Ruwetnya Pintu Perlintasan Kereta Kebon Pedes

Ruwetnya Pintu Perlintasan Kereta Kebon Pedes 2

Jalan Kebon Pedes di kawasan Tanah Sareal, Kota Bogor merupakan jalan yang sebenarnya termasuk penting bagi kehidupan banyak warga Kota Hujan. Dengan melalui jalan ini, para pengendara yang sedang menuju Jalan Soleh Iskandar dari Jalan Pemuda, atau sebaliknya, akan memiliki rute yang lebih singkat. Banyak waktu yang bisa dihemat dibandingkan harus memutar.

Sayangnya, dalam situasi tertentu saya tidak akan menyarankan pembaca Lovely Bogor untuk melewati jalan ini. Alasannya karena di sana terdapat pintu perlintasan kereta Kebon Pedes.

Alih-alih berniat menghemat waktu dan mendapatkan jalur terpendek, pengendara justru bisa terjebak dalam kemacetan yang menjengkelkan. Sesuatu yang sangat menjengkelkan dan bisa menaikkan emosi di jalanan.

Terlebih lagi, suasana di pintu perlintasan itu, terutama di jam sibuk, ruwet sekali dan bisa menghadirkan bahaya. Beberapa kali kecelakaan terjadi dan merenggut korban jiwa.

Penyebab ruwetnya pintu perlintasan kereta Kebon Pedes

Ruwetnya Pintu Perlintasan Kereta Kebon Pedes

Semrawutnya kawasan ini sudah menahun. Sebagai warga Kota Bogor yang sudah tinggal lebih dri 40 tahun, kondisi ini terus terjadi. Tidak heran banyak orang berharap di lokasi ini dibangun sebuah flyover, mirip seperti yang ada di pintu perlintasan kereta Martadinata.

Penyebabnya memang lumayan kompleks, yaitu

  • jalan yang sempit : lebar jalan Kebon Pedes memang hanya cukup untuk 3 mobil berjejer
  • aktivitas tinggi : keberadaan beberapa sekolah dan kantor instansi pemerintah di jalan tersebut membuat aktivitas di jalan itu selalu ramai. Bila ditambahkan dengan fungsinya sebagai jalan penghubung, aktivitas di sana memang tidak pernah sepi
  • bercabang : hanya 3 meter dari pintu perlintasan terdapat cabangan jalan yang mengarah ke TPu Blender dan Pondok Rumput. Kendaraan yang berbelok menuju dan dri jalan ini akan menghambat kendaraan di belakangnya untuk melaju dan sayangnya, mereka harus berhenti di tengah jalur kereta Commuter Line
  • pengendara yang tidak tertib : bukan sebuah hal rahasia bahwa tingkah laku pengendara, baik mobil atau motor di Indonesia berperan dalam semrawutnya situasi jalan. Begitu juga di pintu perlintasan Kebon Pedes ini. Pengendara motor mayoritas tidak mau mengantri dan menunggu giliran dan memilih menutupi semua lajur jalan. Hasilnya seringkali pengendara dari lajur berlawanan akan terhambat dan titik pertemuannya ada di jalur kereta
  • frekuensi kereta : PT KCI (Kereta Commuter Indonesia) memang menargetkan penambahan jumlah pengguna. Sesuai dengan arahan dari pemerintah dan mendorong agar masyarakat lebih banyak menggunakan angkutan umum. Sayangnya, hal itu berarti penambahan frekuensi kereta yang melintas di perlintasan sebidang ini. Tidak aneh kalau pengendara merasakan pintu perlintasan baru saja dibuka, 3-4 menit kemudian sinyal penanda palang harus ditutup sudah terdengar
  • banyak tempat usaha : meskipun dulunya perumahan, jalan Kebon Pedes di kedua sisi sudah dipenuhi dengan berbagai tempat usaha, toko, warung. Kendaraan para pembeli kerap diparkirkan di sisi jalan dan mengganggu arus lalu lintas
  • angkot : yang satu ini sudah merupakan pemandangan umum karena kerap para supir angkot tidak peduli tempat dan waktu. Mereka kerap berhenti menaikkan dan menurunkan penumpang tepat di depan pintu perlintasan yang pada akhirnya menghambat kendaraan lainnya
  • jalannya sendiri : pintu perlintasan kereta Kebon Pedes terletak pada dataran yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan jalan Kebon Pedes. Hal ini menyebabkan banyak kendaraan menumpuk karena harus menanjak dan seringkali di titik pertemuan dengan rel kereta, terdapat lubang yang menghambat
  • rel kereta : setelah hujan turun, rel keretanya sendiri menjadi licin. Banyak pengendara motor terjerembab atau kendaraannya terjebak saat melintasi rel kereta. Akhirnya, mereka akan menjadi penghambat dan membutuhkan bantuan. Situasi yang jika digabungkan dengan frekuensi melintas kereta akan membuat jantung mpot-mpotan
  • tidak ada petugas : situasi di pintu perlintasan ini selalu ruwet, sayangnya, hampir tidak pernah ada petugas kepolisian yang mengatur. Yang ada hanya beberapa “pak Ogah” dan penjaga pintu perlintasan

Percayalah situasinya bisa sangat menyebalkan dan membuat ingin berteriak.

Untungnya, beberapa “pak Ogah” yang mungkin warga sekitar, ditambah dengan terkadang petugas penjaga pintu perlintasan sering turun tangan membantu mengarahkan.

Bukan tenaga profesional yang seharusnya mengatur, tetapi sangat membantu sekali mengurai dan mengarahkan pengendara. Yang terpenting, mereka sangat membantu ketika ada kendaraan yang terjebak, seperti sepeda motor yang terguling saat melintasi rel. Situasi berbahaya bisa diselesaikan dengan cepat.

Meskipun demikian, tentu saja ini adalah solusi yang tidak seharusnya. Sebuah flyover atau jalan layang bisa menjadi solusi keruwetan di pintu perlintasan kereta Kebon Pedes ini.

Pertanyaannya, apakah memang ada rencana atau tidak? Apakah Pemkot Bogor memiliki dana untuk membangunnya? Karena kalau jawabannya TIDAK, maka kesemrawutan itu akan terus berlangsung.

Tips :

Kalau Anda sedang mengarah ke Jalan Solis dan hendak melewati pintu perlintasan Kebon Pedes ini, perhatikan antrian kendaraan di depan miniatur tugu Kujang yang ada. Bila sudah terlhat lumayan panjang, sebaiknya mengambil jalur alternatif melewati Warung Jambu.

Meski terlihat pendek, antrian tersebut dikombinasikan dengan faktor yang lain bisa membuat Anda kehilangan 20 menit – 1 jam sekedar untuk melintasi pintu kereta ini.

Mari Berbagi

2 thoughts on “Ruwetnya Pintu Perlintasan Kereta Kebon Pedes”

  1. Banyak nih yang kayak gini, jadinya serem amat, udahlah takut ada kereta lewat, mana semrawut.
    Dalam hal gini, hadirnya pak Ogah Pak Ogah itu membantu banget jadinya ya Pak

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.