Memang keduanya sulit dibedakan karena bentuknya hanya mirip. Oleh karena itu tidak heran kalau ada yang keliru, apalagi tidak banyak orang yang mampu menelusuri Kebun Raya Bogor dari Utara ke Selatan sekaligus. Kebanyakan orang hanya akan sanggup berada di salah satu sisi saja.
Namun, sebenarnya jembatan gantung berwarna merah itu ada dua buah di Kebun Raya Bogor. Bukan hanya satu. Masing-masing terletak mendekati ujung kebun botani pertama di Asia Tenggara itu di sisi Utara dan Selatan. Keduanya mirip sekali.
Keduanya diperkirakan dibangun antara tahun 1920-1930-an. Pada saat itu, Kebun Raya Bogor diperluas. Dari awalnya yang berada di sebelah Barat aliran Sungai Ciliwung, areanya ditambah ke sebelah Timur menyeberangi sungai.
Jembatan gantung merah pertama terletak di Selatan, tepatnya di antara Taman Meksiko dan Jalan Kenari dua yang teduh dan hijau itu. Jembatan ini kerap disebut dengan Jembatan Gantung Hulu karena berada di posisi atas dari aliran Sungai Ciliwung yang mengalir melalui KRB.
Jembatan gantu merah kedua berada di sebelah Utara dan kerap disebut Jembatan Gantung Hilir. Satu ujungnya berada di dekat Taman Soedjana Kassan sampai ke Makam Mbah Jepra. Kalau berada di jembatan ini, maka akan terlihat jembatan Surya Lembayung dan Jembatan Sempur.
Jembatan sebelah Utara sendiri sudah tidak difungsikan. Mungkin, hal itu disebabkan karena faktor keselamatan, mengingat usianya. Kebetulan juga, di area ini sudah ada jembatan pengganti yang lebih aman karena terbuat dari beton, yaitu Jembatan Surya Lembayung. Sedangkan, jembatan sebelah Selatan masih berfungsi sampai tahun 2023 ini.
Mitos Jembatan Putus Cinta
Banyak beredar mitos bahwa di dalam Kebun Raya Bogor terdapat sebuah jembatan putus cinta. Pasangan kekasih yang melewati jembatan ini akan mengalami kemalangan, hubungan kasihnya akan terputus.
Mitos yang beredar beragam, tetapi yang umum dikatakan bahwa seorang noni Belanda menjalin hubungan dengan seorang pria pribumi. Hubungan itu tentunya kandas dan berakhir tragis karena si noni kemudian bunuh diri dan arwahnya terus menggelandang di jembatan tersebut.
Banyak yang salah mengira tentang jembatan gantung mana yang ketiban sial menjadi penyebab putus cinta. Mereka ada yang merujuk pada jembatan hilir, di sebelah Utara sebagai jembatan tersebut. Sebenarnya bukan karena jembatan yang dimaksud adalah yang berada di sebelah hulu, jembatan gantung di Selatan.
Nah, mudah-mudahan saja dengan adanya tulisan ini, tidak ada lagi yang salah menunjuk jembatan hilir sebagai jembatan putus cinta.
btw foto pertama kok serem ya
Kalau malam, kayaknya emang serem sih mas.. 😀