Kehadirannya memang kerap tidak dianggap dan dipandang tidak penting. Namun, bagi saya, keberadaan ornamen jalan di wilayah perumahan Bukit Cimanggu City ini, dimana saya sudah menetap selama hampir 18 tahun, kerap mengundang senyum.
Mau tidak mau, karena penampilannya memang menarik dan unik dan cenderung membuat orang teringat pada kehidupannya, terutama di kala “tanggung bulan” alias tidak punya uang.
Ornamen jalan tersebut berupa “patung” yang bisa ditemukan antara blok O sampai blok Y. Tidak banyak, hanya ada 2 atau tiga saja.
Patung tersebut berbentuk pria atau wanita berpakaian a la Bali. Hal itu sudah menghadirkan keunikan tersendiri, tetapi yang membuatnya tambah menarik dan mengundang senyum adalah mimik muka patung-patung tersebut.
Keduanya, sepasang pria dan wanita, terlihat manyun. Mirip dengan wajah banyak orang ketika gajian belum tiba dan dompet/rekening menipis karena tidak ada isinya. Pusing.
Begini penampakannya.
Entah, apa alasannya ornamen lucu dan unik ini terpasang. Mungkinkah, developer perumahan yang sekarang dikenal dengan BCC itu mewakili perasaan banyak penghuninya yang pasti ruwet ketika harus membayar cicilan rumah?
Tidak tahu juga, tetapi sepasang patung ini terasa unik dan mengingatkan kepada diri sendiri setiap melewatinya. “Tanggung bulan” atau tidak punya uang merupakan sebuah hal rutin yang dalam kehidupan saya, dan banyak penghuni perumahan BCC itu.
Sayangnya, patung yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu tersebut terlihat tidak terawat. Kotor dan catnya banyak terkelupas sehingga terkesan lusuh.
Walaupun demikian, tetap saja, setiap melihatnya baik saat berangkat atau pulang kerja, atau saat berjalan pagi, mata saya pasti akan tertuju ke kedua patung ini. Sebuah reminder supaya jangan terlalu boros kalau tidak mau terpaksa manyun seperti itu.