Bila anda berkunjung ke Kebun Raya Bogor, cobalah berkelana sedikit ke bagian sebelah Utara. Disana , di bawah pepohonan besar terdapat sebuah situs makam tua. Situs ini ramai dikunjungi oleh banyak peziarah baik dari dalam maupun luar Bogor. Situs makam ini dikenal sebagai makam Mbah Jepra.
Sebenarnya di dalam kompleks makam ini bukan hanya terdapat satu makam. Terdapat 3 makam di dalam kompleks makam Mbah Jepra ini. Yang dua posisinya agak berdampingan. Yang satu lagi posisinya agak terpisah dan menjorok ke bukit yang ada di dekat kompleks.
(Saya akan memakai nama situs ini sebagai makam Mbah Jepra sebagaimana dikenal di masyarakat Bogor)
Ketiga makam yang terdapat disini dipercaya sebagai makam tiga tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Sunda Pajajaran yang ber-ibukota di Bogor. Yang pertama dipercaya sebagai makam Ratu Galuh Mangku Alam, istri kedua dari sang Baduga Raja, Prabu Siliwangi. Kemudian yang berada hampir berdampingan adalah makam Mbah Ba’ul, sang Patih Kerajaan. Yang terakhir, yang agak terpisah adalah makam Mbah Jepra sendiri, sang Panglima Perang Kerajaan,
Situs makam ini ditemukan pada tahun 1946 oleh seseorang bernama H. Rahmat. Pada tahun 1978 dilakukan renovasi terhadap makam. Meskipun berada di dalam Kebun Raya Bogor, situs makam ini terlepas dari pengelolaan LIPI.
———
Saya menyebutkan pada paragraf awal bahwa banyak peziarah datang kesini. Memang demikian adanya. Hal tersebut sudah terjadi sejak lama. Bahkan pada saat pertama kali saya menginjak Bogor tahun 1978 hal tersebut sudah terjadi.
Peziarah datang kesini bukan hanya di pagi hari tetapi juga pada malam hari. Bahkan tidak jarang ada yang menginap di dalam kompleks makam.
Tujuannya bermacam mulai dari hanya sekedar berdoa, minta jodoh sampai meminta kenaikan jabatan. Konon banyak pula pejabat yang berkunjung kesini untuk meminta “berkah” agar jabatan mereka langgeng.
——-
Mengapa makam Mbah Jepra ini menjadi tempat berziarah ?
Sebenarnya tidak sulit menjawab hal ini. Di bagian awal sudah dijelaskan sedikit mengenai keterkaitan Bogor dan kerajaan Sunda Pajajaran.
Masyarakat Bogor mayoritas berasal dari etnis Sunda. Banyak dari mereka memiliki kebanggaan tersendiri tentang kerajaan tersebut. Kebanggaan bahwa Bogor adalah tanah Sunda yang dulu berada di bawah kekuasaan kerajaan Pajajaran.
Prabu Siliwangi digambarkan sebagai seorang yang sakti mandraguna. Oleh karena itu makam-makam disini yang diyakini sebagai orang-orang penting dari kerajaan tersebut memiliki posisi spesial dalam masyarakat. Selain itu tokoh-tokoh ini juga dipercaya memiliki kesaktian walaupun pada level yang berbeda dengan sang Prabu Siliwangi.
Cerita dari mulut ke mulut seputar makam Mbah Jepra
Bila dirunut dari awal pertama kisah tersebut saya dengar, maka akan panjang sekali. Kisah tentang pasangan bukan suami istri yang tidak bisa melepaskan diri karena melakukan hubungan intim di dekat makam. Cerita mengenai ada yang menghilang dan baru kembali setelah keluarganya meminta maaf. Itu hanyalah sebagian kisah yang sampai ke telinga.
Kebanyakan kisah berkaitan dengan tindakan-tindakan tidak senonoh yang terjadi di sekitar situs makam mbah Jepra tersebut. Kejadian-kejadian tersebut dikaitkan dan dijabarkan sebagai hukuman oleh penghuni makam yang tidak berkenan dengan tindakan tidak senonoh tersebut.
Hanya mungkin bila ditanyakan bukti dari cerita-cerita tersebut, bisa dikata tak satupun yang bisa dibuktikan kebenarannya. Walaupun demikian, banyak masyarakat yang mempercayai versi tersebut.
