Moseleum Van Motman – Peninggalan Sang Tuan Tanah

Moseleum Van Motman - Peninggalan Sang Tuan Tanah

Mengunjungi Moseleum Van Motman yang terletak di Kampung Pilar, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor ternyata tidak seperti mengunjung sebuah situs bersejarah. Kondisi tempat tersebut tidak terawat layaknya sebuah situs yang dianggap “berharga” bagi sebuah masyarakat atau kota.

Hanya keberadaan beberapa buah papan berwarna biru yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor lah yang membedakan tempat ini dengan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Kalau papan-papan tersebut ditiadakan, maka tak seorangpun yang akan menyadari bahwa situs ini menyimpan sebuah cuplikan sejarah dari sebuah kota/daerah bernama Bogor.

Dimana Situs Moseleum Van Motman?

Situs cagar budaya Moseleum Van Motman terletak di Kampung Pilar, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Lokasinya berjarak kurang lebih 25-27 kilometer bila dihitung dari pusat Kota Bogor, yaitu Kebun Raya atau Istana Bogor.

Untuk mencapai lokasinya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit bila menggunakan sepeda motor. Kalau angkotan umum no 05 Biru jurusan Jasinga yang dipergunakan, mungkin akan memerlukan waktu yang lebih lama lagi.

Apa itu Moseleum Van Motman?

Maoseleum Van MotmanMoseleum atau mausoleum  adalah sebuah komplek pemakaman. Biasanya dalam kompleks pemakaman ini akan berdiri sebuah bangunan khusus yang merupakan inti dari keseluruhan kompleks.

Di dalam bangunan tersebut akan diletakkan sebuah atau beberapa makam khusus bagi orang-orang penting atau ternama di masanya. Nama lain dari maoseleum adalah monumen makam.

Moseleum Van Motman, sesuai ejaan yang dipakai oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bogor adalah juga sebuah pemakaman. Luasnya kurang lebih 600 meter persegi. Didalamnya berdiri sebuah bangunan mausoleum berukuran 40 meter persegi. Di sekitar bangunan moseleum terdapat 12 pilar yang menurut sejarah juga merupakan tanda sebuah makam.

Moseleum Van Motman diduga didirikan tahun 1811. Dugaan ini terkait dengan catatan sejarah dari keluarga tersebut sendiri dimana putri GWC yang bernama Maria Henrietta van Motman meninggal pada 5 Desember 1811. Selanjutnya tercatat 8 orang anak dari GWC dimakamkan di tempat ini. GWC Van Motman sendiri tidak diketahui dimana keberadaan makamnya.

Kalau kita memasuki bagian dalam Moseleum Van Motman tersebut, maka yang terlihat hanyalah seperti sebuah reruntuhan bangunan saja. Padahal kalau membaca sejarahnya seharusnya di dalam Moseleum Van
Motman ini terdapat empat mumi atau jenazah yang diawetkan dalam peti kayu bertutup kaca. Juga, seharusnya terdapat sekitar 33-37 makam di dalam kompleks tersebut, tetapi yang terlihat hanyalah kurang lebih 12 pilar penanda makam saja.

Maoseleum Van MotmanMenurut sejarah juga, seharusnya tempat ini berlapiskan marmer asli Italia. Sesuatu yang mencirikan dinasti Van Motman yang pada masanya merupakan orang terkaya di Bogor. Sayangnya, rupanya bertahun-tahun silam telah terjadi penjarahan besar-besaran terhadap situs Moseleum Van Motman ini dengan cara mencongkel marmer-marmer berharga mahal tersebut. Alhasil, dalam kondisinya sekarang Moseleum Van Motman hanyalah seperti reruntuhan bangunan tak terawat saja.

Meskipun demikian, masih tersisa sedikit dari apa yang ada di masa lalu. Sisa-sisa inilah yang bisa membuat kita mengira dimana ke-empat peti kayu bertutup kaca penyimpan mumi tersebut diletakkan. Begitu, pula dengan sisa-sisa makam yang ada kita bisa menduga bagian-bagian sejarah di masa lalu dari Dinasti Van Motman.

Siapa Van Motman?

Moseleum Van Motman tentu akan menyisakan tanda tanya pada benak Anda. Mengapa ada moseleum ini dan apa hubungannya nama tersebut dengan Bogor?

Jangan khawatir, banyak juga warga Bogor yang tidak menyadari apa peran nama ini dalam sejarah keberadaan Bogor.

Van Motman, adalah nama keluarga, nama sebuah dinasti keluarga. Nama tersebut mengambil nama dari orang pertama dari keluarga tersebut yang menginjakkan kakinya di Bogor, Gerrit Willem Casimir (GWC) van Motman. 

