Sedia Payung Sebelum Commuter Line Datang

“Sedia payung sebelum hujan”, itu kata pepatah. Tetapi, kata saya, seorang pengguna Commuter Line Bogor Jakarta selama lebih dari 28 tahun, “sedia payung sebelum Commuter Line datang”.

Bukan tanpa sebab.

Pada beberapa stasiun yang berada di wilayah Bogor, seperti stasiun Bogor, Cilebut, Bojonggede, masih ada peron yang tidak tertutup oleh atap. Contohnya di stasiun Bogor, peron 4-8, atau peron tengah di stasiun Cilebut dan Bojonggede, belum ada atap yang memayungi.

Sementara, sudah diketahui sejak zaman SD (Sekolah Dasar) bahwa Bogor adalah Kota Hujan karena frekuensi hujannya sangat banyak. Jadi, bisa dibayangkan kalau harus berdiri di peron menanti datangnya si ulat besi. Bisa basah kuyup.

Bukan berarti karena PT KCJ (KAI Commuter Jabodetabek) tidak peka. Mereka sedang berusaha untuk terus memperbaiki prasarana tetapi jelas membutuhkan waktu. Contohnya, di stasiun Cilebut sedang dibangun sebuah peron tambahan beratap yang bisa menjadi tempat penumpang menunggu kedatangan kereta di jalur 2. Tetapi, tentunya masih membutuhkan waktu.

BErlari di bawah hujan
Stasiun Cilebut, 2016 – Xperia M

Lagipula, dengan sedia payung, kita bisa terhindarkan dari kecelakaan. Sering orang berlari dari peron tunggu menuju Commuter Line yang datang hanya agar tidak kebasahan. Bayangkan saja apa yang bisa terjadi jika ketika hal ini digabung, peron basah dan licin, melewati jalur kereta, dan terburu-buru.

Bisa menjadi sangat berbahaya.

Terlebih, kalaupun sampai di dalam kabin kereta dengan selamat, tantangan masih dihadapi, berupa ruangan berpendingin yang berarti sepanjang perjalanan bisa membuat masuk angin. Ditambah dengan sorot mata penumpang lain, yang tentunya enggan baju mereka ikut basah.

Kalau masih belum terdengar menyiksa, bayangkan juga harus menghadap atas dengan baju basah kuyup, dan lagi-lagi ruangan ber-AC.

Lengkap sudah.

Lebih baik menyediakan ruang sedikit di dalam tas Anda untuk payung lipat. Dengan begitu banyak ketidaknyamanan yang bisa dihindari.

Jangan bilang bahwa ini sekedar teori. Selama 28 tahun menjadi an-ker (anak kereta), tentunya saya pernah melakukan kesalahan, dan lupa membawa payung adalah salah satu diantaranya.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.