Han Suki – Menikmati Rebus-Rebusan ala Jepang

Han Suki

Han Suki. Nama yang asing. Tentu saja akan terasa asing karena kata-kata tersebut bukan nama khas Sunda. Kedua kata tersebut berasal dari kata-kata bahasa Jepang.

Nama tersebut adalah nama sebuah restoran atau rumah makan makanan Jepang yang ada di Botani Square.  Letaknya bersebalahan dengan Restoran Ichiban Sushi yang entah kebetulan atau tidak juga menawarkan makanan khas Jepang lainnya, yaitu sushi.

Meskipun sama-sama menawarkan masakan Jepang, keduanya tidak berkompetisi satu dengan yang lain. Jenis yang mereka tawarkan berbeda.

Yang satu mengandalkan “mentahan”, maka Han Suki menawarkan “matangan”. Maaf kalau pemakaian katanya aneh, masalahnya sulit menemukan antonim dari “mentahan”.

Justru keduanya seperti saling melengkapi dunia kuliner dari negeri Sakura di Bogor.

Jenis makanan di Han Suki

Han SukiBila dilihat dari kategori makanan negeri Samurai ini, apa yang ditawarkan oleh restoran yang satu ini masuk dalam kategori yang dikenal di Indonesia sebagai shabu-shabu. Kalau dalam keluarga besarnya masuk dalam nabemono.

Makanan jenis ini biasanya akan berisi berbagai jenis bahan. Bahan makanan ini bisa berbentuk sayuran maupun daging yang diiris tipis. Kemudian sesuai selera, semua bahan ini dimasukkan ke dalam sebuah panci besar di tengah meja makan.

Orang yang hendak makan akan duduk mengelilingi panci tersebut. Mereka akan mengambil apa yang disukai dari dalam panci ke dalam mangkuk setelah makanan matang.

Nabemono di Jepang biasanya adalah jenis makanan di musim dingin. Namanya juga makanan musim dingin, tentu akan lebih enak dimakan pada saat panas, Oleh karena itu sebuah kompor akan selalu menyala menghangatkan makanan yang ada

Itulah jenis makanan yang ditawarkan oleh Restoran Han Suki

Restoran Han Suki di Botani Square

Han Suki BogorKesan ala Jepang terasa cukup kental di restoran ini. Dekorasinya memajang berbagai lampion berukuran sedang di langit-langitnya.

Sepertinya sang pengelola ingin membawa suasana musim dingin Jepang ke Bogor.

Kursi-kursi dibuat tidak terlalu rapat sehingga ruang gerak bagi pengunjung yang membawa anak-anak masih terasa cukup lapang.

Di salah satu sudut terpajang berbagai jenis bahan makanan yang bisa dipilih oleh pengunjung.

Para pengunjung bisa memilih lewat menu yang diberikan atau langsung mengambil dari rak tersebut.

Cukup menarik untuk dilihat.

Harga makanan di Restoran Han Suki Bogor

Mahal atau tidak akan tergantung pada seberapa banyak yang anda ambil. Juga pada jenis bahan makanan yang anda ingin masukkan ke dalam panci nantinya.

Patokannya sederhana

Han SukiWadah berwarna Hijau adalah yang paling murah dengan tarif Rp. 19,500.- terakhir saya berkunjung kesana. Biasanya isi wadah hijau berupa sayuran.

Wadah kuning berharga Rp. 32.000.-/wadah. Isinya bermacam dari daging kepiting, ikan dan sebagainya.

Wadah dengan label merah adalah yang paling mahal, yaitu Rp. 33,000.-. Yang mungkin tidak diduga ada beberapa jenis sayuran seperti jamur masuk dalam kategori merah. Beberapa jenis jamur tersebut bukanlah versi lokal dan diimpor dari negara Sakura. Oleh karena itu paling mahal harganya.

Untuk kuahnya, bisa dipilih dua jenis yaitu dengan kuah Tom Yam atau standar dengan kaldu.

Yang manapun yang anda pilih rasanya enak.

——–

Penggemar makanan ini di Bogor ternyata juga banyak. Han Suki jarang sepi di hari libur dan kadang sulit mendapatkan tempat.

Mungkin karena rasanya lebih umum dibandingkan tetangganya yang menawarkan “mentahan”.

Kalau dipikir-pikir lagi, keberadaan Restoran Han Suki dan restoran sejenisnya menunjukkan sebuah arah baru bagi perkembangan selera masyarakat Bogor terhadap makanan. Banyak warga Bogor yang mulai menggemari makanan dari “luar”.

Baik atau buruk kah, bukanlah sebuah masalah. Merasakan rebusan ala Jepang di musim dingin tentu menambah khasanah perkulineran di kota hujan ini.

Mari Berbagi

1 thought on “Han Suki – Menikmati Rebus-Rebusan ala Jepang”

  1. Mpo sudah pernah makan ini. Rasanya enjoy Dan akrab

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.