Beberapa hari terakhir ini, berbagai kalangan, mulai dari Kapolri hingga Mendikbud dengan lantang menyuarakan pandangan mereka terhadap fenomena maraknya orangtua membiarkan anak-anaknya membawa kendaraan.
Kerasnya pendapat mereka tercermin dari pernyataan Bapak Kapolri yang menyamakan tindakan tersebut dengan sebuah “Kejahatan”. Pandangan ini diungkapkan bukan tanpa dasar. Pelanggaran sebuah aturan hukum positif memang bisa dikategorikan sebagai sebuah tindak kejahatan.
Rupanya semakin banyak kalangan yang merasa gerah terhadap berbagai ulah pengendara motor anak-anak dan kebiasaan orangtua membiarkan keleluasaan hal tersebut terjadi. Hal yang memang sudah sewajarnya dan memang harus dilakukan.
Hal seperti ini memang tidak boleh terus terjadi dan dibiarkan. Semua pihak harus melakukan apapun agar anak-anak usia di bawah umur jangan sampai diperkenankan mengendarai kendaraan.
Alasannya bukan hanya karena sekedar pelanggaran hukum atau aturan, tetapi juga karena bahaya yang diakibatkan oleh ulah pengendara motor anak-anak tersebut. Bahaya yang bisa mengancam bukan hanya nyawa sang anak melainkan juga nyawa dan keselamatan orang lain.
Bahayanya bisa terlihat dari berbagai ulah pengendara anak yang bisa terpantau dari kehidupan sehari-hari.
Ulah Pengendara Motor Anak-Anak di Bogor
Ada cukup banyak ulah pengendara motor anak-anak di bawah umur yang bisa berakibat kecelakaan di jalan raya. Tindakan tersebut kebanyakan berkaitan dengan masih labilnya mental mereka yang memang belum dewasa.
Nah, apa saja ulah pengendara anak-anak di Bogor yang dianggap berbahaya
1. Tidak memakai helm dan peralatan berkendara
Sangat jarang pengendara motor di bawah umur yang memakai helm. Padahal peran helm demi keselamatan berkendara adalah vital.
Benturan terhadap kepala dalam kecelakaan sudah merenggut banyak nyawa. Kepala adalah organ tubuh yang vital dan harus dilindungi. Sangat jarang pengendara motor di bawah umur yang mengenakan helm saat berkendara.
2. Berbelok tanpa memberi tanda
Bukan hal yang aneh di jalan Kota Bogor ketika sebuah motor tiba-tiba berbelok tanpa menyalakan lampu sein. Bisa diduga pelakunya, biasanya masih berseragam SMP atau jelas masih di bawah umur.
Lupa menyalakan lampu tanda berbelok adalah salah satu ulah pengendara motor anak-anak di Bogor.
3. Berbelok tanpa melihat ke kanan kiri
Berhait-hatilah ketika Anda berkendara melewati persimpangan atau perumahan di mana banyak gang. Perlahankan kendaraan Anda dan waspadalah terhadap kemungkinan secara tiba-tiba sebuah motor keluar dari gang.
Biasanya anak di bawah umur akan mengendarai motornya seakan jalan milik mereka dan tidak berhenti sebelum berbelok. Sudah cukup banyak kejadian benturan antar kendaraan terjadi akibat pemunculan yang tiba-tiba dan sang pengendara, yang biasanya di bawah umur tidak berhenti untuk melihat arus lalu lintas dari kanan dan kirinya.
4. Bercanda sambil berkendara
Ulah pengendara motor anak-anak lainnya timbul ketika mereka berkendara dalam kelompok. Sepanjang perjalanan mereka cenderung bergerombol.
Biasanya gerakan kelompok tersebut sangat tidak beraturan dan cenderung menghalangi pengendara lainnya. Hal tersebut biasanya terjadi karena mereka sibuk berkelakar dan ngobrol sambil berkendara.
5. Menyusul dari sebelah kiri
Kalau Anda kaget karena disusul dari sebelah kiri, yang tentunya melanggar aturan berkendara, hampir bisa dipastikan pengendara motor tersebut masih di bawah umur.
Itu adalah ulah pengendara motor anak-anak yang entah mengapa terus mereka lakukan. Padahal seringkali jalan di sisi kanan masih kosong, tetapi mereka lebih menyukai untuk menyusul dari sebelah kiri.
MungkinĀ rasa gagah kalau berhasil menyusul dari celah sempit lebih membuat mereka tertantang.
6. Ngebut
MotoGP rupanya memberi efek buruk bagi mental anak Indonesia. Ulah lain pengendara motor anak di Bogor adalah memacu kendaraannya. Tidak jarang mereka tidak memperlambat sepeda motor mereka ketika berbelok.
Tindakan mereka mirip dengan gaya pembalap profesional di layar televisi.
7. Melawan Arus
Ulah pengendara motor anak-anak di Bogor yang lainnya adalah hobi mereka melawan arus lalu lintas. Biasanya karena malas memutar jauh, mereka pilih melakukan kendaraan di sisi jalan melawan arus kendaraan.
8. Berkendara melebihi kapasitas
Seharusnya hanya dua orang di atas satu sepeda motor. Hanya, dalam keseharian tidak jarang akan ditemukan sebuah motor mengangkut 3 bahkan 4 orang anak berbaju SMP atau SD di Bogor.
Padahal dengan posisi yang demikian pengendara akan kesulitan mengendalikan kendaraannya dan rentan bahaya terguling.
——-
Itulah tujuh ulah pengendara motor anak-anak di Bogor yang rentan menimbulkan kecelakaan dan korban. Oleh karena itu wajar saja bahwa para petinggi negara ini mulai bersuara keras terhadap kebiasaan buruk ini. Lovely Bogor sendiri sudah menulis tentang hal itu dalam tulisanĀ Pengendara motor anak-anak.
Sudah seharusnya para orangtua sadar bahwa lebih baik capek sedikit dibandingkan berisiko anak mereka terluka atau kehilangan nyawanya.
Hemm.. ada satu hal yang sebenarnya perlu diperhatikan. Apa yang dilakukan anak-anak biasanya mencontoh dari orang dewasa. Mereka akan meniru apa yang menurut mereka pantas dilakukan. Tiada lain orang yang mereka contoh biasanya adalah orangtua mereka.
Mungkin kebiasaan buruk ini tidak bisa lepas dari tingkah laku pengendara motor dewasa di Bogor sendiri. Tingkah merekapun sebenarnya sama saja dengan para pengendara motor anak.
Jadi sangat mungkin ulah pengendara motor anak-anak Bogor hanyalah meniru apa yang dilakukan oleh para orang dewasa.