[DBC] Death By Chocolate : Kayaknya Lebih Seru Kalau Malam Hari

Kayaknya yah! Sebuah kata yang menandakan dugaan. Maklum, ketika datang ke tempat ini, saya datang di siang hari, jadi tidak benar-benar merasakan apa yang menjadi judul. Meskipun demikian mengingat nama dan juga penataan di tempat yang satu ini, mau tidak mau bisa terbayang sedikit gambaran ketika gelapnya malam datang dan menyelimuti tempat ini.

Bagaimana tidak namanya saja sudah seram “Death By Chocolate” atau sekarang lebih sering disingkat sebagai DBC. Jika tidak ada kata “Chocolate” (coklat) di belakangnya, jelas akan sanga menyeramkan karena “Death” berarti “Kematian”.  Jadi, kalau tidak ada kata belakangnya bisa-bisa orang menganggap tempat ini sebagai sebuah rumah berhantu yang gelap dan menyeramkan.

Walau kenyataannya tidak demikian. Tempat ini cukup menyenangkan untuk nongkrong dan kongkouw dengan teman atau keluarga. Jauh dari kesan “menyeramkan” . Bahkan tempat ini merupakan salah satu tempat favorit untuk rendezvous, seperti yang saya lakukan dengan seorang kawan lama Sabtu minggu yang lalu.

Jadi sebenarnya apa itu DBC atau Death By Chocolate

Apa dan Dimana Death By Chocolate itu?

dbc-death by chocolate-kayaknya lebih seru kalau malam hari B

Death By Chocolate, atau DBC “Coklat & Spageti” adalah nama sebuah restoran yang berlokasi di Jalan Ciremai no 22, Kota Bogor.

Rumah makan ini memilikikeunikan tersendiri dibandingkan dengan banyak restoran lainnya. Hal itu terjadi karena dekorasinya yang menghadirkan suasana “Halloween”.

Tahu kan apa itu Halloween? Kalau tidak itu adalah hari dimana masyarakat Barat merayakannya dengan berpakaian “menakutkan”.

Nah, DBC mengadopsi suasana itu dalam penataan ruangnya.


Di setiap ruangan yang terdapat dalam bangunan restoran ini disetting dengan pernak-pernik yang menghadirkan suasana seram. Seperti contohnya, di salah satu ruangan yang diberi dekorasi laba-laba raksasa menggantung di langit-langit dan dinding, atau malaikat pencabut nyawa yang nongkrong di salah satu sudut ruangan.

Di ruangan samping puluhan “saudaranya Batman” atau kelelawar menggantung di atas meja-meja. Tentunya hanya hiasan saja dan bukan benar-benar hewan hidup.

Hal itu sudah akan terasa sejak pertama kali masuk ke DBC karena siapapun akan disambut bukan oleh pelayan atau staff, tetapi oleh dua mumi yang berjaga di kanan kiri pintu masuknya.


Hanya bagian halaman depan saja yang agak bersih dari figur-figur menyeramkan seperti ini. Bagian belakangpun, pada bagian halamannya ada hantu-hantu cilik imut yang bertengger.

Itulah mengapa pada awal tulisan ini disebutkan kalau datang pada malam hari suasananya akan lebih terasa. Apalagi ditunjang dengan kondisi Jalan Ciremai Bogor yang sepi dan penuh dengan pohon tinggi, tentunya suasana “menyeramkan” akan lebih nendang di saat demikian.

Sayangnya, saya datang pada pukul 11-an. Maklum sebenarnya tidak 100% berniat berburu cerita, tetapi untuk berdiskusi dengan kawan lama tentang pembuatan tas “Blacuk”. Jadi, kondisinya terlalu terang benderang sehingga tidak dapat nuansa yang ditawarkan oleh Death By Chocolate.

Meskipun demikian,tetap terasa keunikannya.

Jenis Makanan di Death By Chocolate (DBC)


Nuansa Halloween tentunya jangan diharapkan menyajikan makanan tradisional Bogor yah! Tidak nyambung pastinya.

Belum lagi namanya sendiri yang DBC “Coklat dan Spageti” jelas menunjukkan jenis makanan “Barat” atau modern yang disajikan.

Hal itu bisa dilihat dari daftar menunya yang berisikan makanan modern.

Buku menunya sendiri cukup unik karena berisikan nama-nama yang menyesuaikan dengan tema seram di resto itu. Ada Sosis Mummy, Sosis Otak Manusia, Blue’s Skull Deadly Touch, dan banyak nama lainnya yang aneh-aneh.

Terus terang tidak terbayang jenis makanan apa yang diwakili nama-nama itu, jadi sebaiknya kalau hendak memesan tanyakan dulu kepada pelayan makanan apa yang akan diterima.


Saya sendiri karena kebetulan tidak terlalu lapar dan hendak berdiskusi hanya memesan beberapa jenis makanan ringan saja, seperti pisang kremes yang tidak ada nama seramnya. Selain itu secangkir Capuccino dan n sepiring kentang goreng dan jamur tepung juga ikut dihadirkan.

Enak loh ternyata, terutama pisang kremesnya.


Memang sih sebenarnya tidak baik berkuliner di sebuah tempat tanpa mencicipi signature dish atau makanan yang menjadi ciri khas tempat itu. Kalau melihat namanya, sudah pasti makanan andalan resto ini seharusnya adalah yang berbahan coklat dan spaghettinya. Sayang sekali coklat bukanlah kesukaan saya dan spaghetti terlalu merepotkan kalau dimakan sambil berdiskusi.

Jadilah hanya pisang kriuk-kriuk dan kawan-kawannya sesama makanan ringan saja yang masuk ke dalam perut. Tapi, kalau ada mau yang mencoba coklatnya, silakan saja, walau saya sendiri rasanya sayang untuk memakannya melihat bentuknya yang juga unik.


Cocok Untuk Siapakah Death By Chocolate?

Cocok buat semua.

Mau sekedar untuk nongkrong sambil bercanda dengan teman atau membawa pacar kesini juga OK. Cuma kalau untuk romantis-romantisan disini agak sulit.

Bukan karena para tengkorak yang bertengger di langit-langit akan turun mengganggu, tetapi karena jarak antara meja yang satu dengan meja yang lain cukup dekat jadi meski berbisik-bisik romantis, sepertinya akan terdengar oleh tamu yang lain.


Ruang Kelelawar

Bagaimana Dengan Harganya?

Jangan khawatir. Harganya standar saja. Untuk tiga porsi cemilan, pisang kremes, jamur tepung goreng, dan kentang goreng ditambah dengan lemon squash, avocado (enak katanya) dan capuccino, biaya yang keluar hanya sekitar 138 ribu rupiah saja.

Tidak mahal untuk ukuran Bogor dan keunikan yang didapat.

Bagaimana Cara Menuju Death By Chocolate?

Tidak susah untuk menuju ke DBC. Patokannya adalah Taman Kencana. Nah, di sebelah Barat taman yang juga merupakan cagar budaya Kota Bogor ini ada jalan bernama Jalan Ciremai Ujung.

Ikuti saja jalan ini. DBC berada sekitar 200-300 meter dari Taman ini. Kalau malas berjalan kaki, ada angkot yang mengarah ke Warung Jambu. Pergunakan saja angkot ini. Posisi DBC ada di sebelah kanan jalan kalau dari arah Taman Kencana

Enjoy suasana “menyeramkan” ala Death By Chocolate.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.