Klise. Nyetrit di Jalan Suryakencana, Kota Bogor terkesan klise, bukan sesuatu yang baru. Entah, sudah berapa puluh ribu foto yang dibuat di lokasi wisata populer Kota Hujan ini beredar di dunia maya.
Bukan hanya ratusan ribu wisatawan saja yang menebarkan hasil jepretan mereka, tetapi juga para penghobi fotografi. Jalan yang dibangun sebagai bagian jalur Anyer-Panarukan oleh Daendels ini juga merupakan lokasi favorit untuk nyetrit alias berburu momen di jalanan.
Saya sendiri pun entah sudah bermain di kawasan ini. Ratusan kali mungkin angka yang tepat. Apalagi, sebelum pandemi datang, setiap tahun akan ada penyelenggaraan CGM Bogor Street Festival atau Cap Go Meh.
Jadi, bisa dikata, bahkan bagi saya sendiri, nyetrit di kawasan ini bukanlah sesuatu yang baru.
Namun, kalau saya diajak untuk turun ke jalan menenteng kamera ke kawasan yang dikenal sebagai Pecinan (China Twon) Bogor ini, saya tidak pernah ragu untuk menganggukkan kepala. Sebagai warga Bogor selama 43 tahun, saya terlalu tahu apa yang ditawarkan tempat ini bagi seorang blogger dan fotografer amatir seperti saya.
Banyak hal akan bisa dijumpai di sana, seperti
Obyek Foto dan Ide Cerita
Di saat tertentu, yaitu akhir pekan, Jalan Suryakencana akan menjadi titik pertemuan puluhan ribu orang. Wisatawan, pedagang, pengamen, dan entah berapa jenis profesi manusia lainnya akan tumpah ruah di sepanjang jalan ini dengan alasan masing-masing.
Sebagai seorang blogger yang selalu butuh cerita, semua itu akan menghadirkan tidak terhingga ragam kehidupan di Kota Hujan yang bisa dijadikan sasaran kamera dan melahirkan ide untuk tulisan.
Beberapa jam berada disana, bukan sekedar foto yang akan dibawa pulang. Kepala pun akan terisi sesak dengan begitu banyak ide yang tidak sabar untuk berubah wujud menjadi sebuah cerita.
Jalan Suryakencana tidak pernah gagal menghasilkan hal itu.
Kreativitas Manusia
Kehidupan selalu mendorong manusia untuk menjadi kreatif dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Jalan Suryakencana menyediakan itu.
Ribuan wisatawan yang datang ke sana melahirkan kesempatan untuk mendapatkan nafkah bagi keluarganya. Yang diperlukan adalah menjadi sekreatif mungkin dan seunik mungkin agar potensi itu bisa didapat.
Kreativitas manusia-manusia inilah yang selalu menghadirkan sesuatu yang baru nan unik di Jalan Suryakencana. Berapa kali pun saya datang ke tempat ini, selalu ada hal baru, unik, dan lucu yang menghadirkan semacam kesenangan di dalam hati.
Ragam Kehidupan
Ketika saya membuat Lovely Bogor 7 tahun yang lalu, saya tidak ingin menggambarkan Kota Bogor, Kota Hujan sebagai sekedar kota wisata dan kuliner saja.
Klise. Begitu setidaknya otak saya mengatakan.
Saya lebih suka menggambarkan kota ini dengan ragam kehidupan di dalamnya. Yang bagus akan ditampilkan bagus, yang jelek akan diperlihatkan juga sisi jeleknya.
Kota Bogor bukan surga yang hanya penuh dengan keindahan, tetapi juga bukan neraka yang hanya penuh keburukan. Bogor hanyalah sebuah kota yang penuh dengan berbagai ragam kehidupan.
Jalan Suryakencana menampilkan banyak sekali ragam kehidupan manusia yang terkadang membuat saya berdecak kagum atau menggelengkan kepala.
Belajar dari pengalaman, selain yang disebutkan di atas, saya juga menemukan hal lain yang sebenarnya tidak kalah berharga. Namanya, TEMAN.
Modalnya tidak banyak, ongkos yang dikeluarkan murah. Sekedar senyum bisa menjadi pembuka jalan bagi sebuah pertemanan. Mereka yang sebelumnya adalah orang asing bisa berubah menjadi kawan yang bercanda dan tertawa bersama seakan sudah kenal berpuluh tahun.
Sesuatu yang selalu patut disyukuri karena kita tidak pernah tahu masa depan. Contohnya, seperti yang baru saya lakukan Minggu sore, 30 Mei 2021 yang lalu.
Teman seperjalanan berburu momen adalah orang asing 2-3 tahun yang lalu. Hunting foto di jalan ini lah yang mengubah beberapa orang asing menjadi kawan.
Hal-hal seperti di atas lah yang tidak pernah gagal membuat saya dengan cepat menganggukkan kepala kalau diajak “bermain” di sana.
Saya tahu, nyetrit di sini memang klise karena sudah terlalu sering, tetapi di sana ada banyak kegembiraan dan kesenangan. Tentunya, saya akan menjadi orang bodoh menolak bergembira dan bersenang. Bukankah itu yang dicari semua orang?
Iya kan?
(Catatan : tulisan pertama dari beberapa tulisan yang akan lahir dari nyetrit di Jalan Suryakencana seperti dituliskan di atas)