laju kendaraan di Bogor hanya sekitar 10-15 Km/Jam.

Padahal di tempat ini, jarak 1 jam hanya bisa untuk menempuh maksimal 150 meter saja.

Alasannya memang ada beberapa hal  mengapa Pintu Perlintasan Kereta Martadinata sedemikian parah.

1. Pertigaan

Lokasinya merupakan pertigaan. Jalan RE Martadinata bertemu dengan jalan Bubulak. Warga Bogor di kawasan Bubulak dan Pondok Rumput menggunakan jalur ini setiap hari untuk menuju ke tengah kota.

Alhasil, kendaraan yang keluar dari perumahan tersebut akan langsung bertemu di pertigaan

2. Jalan Dua arah

Jalan RE Martadinata adalah jalan dua arah.  Begitu pula jalan Bubulak. Hasilnya, arus kendaraan menjadi terlalu banyak di titik pertemuannya, yaitu Pintu Perlintasan Kereta Martadinata.

3. Frekuensi Kereta Commuter Line

Sejak diberikan target untuk meningkatkan jumlah penumpang untuk diangkut, PT Kereta Commuter Jabodetabek meningkatkan terus frekuensi kereta dalam satu hari. Penambahan frekuensi ini berimbas pada banyak titik pertemuannya dengan jalan raya.

4. Ketidakdisiplinan pengendara

Dalam video di tulisan ini terlihat sekali betapa para pengendara motor menutupi jalan yang sebenarnya bukan bagiannya. Tindakan mereka ini membuat kendaraan dari arah yang seharusnya terhambat. Berbahayanya tumpukan kendaraan seperti bertemu tepat di tengah perlintasan kereta.

Bukan sekali dua terjadi kecelakaan akibat kemacetan seperti ini di tempat ini. Langkah penyelesaian perlu diupayakan oleh semua pihak termasuk didalamnya masyarakat. Pemerintah daerah harus menemukan cara agar tumpukan kendaraan tidak lagi bertemu di satu titik. Mereka bisa merekayasa alur lalu lintas. Bisa pula dilakukan pembuatan underpass atau juga flyover agar tidak lagi ada pertemuan sebidang dengan jalan raya.

Sementara itu masyarakat pengguna jalan juga harus menyadari bahwa tindakan saling serobot atau menguasai jalur yang tidak seharusnya hanya menambah kemacetan. Apalagi hal-hal seperti berkendara melawan arus. Semua ini hanya menambah keruwetan di Pintu Perlintasan Kereta Martadinata dan meningkatkan resiko terjadi kecelakaan disini.

(Catatan : Pintu Perlintasan RE Martadinata sudah ditutup dan digantikan dengan kehadiran Fly Over)

Mari Berbagi

3 thoughts on “Pintu Perlintasan Kereta Martadinata”

  1. Saya juga pernah merasakan macet di perlintasan ini beberapa tahun lalu.

    Reply
  2. Kantor Polisi di seberangnya tidak memberikan efek apa-apa ya..

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.