——-
Mitos atau bagian dari sejarah ?
Tentu bagi yang mempercayainya maka pertanyaan tersebut akan dianggap bodoh. Tentu saja karena mereka mempercayainya. Ketika saya baru pertama tinggal di Bogor pun saya mempercayainya.
Hanya saja setelah dewasa timbul beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut seperti
1) Mengapa LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) tidak mengelola situs makam tersebut? Bila secara arkeologis memang terbukti bahwa makam tersebut berusia +- 600 tahun (kerajaan Pajajaran ada di abad ke-15)
2) Bagaimana situs makam Mbah Jepra yang ditemukan pada tahun 1946 bisa langsung diputuskan sebagai makam dari tokoh-tokoh penting tersebut? Bagaimana cara menelitinya? Siapakah H. Rahmat itu (yang disebutkan di berbagai tulisan mengenai makam Mbah Jepra sebagai kakek dari juru kunci makam)
3) Literatur penelitian arkeologis yang manakah yang membuktikan hal tersebut? Apalagi bila diingat dua pemerintah kolonial masa lalu memakai Istana Bogor yang hanya sepelemparan batu dari situs tersebut. Tentunya seharusnya ada literatur yang berkaitan dengan teori tersebut.
Walaupun demikian, disisi yang lain yang menentang dan tidak mempercayainya tidak memiliki bukti untuk membantah. Tidak ada yang bisa membuktikan bahwa situs makam Mbah Jepra bukanlah seperti yang dipercaya.
Posisinya sebenarnya masih dalam status quo alias masing-masing pun belum bisa membuktikan arti keberadaan situs makam Mbah Jepra. Apakah harus dimasukkan ke dalam versi mitos atau urban legend atau dimasukkan dalam buku sejarah ?
——-
Dari sudut pandang yang lain, keberadaan situs makam tersebut membawa kebaikan tersendiri. Ada kebaikan ? O ya, tentu. Banyak orang enggan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik di Kebun Raya Bogor. Kebun yang indah ini secara “tak langsung” dijaga dari tindakan-tindakan orang tak bertanggung jawab.
Di sisi yang lain, kemisteriusan situs makam Mbah Jepra menimbulkan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Entah bagi orang yang percaya atau tidak, situs ini mengundang orang untuk memperdebatkannya. Rasa penasaran akan mendorong untuk melihatnya. Pengunjung ke Kebun Raya semakin banyak dan hasilnya akan memberi dana bagi pemeliharaan Kebun Raya Bogor.
O ya , beberapa hari yang lalu terdengar kabar bahwa makam Mbah Jepra rusak berat karena tertimpa pohon. Tidakkah anda berpikir ada kaitannya dengan “sesuatu”.?
Kalau ada, bagaimana kalau anda sharing disini pemikiran anda.
Saya udh ada pengalaman 3 kali ziarah ke maqam eyang.
Awal pertama ziarah saya ber4 sama tmn saya. keadaan saya lg haid, dan saya belum tau kalo ada peraturan tidak boleh masuk ziarah. Hanya saja saya duduk di dlm kompleknya. Untuk menunggu tmn saya. Pertama kali baru masuk pintu gerbang udh kecium semerbak wangi bunga. Seolah sdg di sambut. Di sekitaran komplek udh tentu byk kuncennya. Nah ada salah satu kuncen yg merhatiin saya bgt dgn aura senyum dan pandangannya yg berbeda. Tanpa hentinya merhatiin saya bgt. Wlwpn saya kelihatan risih tp saya ngehargain beliau sbg kuncen di maqam eyang.
Nah lumayan lama saya nunggu tmn saya ziarah sekalian ngobrol² sm kuncennya..
Saya pulang dgn keadaan kaki kanan pegel dan sakit. Pas sampe rmh, saya baru lihat lutut saya udh membiru spt memar habis jatuh pdhl saya ga jatuh. Dan itu berlangsung lama sktnya selama seminggu lebih dgn keadaan jalan saya udh pincang².
Tp sblmnya selama sy di komplek itu saya hanya memikirkan bagaimana utang² saya lunas. Krn sy lg mumet dgn utang saya. Sdgkn kerjaan saya blm dpt. Pas keesokan hrnya saya dpt kerjaan ngajar di pondok. Dan dpt dana prakerja 2,4. Disitu adalah suatu keajaiban dan keberkahan bagi saya dari sosok eyang. Jgnkan ziarah, wlwpn sy cuman duduk aja. Apa yg sdg saya pikirkan lgsg qobuul di keesokan harinya.