GWC lahir di tahun 17 Januari 1773 dan wafat di tahun 25 Mei 1821. Namanya tidak bisa dilepaskan dari sejarah Bogor karena ia pada masanya merupakan manusia terkaya di wilayah Kota Hujan ini.

Kekayaannya sangat luar biasa menurut ukuran di masa itu. Bahkan, untuk ukuran masa sekarang sulit sekali dicari bandingannya. Kalau Anda membayangkan memiliki tanah seluas 100-200 hektar sudah sangat kaya, maka bila apa yang dipunya GWC dan dinasti Van Motmannya, maka hal tersebut tidak ada apa-apanya.

Luas lahan yang dimiliki oleh Van Motman pada masa kejayaannya mencapai kurang lebih 117,099 hektar. Bandingkan dengan luas Kota Bogor yang berkisar 118,000 hektar saja. Lahan perkebunan yang dimiliki GWC hanya kurang sedikit saja.
Moseleum Van MotmanLahan tersebut mayoritas adalah lahan perkebunan kopi, gula, teh, karet dan lain sebagainya. Ia adalah penyuplai utama bagi Batavia dan Buitenzorg pada masanya. Konon dalam sekali pengiriman ke Batavia/Jakarta di masanya, perkebunan Van Motman membutuhkan 400 kereta kuda dan dilakukan secara rutin.

Wilayah perkebunannya menyebar ke seluruh penjuru mata angin. Bisa disebutkan daerah-daerah yang dulunya menjadi milik keluarga Van Motman adalah Dramaga (tempat Kampus IPB berada), Ciampea, Jamboe, Rumpin, Nanggung dan masih banyak lainnya.

Keluarga ini juga memiliki berbagai rumah besar pada masanya. Salah satunya dikenal dengan Groot Dramaga, sebuah rumah yang disebut sebagai rumah yang sangat indah oleh Cateu Van Kerkhoven, salah satu tuan tanah di Jawa Barat lainnya.

——–

Dari catatan sejarah tentang keluarga Van Motman ini, bisa dibayangkan bentuk asli Moseleum Van Motman seharusnya. Dengan bangunan yang arsitekturnya meniru Gereja Santo Petrus, bahan-bahan impor yang mahal dari Italia, seharusnya bangunan ini sangat megah. Tidak mudah mengimpor marmer asal Italia pada masa tersebut.

Hal tersebut menunjukkan betapa berpengaruhnya keluarga ini pada masa tersebut. Bahkan bisa dikatakan, keluarga tersebut memiliki peran penting bagi perkembangan Bogor di masanya.

Sayang sekali, kondisinya sekarang seperti membuat Moseleum Van Motman tidak bedanya dengan bangunan rusak tanpa nilai. Ini adalah situs kedua yang Lovely Bogor lihat dalam kondisi yang sangat mengenaskan di wilayah Kabupaten Bogor. Situs lainnya, yaitu Situs Tugu Lonceng berada dalam kondisi lebih parah lagi.

Padahal bia dilakukan penataan dan perawatan yang layak, tempat ini pantas menjadi sebuah tujuan wisata budaya. Nilai sejarah dari Moseleum Van Motman seharusnya bisa menarik minat banyak orang untuk mengetahuinya. Apalagi kalau mengingat Keluarga Van Motman adalah keluarga berpengaruh dimasanya.

Bagi Anda yang ingin melihat kondisi Moseleum Van Motman sekarang silakan lihat video di bawah ini.

Mari Berbagi

6 thoughts on “Moseleum Van Motman – Peninggalan Sang Tuan Tanah”

  1. Sekedar tambahan saja, menurut penjaga situ itu memang ada 37 jasad yg dimakamkan disitu, namun pada zaman penjajahan Jepang ke Indonesia 4 mumi tersebut dirusak dan dibawa oleh Jepang ke negeri Belanda.
    Terimakasih ??

    Reply
  2. Sekedar informasi pak, disana memang dibaringkan 37 jasad keluarga beserta kerabat (termasuk tangan kanan) GWC, sedangkan makan GWC adalah salah satu makam yg ada Border batu tanpa pilar di sebelah kiri pintu masuk.
    Bangunan tersebut memang terlihat tidak terawat, namun menurut kuncen keturunan GWC yg kembali ke Belanda tadinya (tahun 2009) akan merenovasi situs, namun tampaknya mereka kecewa karena tidak sesuai dengan ekspektasi yang mereka harapkan.

    Reply
  3. Saya membayangkan artikel – artikel ini jadi sebuah buku tetang city tour lengkap dengan petanya. Pasti sangat menarik. Lagi pula informasi di dalamnya sangat detail sekali. Saya sangat suka.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.