Hutan Kota Ahmad Yani – Ramah Burung

Hutan Kota Ahmad Yani – Banyak warga Bogor mengeluhkan mengenai semakin panasnya kota hujan sejak beberapa tahun terakhir. Sesuatu yang menyiratkan seberapa jauh kota hujan ini telah berubah.

Sejak dahulu kota ini terkenal sebagai sebuah kota peristirahatan. Bahkan dalam hymne Kota Bogor terdapat syair yang menggambarkan kota talas ini sebagai kota yang “indah serta sejuk nyaman”. Keluhan tersebut mencerminkan hilangnya sesuatu yang dahulu menjadi ciri khas.

Warga Bogor banyak yang tidak menyadari bahwa peningkatan suhu di kotanya berkaitan dengan pesatnya pembangunan di kotanya.

Berbagai gedung, sarana dan prasarana untuk berbagai kegiatan tumbuh di setiap sisi kota. Lahan-lahan yang dulunya hijau dengan pepohonan berubah menjadi kompleks perumahan , tempat usaha dan gedung perkantoran.

Pembangunan berbagai bangunan tersebut ternyata menimbulkan korban. Korban tersebut berupa ratusan batang pohon yang dulu mendiami banyak lahan di Bogor.

Padahal pepohonan tersebutlah yang menyebabkan timbulnya kesejukan di kota hujan. Ratusan pohon tersebut menghalangi pancaran sinar matahari agar tidak langsung menyengat kulit manusia. Selain itu bila sebuah pohon dewasa bisa menghasilkan oksigen cukup untuk 2 orang dewasa selama setahun.

Dengan hilangnya ratusan pohon dewasa akibat berbagai hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim di Bogor. Bersamaan dengan itu Bogor secara perlahan sejak beberapa tahun terakhir semakin kehilangan unsur “keindahan, kesejukan dan kenyamanan”. Syair dalam hymne kota Bogor menjadi terdengar ironis

Hutan Kota Ahmad Yani

Hutan Kota Ahmad Yani
Pemandangan di dalam hutan kota Ahmad Yani

Menyadari hal tersebut, pemerintah daerah kota Bogor hasil Pilkada 2014, melakukan berbagai program untuk dapat mengembalikan unsur-unsur yang hilang dari Bogor.

Berbagai usaha pembenahan ke arah sana dilakukan. Taman-taman di kota Bogor, yang banyak diantaranya terbengkalai dibenahi.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) pun terus diupayakan untuk ditambah.

Salah satu RTH baru yang dikembangkan adalah Hutan Kota Ahmad Yani. Hutan kota ini dikembangkan dengan memanfaatkan lahan di sepanjang jalan Ahmad Yani Bogor.

Pembuatan hutan kota ini dimulai pada bulan November 2014 dan selesai di awal 2015. Biaya yang dikeluarkan sekitar Rp. 1,5 milyar.

Sebelum dijadikan hutan kota, lahan ini tidak kosong. Beberapa pedagang tanaman menjadikannya sebagai lapak usaha mereka.

Lokasinya terletak memanjang dari pertemuan jalan tersebut dengan Jalan Dadali. Hutan Kota Ahmad Yani panjangnya sekitar 500-600 meter dan selebar 20 meter. Sekelilingnya dipagari tembok semen dengan ketinggian rendah.

Di bagian dalamnya terdapat beberapa kursi dari semen untuk pengunjung beristirahat. Terdapat belasan tempat sampah plastik untuk menampung sampah pengunjung. Tidak dilupakan jalan setapak agar siapapun yang datang dapat berjalan-jalan.

Meskipun demikian masih terlihat bahwa hutan kota ini belum benar-benar menjadi hutan. Pepohonan belum terlalu dewasa dan sepertinya masih membutuhkan beberapa tahun untuk menjadikannya tumbuh lebih besar.

Manfaat Hutan Kota Ahmad Yani

Hutan Kota Ahmad Yani
Trotoar di sepanjang Hutan Kota Ahmad Yani

Mungkin terlihat terlalu sederhana bentuknya. Meskipun demikian sebuah hutan kota bukan sekedar sebuah taman. Hutan kota diharapkan dapat menjalankan beberapa fungsinys seperti

Menghasilkan oksigen, bila sebuah pohon menghasilkan oksigen untuk satu orang, berapa orang yang kebutuhan oksigennya bisa terpenuhi oleh hutan kota ini.

Menyerap berbagai partikel berbahaya akibat pembuangan kendaraan bermotor. Ribuan kendaraan bermotor setiap harinya berlalu lalang di Bogor. Tingkat polusi dan keasaman udara pun meningkat pesan. Hutan Kota Ahmad Yani diharapkan dapat mengurangi efek tersebut.

Menyerap dan menyimpan air tanah. Bogor dikenal sebagai pengirim banjir ke Jakarta. Salah satu sebabnya adalah semakin sedikitnya tempat yang dapat menampung dan menyimpan air hujan. Air hujan tidak lagi diserap tanah tetapi langsung dialirkan ke dataran yang lebih rendah, dalam hal ini Jakarta.

Menyerap karbon monoksida. Pohon memanfaatkan karbon dioksida sebagai salah satu unsur untuk mengolah “makanan”. Semakin banyak pohon maka semakin banyak karbondiosida di udara. Sebagai outputnya oksigen dikeluarkan. Sesuatu yang membuat udara sejuk

Menahan sengatan sinar matahari. Keluhan semakin panas juga terkait dengan kenyataan bahwa sinar matahari di Bogor sekarang langsung mengenai kulit manusia. Hutan kota diharapkan dapat mengurangi hal tersebut. Semakin tebal pepohonan semakin sulit sinar matahari menembus.

Menjadi tempat satwa. Hilangnya suara burung berkicau di Bogor adalah konsekuensi hilangnya tempat dimana mereka bisa bersarang. Rubuhnya sebuah pohon akan berakibat hilangnya pula habitat burung yang menjadikannya sebagai sarang. Hutan kota diharapkan dapat mengembalikan habitat satwa terutama burung ke Bogor.

Menjadi tempat hiburan. Warga Bogor yang lelah setelah beraktifitas akan memiliki sebuah tempat untuk melepaskan lelah dan bersantai disini.

Masih bisa disebutkan berbagai manfaat lain dari kehadiran Hutan Kota Ahmad Yani.

———

Hutan Kota Ahmad Yani
Pemandangan Hutan Kota Ahmad Yani

Meskipun saat ini masih belum menjadi 100% hutan kota, proses ke arah sana sudah terbentuk. Hanya menunggu waktu sebelum tempat ini benar-benar menjadi hutan kota.

Hutan Kota Ahmad Yani, selain memiliki manfaat seperti tersebut di atas, juga menunjukkan kepada warga Bogor. Hutan ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah Kota Bogor serius dalam menjadikan kota hujan ini sebagai kota sejuta taman.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.