Pas sy ke pondok..sy ketemu sm umi pemimpin pondoknya. Beliau ternyata punya indra ke 6. Pas saya baru sampe lokasi dan turun dr motor. Beliau lgsg tanya ke saya “km bawa siapa?” Sy bingung dan jwb geleng² kepala. Sy di bawa masuk. Dan beliau tanya lg “kaki km skt? Abis ziarah ke maqam leluhur ya? Ziarah pas lg haid ya?”. Seketika sy bengong dan ngangguk dlm hati “ko tau”. Ga lama beliau ngmg lg “Leluhur km marah, krn km ziarah dlm keadaan haid. Akibatnya kaki km yg skt begini. Umi gabisa bantu. Yg bisa bantu cmn yg sejalur sm km dan leluhur km”. Akhirnya stlh seminggu sy pincang.. sy di obatin sm tmn sy yg ikut ziarah di awal. Beliau msh bisa di blg cucunya eyang juga. Alhamdulillah di obatin sm dia lgsg sembuh sampe skrg :”)
Kedua kalinya ziarah nemenin tmnnya mamah yg mau ziarah. Dgn keadaan pagi mau brgkt saya haid lg. Pas udh di KRB Persis di dkt sumurnya, sy ketemu lg sm kuncen yg merhatiin sy bgt. Jarak dari awal ziarah sampe kedua kalinya lumayan lama bgt:”)
Tp si kuncen dgn murah senyumnya ke sy, beliau dgn entengnya msh inget saya dan ngomong ke saya “eh neng kesini lg. Lg haid ga neng? | Muhun pak. Nuju haid | tunggu wae di luar nya neng”. Yowes saya ddk di luar komplek.
Msh sama dr awal kuncen itu msh senyum² sm saya. Dan saya pun terheran² sendiri wkwk.
Akhirnya tmnnya mmh yg sendiri msk ke dlm komplek buat ziarah dan di tuntun sm kuncen yg di dlm. Nah selama nunggu di luar saya ga ktm sm kuncen yg di dlm makam. Anehnya pas tmn mmh selesai ziarah dan keluar samperin saya. Dia lgsg ngmg sm saya “neng ko kuncen yg di dlm kaya tau tth sm neng ya. Dia blg ke tth tlg air doanya ksh ke tmn tth yg lg nunggu di luar”
Dari situ saya merasa sptnya saya di sambut dan di suguhkan wlwpn saya hanya nunggu di luar. Dari stlh ziarah saya ga ngerasain apa² apalagi skt.. tkt spt kejadian di awal hhe.
Ketiga kalinya baru kmrn hari jumat. Di mlm jumatnya saya tbtb disuruh calon saya (habib) buat ziarah lg ke maqam eyang. Dgn bingungnya saya jwb “ko tumben nyuruh ke eyang?”. Calon saya jwb lg “eyang nanyain, km dr kmrn kmn² mulu. Udh lama ga ziarah ke eyang lg. Besok ziarah ya”. Ga lama calon saya blg bgitu, sy lg asik² rekam video dikmr. Jelas bgt pas saya putar ulang videonya ada suara spt org ngorok atau maung ngegerung. Saya kirim videonya ke calon saya. Dia blg lg “di blgn bsk ziarah ke eyang hih. Jgn engga”. Krn posisi saya yg agak risih sm 1 kuncen tsb yg senyum² sama saya. Saya blg lah dlm hati “tp gamau ktm sm kuncennya yg itu. Da risih di perhatiin mulu”. Akhirnya pas sy ziarah.. komplek udh rame bgt sm yg ziarah. Disitu kejadian lg, sy merasa omongan sy di qobuul lg. Pas dr masuk gerbang Saya ga ktm sm kuncen tsb. Yg ada mlh byk org lg makan tumpeng nasi kuning kaya lg ada acara syukuran. Dan pas sy lg baca tawasul. Ada pelaksanaan pemasangan kain putih di maqam ratu dan eyang. Stlh itu ada bapak² di dpn sy yg udh selesai ziarah tbtb senyum ke sy dan blg “si neng meni bagus”. Sy pun tersenyum balik dan bingung sendiri apanya yg bagus :”)
Buat ketiga kalinya ziarah kali ini berasa beda hawa dan momentumnya. Lebih sakral bgt sampe linglung sendiri :”)))
Pulang dr ziarah, sampe skrg badan pada skt² pdhl cuman ziarah doang trs lgsg plg. Tp kaya abis dibawa ke alam lain sampe badan pd skt linu. Pas sy blg ke calon sy badan pd skt².. calon sy mlh jwb “ya bagus dong. Artinya km di akui sama eyang” :”)
Dari situlah pengalaman² saya ketika ziarah ke maqam eyang..
