Bonenkai Festival ala Hotel Salak the Heritage

Bonenkai (baca : Bo-Neng-Kai) adalah sebuah kebiasaan masyarakat Jepang dalam menyambut datangnya tahun baru. Kata kebiasaan mendapat penekanan karena bukanlah sebuah acara atau festival yang resmi. Biasanya menjelang berakhirnya tahun terdapat kebiasaan , biasanya di perusahaan atau komunitas untuk kumpul-kumpul dan berpesta bersama. Seringkali akan berakhir dengan banyak orang yang mabuk.

Bonenkai dalam bahasa Jepang terbentuk dari tiga buah kanji yaitu “Bo” yang berarti melupakan, “Nen” = Tahun, dan terakhir “Kai” yang artinya “Pertemuan”. Bila dirangkaikan ketiganya berarti sebuah pertemuan untuk melupakan tahun lalu. Inti dari kumpul-kumpul ini adalah untuk melupakan berbagai hal buruk yang telah terjadi di tahun yang akan segera berlalu. Oleh karena itu biasanya Bonenkai diadakan sebelum pergantian tahun.

Lawan kata dari Bonenkai adalah Shinnenkai (baca : Shing-Neng-Kai). Ini adalah tradisi menyambut kedatangan tahun yang baru. Biasanya berisi janji-janji untuk berbuat yang terbaik di tahun yang baru.

Bonenkai Festival di Bogor
Spanduk Bonenkai Festival di depan Hotel Salak Bogor

Bonenkai Festival di Bogor

Perhelatan Bonnenkai kembali digelar oleh Bogor Hotel Institute (BHI) . Tempat yang dijadikan lokasi Festival Bonnenkai adalah Hotel Salak the Heritage yang juga merupakan markas BHI. Acara ini adalah yang ke-9 kalinya diadakan di Bogor.

Hanya berbeda dengan Bonnenkai versi aslinya di negara Sakura Jepang, di hotel Salak tidak ditemukan orang-orang sempoyongan karena mabuk kebanyakan minum sake. Yang ditemukan disana adalah berbagai macam acara seperti kompetisi

  1. Cosplay : singkatan dari costume play dimana seseorang memakai kostum dari sebuah karakter baik yang ada di televisi atau film atau manga.
  2. Dance : berisi tari-tarian modern
  3. Band : pertarungan antar band-band anak muda
  4. Bazar
  5. Presentasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan tradisi dan budaya di Jepang

Masih ada beberapa lagi kegiatan disana

Festival Bonenkai kali ini adalah kali ke-9 diadakan di Bogor tetapi merupakan yang pertama yang saya kunjungi.

Bonenkai Festival Bogor
Stand Makanan di Bonenkai Festival Bogor

Pengunjung Bonenkai Festival ke-9 di Bogor

Cukup mencengangkan juga ternyata bahwa animo masyarakat Bogor terhadap acara ini. Terlihat jumlah pengunjung memadati area yang dialokasikan untuk acara. Hotel Salak terlihat penuh sesak hari minggu, 18 Januari 2015 yang lalu.Padahal dikenakan tiket masuk Rp. 10,000 per orang.

Dilihat dari pengunjung yang datang , generasi muda terlihat mendominasi. Disusul dengan ibu-ibu dan bapak-bapak adalah pelengkap (mungkin terpaksa harus mengantar..:D). Beberapa diantara pemuda-pemudi yang datang mengenakan berbagai kostum ala karakter-karakter dalam anime dan manga Jepang. Pemandangan yang cukup menarik.

Bila yang muda-muda kebanyakan berkerumun di depan panggung kompetisi band, ibu-ibu dan anak-anak memadati area bazaar. Bapak-bapak biasanya banyak terlihat berdiri di dekat kolam renang.

Salah satu stand yang paling diminati oleh ibu-ibu selain bazar adalah stand foto. Disini pengunjung bisa berfoto dengan memakai “Yukata” (pakaian tradisional Jepang) di dekat area kolam renang hotel Salak. Stand lainnya yang juga dipadati adalah stand makanan yang menyuguhkan berbagai macam makanan ala Jepang.

Catatan kecil tentang Bonenkai Festival ke-9

Bonenkai Festival di Bogor
Stand Foto Bonenkai Festival di Hotel Salak Bogor

Secara pribadi saya angkat topi atas kegiatan ini. Jarang sekali ada kegiatan yang memperkenalkan budaya atau kesenian dilakukan di Bogor. Jangankan untuk yang berbau negara lain, yang berbau Sunda atau Bogor sendiri saja jarang terdengar.

Hanya dan hanya sebuah catatan kecil tentang beberapa hal terkait kegiatan ini adalah

1) Waktu acara : sayang sekali kalau acara ini diadakan di pertengahan Januari. Mungkin seharusnya diadakan di bulan Desember sehingga setidaknya bisa sesuai dengan acara di negara asalnya.

2) Dalam acara ini memang terlihat usaha-usaha dari penyelenggara untuk membuat suasana seperti di negara Sakura. Hanya rasanya kurang gregetnya itu yang saya rasakan sebagai seorang lulusan Sastra Jepang. Nuansa Jepangnya hanya sebatas pakaiannya. Padahal menurut saya apabila penyelenggara bisa bekerja sama dengan berbagai Fakultas Sastra di beberapa universitas yang berada dekat Bogor, saya yakin suasana akan bisa dibuat lebih kental lagi. Seharusnya tidaklah sulit untuk melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang mempelajari Japanologi dalam acara.

3) Lokasinya agak terlalu sempit walaupun bisa sangat dipahami mengingat ruang yang ada di hotel Salak terbatas

Penutup

Di luar catatan kecil di atas, tetap saya harus angkat topi untuk Festival Bonenkai ke-9. Sebuah usaha yang bagus untuk mengatakan kepada warga Bogor mengenai luasnya dunia.  Semoga bisa terus ditingkatkan

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.