Pabrik Ban Goodyear – Bisakah Menjadi Cagar Budaya

Pabrik Ban Goodyear Bogor

Mungkinkah sebuah pabrik, institusi komersial dijadikan sebuah cagar budaya? Pertanyaan tersebut timbul ketika memandang Pabrik Ban Goodyear Indonesia yang terletak di Jalan Pemuda tersebut.

Pabrik ban yang berada tepat di depan lokasi Gelanggan Olahraga dan Remaja Kota Bogor kalau dirunut ke belakang memiliki catatan tersendiri yang pantas dipertimbangkan mendapatkan posisi di daftar bangunan bersejarah di kota ini.

Bagaimana bisa? Mungkin Anda harus mengetahui sekilas mengenai Pabrik Ban Goodyear ini untuk dapat memutuskan.

Pabrik Ban Goodyear merupakan yang pertama di Indonesia

Pabrik Ban Goodyear BogorBetul. Pabrik Ban Goodyear Indonesia adalah pabrik ban pertama di Nusantara ini. Pabrik penghasil sang roda karet ini berdiri di tahun 1917 pada masa pendudukan Belanda di Indonesia dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited.

Pabrik ini merupakan pelopor industri ban di Indonesia. Pabrik Ban Goodyear awal mulanya merupakan cabang dari perusahaan induknya di Amerika Serikat, yaitu perusahaan produsen ban terbesar ke-3 di dunia, yaitu Good Year Tire and Rubber Co.

PT Goodyear Indonesia selaku pemilik kawasan pabrik ini juga merupakan salah satu perusahaan yang pertama kali terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 172,000 persegi di jalan yang dulunya bernama Tjilebut Weg dan pada awal berdirinya sanggup memproduksi kurang lebih 180,000 buah ban mobil dan truk setiap tahunnya. Saat ini Pabrik Ban Goodyear mampu memproduksi lebih dari 2.2 juta unit ban untuk berbagai jenis kendaraan setiap tahunnya.

Hasil produksi Pabrik ban Goodyear dijual ke 52 negara di dunia. Sebuah wilayah cakupan penjualan yang sangat luas. Ban-ban keluaran pabrik ini dipakai oleh berbagai jenis merek mobil, seperti Toyota, Audi dan lain sebagainya.

Goodyear Indonesia juga berkontribusi dalam pendirian PT Intirub yang merupakan produsen ban asli Indonesia.

Pabrik Ban Goodyear, bisakah menjadi cagar budaya?

Kalau merujuk pada pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 yang mengatur tentang kriteria bangunan cagar budaya, Pabrik ban Goodyear Indonesia memenuhi paling tidak kriteria

1. Berusia 50 tahun

Pabrik Ban Goodyear Indonesia sudah berusia, tahun 2015 ini, 50 tahun. Berarti kriteria ini sudah sangat terpenuhi

Pabrik Ban Good Year Bogor2. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan

Bukankah sebagai pabrik ban pertama di Indonesia menunjukkan arti khusus Pabrik ban Goodyear dalam sejarah Indonesia? Sudah pasti. Begitu juga bagi pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Peran pabrik ban ini sudah menunjukkan kesemua hal tersebut. Bisa dibayangkan, akankah Indonesia mampu mendirikan industri ban asli Indonesia tanpa kehadirannya.

3. memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

Pabrik Ban Goodyear BogorBudaya industri adalah tetap sebuah budaya. Warga Bogor dan Indonesia belajar menjadi masyarakat industri dengan bekerja disini. Tercatat puluhan ribu warga Bogor sudah bekerja, belajar disini. Perkembangan kebudayaan industri di kota Bogor juga tidak bisa lepas dari sumbangsih Pabrik Ban Goodyear ini.

Hanya satu ayat dalam pasal tersebut yang menjadi ganjalan, yaitu pasal yang bertuliskan “mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun”. Kalimat ini bisa diartikan bahwa bangunan cagar budaya harus mewakili gaya bangunan di suatu masa pada masa lalu.

Sebagai sebuah pabrik dan institusi bisnis, tentu saja Pabrik Ban Goodyear akan harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi agar bisa tetap bertahan. Tidak mungkin sebuah gaya di masa lalu harus tetap ada di masa sekarang, hal tersebut dapat meruntuhkan keberadaannya.

Yah, mudah-mudahan Lovely Bogor salah dalam hal ini dan Pemda Kota Bogor sudah atau akan memasukkan Pabrik Ban Goodyear dalam daftar bangunan cagar budaya Bogor.

Sayang kalau hanya karena hal yang satu ini, kawasan ini tidak dijadikan sebagai cagar budaya. Perannya dalam sejarah Bogor sudah tidak bisa disangsikan.

Tahukah Anda…

Sebagai informasi tambahan, banyak yang menduga bahwa nama Pabrik Ban Goodyear diambil dari kata bahasa Inggris yang berarti Tahun Yang Baik. Sebenarnya nama Goodyear berasal dari nama seorang penemu asal Amerika Serikat bernama Charles Goodyear.

Charles Goodyear adalah penemu cara vulkanisasi karet yang memungkinkan pembuatan ban karet dalam bentuknya seperti sekarang. Salah satu pendiri Goodyear Tire & Rubber Co., Frank Seiberling menyematkan nama Goodyear pada perusahaan yang didirikannya sebagai penghormatan terhadap Charles Goodyear.

Bagi warga Bogor sendiri, pabrik ini lebih dikenal sebagai Gujir dan bukan Goodyear. Sebutkan saja kata “Gujir” pada supir angkot dan dengan tepat mereka akan menghentikan kendaraan mereka di depan pabrik ini.

Mari Berbagi

2 thoughts on “Pabrik Ban Goodyear – Bisakah Menjadi Cagar Budaya”

  1. Bapak Anton, bisakah Bapak ulas tentang bangunan tua Lie Tek Soen yang ada di pertigaan Gunung Batu itu? Sampai sekarang bentuknya masih seperti itu. Kalau tidak salah dipakai untuk Pempek Cek Olah. Aku penasaran di masa lalu Lie Tek Soen itu apa.

    Salam.

    Reply
    • Berarti saya harus berburu lagi ya Laili… nanti coba saya telusuri dulu.. soalnya harus mencari datanya dulu nih

      Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.