Jd pengalaman dan pelajaran yg berarti bgt buat diri sendiri.
Dan saya pernah ktm gurunya calon saya. Saya di sambut bgt sm beliau..
Seketika beliau manggil saya dgn sebutan “cucu eyang jepra”
Wallahu’alam.
Terima kasih buat sharingnya Mbak.. Menarik membacanya
Saya sudah beberapa kali juga masuk ke dalam makam. Dulu bersama ibu saya. Cuma belakangan sudah tidak lagi.
Persis diawal bulan rajab saya melakasanakan ziarah bersama teman satu profesi,kebetulan saya datang pd malam hari,namun awalnya penjaga berseragam militer melarang setelah berbincang sebentar tentang sejarah kemudian tanpa diduga anggota disalah satu pintu tersebut mengizinkan kita untuk masuk,cukup lama saya melakukan tawasul tanpa terasa waktu sudah pukul 03.00 namun yg aneh anggota yg ikut dalam rombongan saya tercengang karena belum ad orang atw rombongan yg di izinkan masuk pd malam hari,kecuali tamu khusus atau kenegaraan. Lanjutan ny sya tdk bsa jelaskan diblog ini yg pasti penuh dng rasa ketawadhu’an tempat ini sangatlah sakral agar semua mampu menjaga&merawatnya. Terima kasih
Dulu sih sebenarnya saya sempat melakukan hal yang sama.. datang malam hari. Hanya kelihatannya sekarang sih agak sulit dilakukan. Berarti akang mendapat kesempatan langka.
Yang saya tahu dulu banyak petinggi baik pemerintah atau partai datang ke sana di malam hari
Banyak pengalaman yang saya alami bila berkunjung ke sana, tidak hanya malam namun juga siang…seperti suara Wanita yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, titik sinar merah seperti bara api yang bertebaran di sekililng sumur Cikahuripan dan makam keramat, kucing yang silih berganti menemani dari masuk hingga saya keluar kebun raya, hujan deras yang tiba-tiba turun padahal Cuaca cerah sehingga sy leluasa berwudhu di sumur Cikahuripan karena kebetulan saya membawa mantel hujan, sebelumnya sy tidak bisa berwudhu karena banyak orang-orang disekiling sumur, dan beberapa pengalaman yang saya rasakan bila berkunjung ke kebun raya Bogor.
O ya.. boleh dishare lebih jelas lagi pengalamannya. Maaf agak terlambat menjawab emailnya karena kesibukan di dunia nyata
sedikit cerita ,beberapa tahun yg lalu atau skitar thn 2018, sy ziarah ke makam itu, dengan beberapa teman dan 2 orang sahabat bisa d anggap guru. cuaca waktu itu sedikit hujan. seperti pada umumnya tawasul ,d tengah2 tawasul sy melihat sebuah kujang di atas batu nisan kepala dengan posisi berdiri , dan sebuah keris d tengah badan makam dengan posisi tertidur. antara percaya dan tidak, setelah selesai ziarah dan keluar area makam. menanyakan kepada beberapa orang yg bareng tawasul, apakah melihat sesuatu d makam ? mereka pada tdak lihat, hanya sahabat sy yg lihat , dan persis sperti yg sya lihat. wallahu alam bisowab..
Wuihh mas.. pengalaman yang bagus tuh. Saya kebetulan tidak pernah mengalami seperti ini.
Terima kasih atas sharingnya ya mas
Ikut menyimak ?
Bisa kasih informasi tambahan?
kalau mao ziarah apa boleh langsung masuk atau harus menghubungi kuncen nya dlu, untuk menemui kuncen nya kmn yaa?
Hubungi kuncennya … biasanya ada disitu kuncennya.
