Wow. Tidak pernah menyangka kalau selebgram atau influencer asal Bogor bisa sebanyak itu. Ini baru yang menawarkan jasanya saja secara online dan belum termasuk yang bergerak sendiri-sendiri.
Menurut data Sociabuzz, sebuah situs marketplace (situs untuk mempertemukan penjual dan pembeli jasa influencer ini, paling tidak ada 38 orang asal Kota Hujan yang menawarkan jasanya.
Memang di zaman digital seperti sekarang ini, penggunaan jasa selebgram atau influencer untuk mempromosikan sebuah produk atau menggiring opini masyarakat merupakan hal yang wajar dan diperlukan. Dengan mendapatkan endorse dari para influencer ini, sebuah perusahaan bisa memperluas dan mempengaruhi pasar. Bisa juga untuk menanamkan branding di masyarakat, calon pembeli.
Biasanya mereka akan memiliki niche atau media sosial tertentu dan memiliki follower atau pengikut lumayan banyak.
Ternyata, Bogor menyimpan banyak juga influencer.
Kalau melihat data yang ditampilkan di laman tersebut follower influencer asal Bogor berkisar antara 11 ribu sampai 210 ribu orang. Angka yang termasuk cukup tinggi dan sangat tinggi untuk saya mengingat akun Instagram saya hanya memiliki 200-an saja dan Twitter hanya 17 ( 😀 ..)
Untuk memakai jasanya pun bervariasi, mulai dari 7 ribu rupiah sampai 1 juta rupiah. Ada juga yang tidak menampilkan tarif jasa kreatif-ya (biasanya harga nego).
Dan, ini hanya yang terdaftar saja loh. Serta, menurut data yang ditampilkan, mayoritas influencer Bogor yang terdaftar menggunakan media sosial, seperti Instagram, Twitter, atau Tik Tok. Padahal, kata influencer sendiri juga mencakup youtuber atau blogger.
Pasti kota ini banyak menyimpan selebgram atau influencer lainnya yang tidak menampilkan diri secara terang-terangan.
Senang juga rasanya mengetahui Bogor menyimpan begitu banyak penyedia jasa kreatif seperti ini. Mudah-mudahan saja dengan begitu banyaknya influencer mereka bisa banyak juga mempromosikan Bogor ke dunia luar.
Mudah-mudahan.
(Hem, jadi terpikir. Kira-kira, perlukah Lovely Bogor menggunakan jasa mereka untuk mempromosikan diri? Tapi, aneh juga yah, karena berarti secara teori “influencer” menggunakan jasa “influencer” karena sebagai blogger, kalau berdasarkan teori Sociabuzz, saya juga influencer. Tapi, saya lebih suka menjadi blogger saja dan bukan influencer)