Pasar Laladon : Uang Rakyat Yang Tersia-Sia

Pasar Laladon

Pasar Laladon.

Satu nama itu saja cukup memberikan contoh adanya uang rakyat yang tersia-sia dan tidak memberikan manfaat apapun bagi rakyat.

Memang, saya bukan seorang ahli keuangan, bukan pula politikus. Bahkan, bukan pula warga Kabupaten Bogor dimana Pasar Laladon berlokasi. Saya warga Kota Bogor.

Tetapi, melihat kondisi dari pasar seperti itu tidak bisa tidak ada rasa tidak nyaman melihatnya.

Bukan apa-apa, pasar ini memang dibangun oleh PD Tohaga, yaitu sebuah BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Kabupaten Bogor. Tetapi, uangnya tentu saja bukan berasal dari kegiatan usaha dari BUMD tersebut. Di dalamnya tentu ada uang yang dipungut dari warga Bogor, rakyat Indonesia dalam bentuk pajak, retribusi, atau berbagai jenis pungutan lainnya.

Uang itulah yang kemudian seharusnya dijadikan sarana, prasarana, fasilitas dan berbagai hal lain demi meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat. Dalam hal ini, pasar adalah sebuah sarana yang disediakan untuk mempermudah rakyat untuk berjual beli, berdagang dan mencari nafkah.

Sayangnya hal itu tidak terlihat berjalan sama sekali di pasar yang terletak bersebelahan dengan Terminal Laladon. Lokasi yang selalu ramai dengan lalu lalang orang Bogor.

Pasar Laladon Bogor dilihat dari Terminal Laladon bagian dalam

Kondisi Pasar Laladon Teramat Sangat Menyedihkan

Kondisi Pasar Laladon Teramat Sangat Menyedihkan

Bukan. Bukan hanya karena pasar itu tidak laku.

Sepengamatan saat berkelana di pasar yang berada di Kecamatan Ciomas, Desa Laladon hari ini, memang terlihat hanya ada “beberapa” kios di pasar tersebut yang beroperasi.

Beberapa dalam artian bisa dihitung dengan jari tangan saja.

Sudah sejak tahun 2014-2015 diketahui bahwa para pedagang enggan, bahkan tidak mau untuk berjualan disana dengan berbagai alasan. Keluhan yang utama adalah tentang keamanan.

Pada berita tahun 2015, kerap disebutkan adanya kehilangan timbangan dialami oleh seorang pedagang. Lucunya, ia mengalaminya lebih dari sekali.

Tidak bisa disalahkan penolakan tersebut. Keamanan merupakan hal penting , apalagi dalam urusan berdagang. Tidak ada orang yang merasa nyaman berdagang saat ia terus kehilangan uang.

Tidak heran meski sudah digratiskan sekalipun, tetap saja hampir tidak ada pedagang yang mau berdagang di pasar Laladon.

Tetapi, bukan karena itu ada pandangan tentang uang rakyat yang tersia-sia.

Beberapa foto di bawah ini memperlihatkan bukti tentang hal itu, yaitu dalam bentuk kondisi Pasar Laladon yang “teramat sangat” menyedihkan. Sangat saja sudah menunjukkan sesuatu yang ekstrim, tetapi tambahan kata “teramat” menunjukkan situasinya melebihi titik itu.


Seperti bisa terlihat dalam foto, kondisinya mengenaskan sekali. Langit-langit banyak yang hampir roboh, lantai tercongkel dan rusak, puing-puing berserakan dimana-mana, dan masih banyak hal lain.

Bau pesing menyeruak dari beberapa sudut menandakan bahwa banyak bagian pasar yang berubah menjadi “toilet” dadakan.

Pemandangan seperti inilah yang menguatkan bahwa memang ada uang pajak rakyat yang tersia-sia.

Memang, bisa dimengerti kalau ada program pemerintah yang tidak berjalan dengan baik karena berbagai alasan. Tidak ada pemerintah di belahan dunia manapun yang bisa memastikan 100% rencana yang dibuatnya bisa terlaksana.

Tetapi, hal itu tidak berarti apa yang sudah dibangun bisa disia-siakan.

Sebagai pasar, Pasar Laladon, jelas sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Meskipun demikian, bangunan yang ada tidak berarti bisa dibiarkan terbengkalai.

Bangunan itu bisa dimanfaatkan untuk banyak hal lain. Sesuatu yang seharusnya bisa dipikirkan oleh Pemda setempat.

Kalaupun harus tetap dijadikan sebagai pasar seusai peruntukkannya berarti harus ada upaya-upaya lain yang dilakukan untuk menarik minat para pedagang berdagang disana.

Bukankah itu tugas pemerintah untuk memikirkan tentang solusi dari hal ini?

Tidak berjalannya pasar Laladon, sudah diketahui sejak 4 tahun lalu dan sampai sekarang, masih belum juga ada langkah pasti dan tindakan untuk membuat bangunan ini berguna.

Dan, sepertinya, bahkan untuk merawatnya saja sudah tidak dilakukan.

Kondisi Pasar Laladon Teramat Sangat Menyedihkan

Apalagi bangunan terbengkalai seperti ini cenderung untuk melahirkan berbagai kejahatan dan kriminalitas. Sudah tidak bisa berfungsi sebagaimana peruntukkannya, malah menjadi masalah baru bagi lingkungan.

Sesuatu yang tidak seharusnya diabaikan oleh pemerintah.

Itulah mengapa bisa dikatakan pembangunan Pasar Laladon seperti menyia-nyiakan uang rakyat. Tidak memberikan manfaat dan bahkan menimbulkan permasalahan.

Terus terang, saya bukan seseorang yang senang untuk pergi ke pasar tradisional seperti ini. Tidak nyaman. Padat. Riuh rendah. Kacau.

Tetapi, melihat kondisi pasar Laladon yang seperti ini, rasanya lebih menyenangkan berada di pasar Anyar, yang padat, semrawut.

Bukan apa-apa, paling tidak disana rakyat mendapatkan “tempat” untuk mencari nafkah dan berusaha memperbaiki kehidupannya dan bukan dengan mengetahui bahwa uang pajak yang diserahkannya kepada negara disia-siakan seperti itu.

Mudah-mudahan saja di tahun baru 2019 ini ada langkah yang diambil Pemda Kabupaten Bogor untuk “menghidupkan” dengan cara apapun Pasar Laladon agar uang rakyat tidak terbuang percuma.

Semoga.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.