Terminal Bubulak – Seharusnya…

Terminal Bubulak adalah sebuah terminal yang berada di wilayah Barat kota Bogor. Letaknya berada di perbatasan dengan Kabupaten Bogor. Tepatnya lokasinya ada di Desa Bubulak Kecamatan Bogor Barat.

Diresmikan pada tahun 2002. Terminal ini terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian merupakan terminal untuk angkot dan satu lagi khusus untuk bus TransPakuan. Belakangan ditambah menjadi titik awal keberangkatan dan kedatangan bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus TransJakarta (APTB).

Terminal Bubulak Bogor
Kantor Pengelola Terminal Bubulak Bogor

Hal ini memang sesuai dengan yang direncanakan sejak awal. Berdirinya terminal ini untuk menunjang pengembangan Bogor di bagian Barat.Terutama setelah jalan Soleh Iskandar dan Abdullah bin Nuh dibuka.

Sebelumnya untuk mengakses bagian Barat Bogor seperti Dramaga (ke Kampus IPB), masyarakat Bogor harus melewati pusat kota. Jarak tempuhnya cukup jauh. Selain itu kemacetan akan meningkat kalau semua harus melalui tengah kota.

Terminal Bubulak Bogor
Suasana diare angkot Terminal Bubulak Bogor November 2014

Nah dengan dibukanya kedua akses itu, diharapkan arus lalu lintas ke tengah kota bisa dikurangi. Warga Bogor di wilayah Barat bisa langsung menuju Terminal Baranangsiang langsung tanpa melalui pusat kota.

Untuk itulah terminal Bubulak didirikan. Tujuannya agar berbagai kendaraan umum tersedia dan warga di Bogor Barat bisa mendapatkannya dengan mudah. Begitu juga sebaliknya, masyarakat yang ingin pergi kesana, bisa mendapatkan angkutan.

Begitulah “seharusnya” fungsi dari terminal ini.

Kok pakai “seharusnya ? Memang karena begitulah seharusnya terminal Bubulak ini. Teringat ketika pertama kali dibuka tahun 2002, berbagai media Bogor memberitakannya. Gembar-gembor dari para pejabat tentang teori masa depannya semuanya seperti yang diceritakan di atas. “Seharusnya” memang seperti itu.

Lagi-lagi seharusnya. Karena situasinya saat ini memang jauh berbeda dari bagaimana seharusnya terminal ini setelah hampir 13 tahun berlalu. Jauh dalam arti antara teori dan kenyataan tidak sesuai.

Terminal Bubulak Bogor
Trans Pakuan di Terminal Bubulak Bogor

Memang sampai sekarang fungsi terminal ini masih berjalan. Terlepas apakah berjalan baik atau tidak (akan tergantung yang pejabat yang melaporkan), terminal Bubulak masih berfungsi sebagai terminal.

Hanya ada beberapa “seharusnya” yang “seharusnya” dicantumkan dalam laporan (menurut saya lho). Seperti hal-hal berikut ini

1. Seharusnya terminal Bubulak ramai dengan lalu lalang angkutan dan penumpang

Bukankah memang begitu seharusnya sebuah terminal. Apalagi yang ditargetkan menjadi kebanggaan kota Bogor.

Kenyataannya di lapangan bahkan supir angkot pun malas masuk ke dalam terminal. Sepi penumpang katanya. Mereka lebih suka “ngetem” di pertigaan sekitar 300 meter dari terminal. Pertigaan ini pertemuan antara jalan Sindangbarang, Dramaga dan Abdullah bin Nuh.

Penumpangpun lebih suka naik angkutan disini dibandingkan dari terminal. Nah lho.

Terminal Bubulak Bogor
Jejeran bus APTB di terminal Bubulak Bogor

2. Seharusnya terminal itu menyediakan fasilitas

Paling tidak seuah terminal ada papan penunjuk jenis angkutan dan trayek. Hanya memang Bogor beda, soalnya terminal Bubulak ini tidak menyediakan hal tersebut. Papan nama terminal saja sudah berkarat disana sini dan tidak jelas tulisannya.

Lalu bagaimana penumpang bisa tahu angkot mana yang menuju kemana. Yah, orang Indonesia memang hebat masalah itu terpecahkan dengan menghapal dan bertanya.

Oya jangan tanya soal fasilitas penunjang seperti kamar kecil. Hanya ada sebuah mushola kecil disana. Mungkin ada toilet tetapi karena tidak ada petunjuk arahnya, saya tidak bisa menemukan.

Sarana penunjang seperti tempat berjualan kebutuhan penumpang pun minim. Hanya ada beberapa warung sederhana disalah satu sisi terminal. itupun terlihat bukan sesuatu yang resmi diadakan.

Fasilitas untuk menunggu. Tidak ada di terminal angkot. Hanya tersedia di bagian khusus bus Trans Pakuan. Disini ruang tunggu walau sederhana tapi lebih baik daripada di sebelahnya. Walaupun demikian terlihat jelas disana sini kebutuhan akan perbaikan dan perawatan.

Terminal Bubulak Bogor
Bagian depan Terminal Bubulak Bogor

3. Seharusnya terminal itu terawat dan bersih

Jangankan area terminalnya, bahkan bangunan pengelola terminal Bubulak sendiri seperti sudah beberapa tahun tidak dicat ulang. Kotor dan kumuh kesannya.

Belum lagi terlihat banyak sampah berceceran di berbagai tempat ketika saya berkeliling kesana November tahun 2014 lalu.

4.  Seharusnya

Aah sudahlah. Terlalu banyak seharusnya kalau diteruskan. Hanya dengan tiga hal tersebut rasanya cukup untuk menggambarkan suasana dan kondisi terminal Bubulak saat ini.

——–

Entah apa yang terjadi dengan terminal ini. Mengapa bisa begitu jauh antara rencana awal dan hasilnya. Tidak terbayangkan bahwa uang yang ditanamkan disini tersia-sia tanpa hasil.

Tigabelas tahun sebentar lagi usianya. Seharusnya pada usia sedemikian, tempat ini sudah menjadi kunci utama warga Bogor di bagian Barat untuk menuju ke tengah kota. Seharusnya sudah menjadi kebanggaan warga Bogor.

Seharusnya..Saya jangan terlalu banyak berharap

———

Catatan

– Angkot no 03 Merah, 15 Merah, 19 Merah (seharusnya) menggunakan terminal ini sebagai titik awal dan akhir. Lagi-lagi seharusnya karena seringkali angkot-angkot ini juga tidak masuk terminal Bubulak

– Bus Trans Pakuan menggunakan bagian Timur Terminal sebagai pangkalan. Penumpang bisa naik atau turun disini. Tersedia juga loket dan ruang tunggu serta penyimpanan sepeda motor.

– Bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Trans Jakarta berada di area angkot. Bus yang berangkat terlebih dahulu biasanya ada di depan di dekat papan nama terminal

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.