Prasasti Kebon Kopi I – Peninggalan Tarumanegara

Prasasti Kebon Kopi I atau juga dikenal dengan Prasasti Tapak Gajah merupakan salah satu bukti sejarah tentang keberadaan Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara merupakan sebuah kerajaan Hindu yang pada abad ke 4 hingga 7 Masehi merupakan penguasa di sebalah Barat pulau Jawa. Kerajaan ini pernah diperintah oleh seorang raja yang bernama Purnawarman. Pada masa pemerintahannya ia pernah memerintahkan penggalian dua buah sungai, yaitu Sungai Gomati dan juga Candrabaga (sekarang dikenal dengan Kali Bekasi). Dimana pada saat peresmiannya, sang raja memberikan 1000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi, dalam namanya sekarang, Jakarta, Bogor, Banten dan hampir seluruh bagian Barat pulau Jawa. Oleh karena itu tidak mengherankan bukti peninggalan kerajaan ini banyak ditemukan di kota-kota tersebut di atas.

Paling tidak ada 5 buah prasasti peninggalan Tarumanegara di Bogor dan 2 di Jakarta. Di wilayah Ciaruteun, Ciampea, Kabupaten Bogor paling tidak ada 2 prasasti ditemukan. Prasasti Kebon Kopi I atau Prasasti Tapak Gajah merupakan salah satunya.

Penemuan Prasasti Kebon Kopi I atau Prasasti Tapak Gajah

Prasasti Kebon Kopi INama Prasasti Kebon Kopi I bagi situs bersejarah ini berasal dari saat prasasti ini ditemukan. Kebutuhan akan lahan untuk pengembangan tanaman kopi di wilayah Ciampea dan Dramaga di abad ke-19, membuat banyak pengusaha Belanda melakukan penebangan hutan. Pada saat itulah situs bersejarah ini ditemukan. Oleh karena itulah namanya disebut dengan Prasasti Kebon Kopi I.

Angka I di belakang menunjukkan bahwa situs bersejarah ini merupakan yang pertama ditemukan di sekitar area yang sama. Prasasti lainnya juga ditemukan pada jarak yang tidak jauh dari lokasi yang pertama. Prasasti kedua ini diberi nama Prasasti Kebon Kopi II atau Prasasti Pasir Muara.

Nama lainnya yaitu Prasasti Tapak Gajah merujuk pada dua bentuk pahatan yang menyerupai Tapak Gajah yang ada di prasasti tersebut. Di tengahnya terdapat sebaris Aksara Pallawa.

Bentuk Prasasti Kebon Kopi I atau Prasasti Tapak Gajah

Prasasti Kebon Kopi IBentuk dari Prasasti Kebon Kopi I bisa dikata tidak ada yang istimewa. Kalau tidak ada aksara Pallawa dan dua pahatan Tapak Gajah di atasnya, maka prasasti ini tidak ada bedanya dengan batu kali biasa.

Ukurannya juga tidak terlalu besar kurang lbih 1-2 meter dengan tinggi 50 centimeter saja.

Kedua Tapak Gajah bisa dilihat pada permukaan batu. Di tengahnya terdapat barisan aksara Pallawa yang memiliki bunyi kurang lebih

~ ~ jayavisalasya Tarumendrasya hastinah ~ ~
Airwavatabhasya vibhatidam ~ padadvayam

Makna dari potongan kalimat tersebut

“Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki …yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan”

——-

Meskipun namanya Prasasti Kebon Kopi I, Anda tidak akan menemukan satupun tanaman kopi di sekitarnya. Bisnis perkebunan kopi di wilayah ini tidak pernah berkembang pesat. Banyak sekali pengusaha Belanda yang gagal menanam tanaman penghasil minuman pahit tersebut. Berulangkali jenis tanaman berganti.

Hingga hari ini, ketika tulisan ini ditulis tanaman yang banyak mengitari Prasasti Kebon Kopi I adalah singkong, bukan kopi.

Lokasi situs ini juga tidak terlalu dikhususkan sebagai sebuah tempat kunjungan wisatawan. Sebuah cungkup beratap dan berpagar melindunginya dari hujan tetapi tetap memberikan kesempatan pada siapapun yang berkunjung untuk dapat memotret atau melihat, bahkan dari luar pagar.

Cara menuju ke Prasasti Kebon Kopi I

Saya menyarankan untuk memakai sepeda motor karena beberapa titik yang harus dilewati untuk mencapainya adalah daerah rawan macet. Salah satunya adalah Pasar Ciampea Lama. Hanya, pilihan terserah Anda. Saya hanya akan menunjukkan caranya.

Dari Stasiun Bogor

Pergunakan angkot no 03 Merah dari seberang Stasiun Bogor yang mengarah ke Laladon. Berhenti di Terminal Laladon dan ambil angkot 05 Biru jurusan Ciampea. Hati-hati karena 05 biru memiliki beberapa rute. Pastikan ambil yang menuju Ciampea dan buka Jasinga atau Leuwiliang atau Kampus Dalam.

Nah, setelah itu angkot kemungkinan akan masuk ke Terminal Ciampea Baru yang lokasinya agak jauh. Anda bisa melanjutkan dengan memakai angkot lain menuju Pasar Ciampea Lama. Jalannya padat.

Dari Pasar Ciampea Lama, Anda bisa mencari ojeg karena tidak ada angkutan umum menuju ke lokasi Prasasti Kebon Kopi I.

Dari Terminal Baranangsiang

Prasasti Kebon Kopi IPergunakan Trans Pakuan menuju Terminal Bubulak. Berhenti di terminal tersebut dan naik angkot 05 Biru menuju Ciampea. Sama dengan bila Anda berangkat dari Stasiun Bogor.

Kalau di terminal Bubulak tidak ditemukan angkot menuju Ciampea, Anda harus berjalan kurang lebih 500 meter dulu ke pertigaan Sindang Barang dan Dramaga untuk menemukan angkotnya.

Selebihnya sama saja menuju ke Pasar Ciampea Lama.

Dengan Kendaraan Pribadi

Bila dengan kendaraan pribadi baik mobil atau motor, Anda bisa mengikuti angkot no 05 biru. Setelah melewati Terminal Ciampea Baru, Anda akan menemukan Kantor Polsek Ciampea.

Jangan ambil jalur lurus karena Anda akan memasuki Pasar Ciampea Lama yang macet. Belok ke kiri dan ikuti saja jalan ini. Nanti Anda akan menemukan sebuah pertigaan. Anda harus mengambil arah lurus untuk menuju ke lokasi Prasasti Kebon Kopi I. Kalau Anda berbelok ke kanan, maka Anda akan menuju ke Pasar Ciampea Lama.

Catatan : Kalau Anda mempergunakan sepeda motor, selain bisa menuju ke Prasasti Kebon Kopi I, Anda punya kesempatan langsung menuju ke lokasi situs bersejarah lainnya, yaitu Kelenteng Hok Tek Bio Ciampea. Lokasi tidak jauh dari sana dan berada di Pasar Ciampea Lama.

Mari Berbagi

2 thoughts on “Prasasti Kebon Kopi I – Peninggalan Tarumanegara”

  1. dimanakah prasasti kebon kopi di temukan

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.