Assalamualaikum, untuk asal usul sejarah peradaban zaman dahulu apakah mungkin peninggalan zaman dahulu kala itu terkena peristiwa letusan gunung Krakatau,yang konon katanya abunya saja sampai ke Eropa.jadi peninggalan sejarah pajajaran hilang tak berbekas. Maaf kalo saya sok tahu.
Bisa saja mas.. cuma masalahnya peninggalan literatur atau bukti arkeologisnya belum bisa ditemukan. Padahal untuk mengungkap sejarah sebuah tempat semua itu diperlukan untuk validasi dan dasar membangun teori
Mbah jepra alias habib japar as-shodiq bin syeh abul khair al-yamani (mbah khair).
Mbah jepra mempunyai putri bernama eyang rasinem dimakamkan didaerah limus nunggal.
Mbah jepra sakti mandraguna dan tampan rupawan.
Sehingga bnyak pejabat dan pembesar merasa gundah.
Karena para wanita dan istrinya bnyak yg menyukai mbah jepra.
Maka para tokoh sakti menjajal kesaktian mbah kuwu tak seorangpun dapat mengalahkannya.
Akhirnya diadakan sayembara.. ada seorang sakti meminjam selendang jala sutra milik nyai mayangsari..
Lalu selendang itu dibungkus ketubuh mbah jepra..
Dan mbah jepra dipotong lehernya hingga mngeluarkan bnyak darah..
Dipotong dkat kali.. itulah awal nama jembatan merah. (Darah).
Pada saat itu dipotong pada hari jumat.
Dan mbah jepra sangat menjunjung tinggi bagi yg pengn mengetahui asal usul sejarah dengan gamblang..
Maka mbah jepra sendiri mau hadir kepada orang yg tau cara bertemu beliau..
(Hmmmm bertemunya bukan malam,kalo malam takut setan menyerupai org baik,tapi ini siang bolong)
Bhkn bsa bincang2 dan minta bukti2 apa yg mnjadi tabir yg blom trkuak.. hnya cerita mulut kemulut tanpa dasar kuat.. sperti dongeng bukan sejarah.
Sebuah cerita yang menarik pak…. Dan menambah khasanah di tanah Bogor. Terima kasih
Apa betul mbah jepra punya anak bernama H.arnata>Mbah Rowi…………..sy ke 7..saat ini sy d kramat batok kab.Bekasi
Saya tidak bisa menjawab karena ketiadaan literatur pendukung Kang.. Sulit menelusuri kalau tidak ada data dan hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut
Kang anton, punten.. Yang benar namanya mbah japra atau ki japra bukan jepra. Beliau memang salah satu tokoh yang menjaga dibagian center atau titik tengah diantara penjaga2 bogor yg lain. Karena semua penjaga2 bogor, baik yg digugusan gunung maupun bukit2 yg mengelilingi bogor . Beliaulah penghubung mereka. Boleh percaya atau tidak. Namun itulah adanya. Bukan mitos dan legenda. Tapi memang fakta tapi yang susah dipahami bagi yang tidak mendalaminya.
Terima kasih infonya.. cuma saya memakai sebutan umum karena ada yang mengatakan kata Jepra berasal dari Jepara. Ada banyak versi tentang Ki atau Mbah Jepra/Japra ini dan selama saya tinggal di Bogor, sudah mendengar berbagai variasi ceritanya.
Tambahan informasi dari Kang Eddo akan menambah perbendaraan khasanah cerita terkait hal ini.
Hanya, sayangnya, bukti-bukti sejarah terkait keberadaan makam ini masih sangat kurang selain cerita dari mulut ke mulut. Itu masalahnya.
Kake saya pernah bekerja di kebun raya dan istana, dulu ada komplek di dalam kebun raya, kake saya dan orang tua saya tinggal di komplek tersebut, saya di ceritakan oleh orang tua saya bahwa yg di sebut japra itu adalah zebra, yg saya tau itu zebra kesayangan dari salah satu penghuni istana, duh saya lupa namanya pokonya jaman belanda.
Nah, ini dia. Banyak sekali cerita dan kisah yang beredar soal Mbah Jepra, tetapi sulit sekali dibuktikan tentang siapa atau apa yang ada di makam itu.
Yang ada hanyalah orang percaya bahwa disana dimakamkan seorang punggawa Kerajaan Pajajaran. Benar tidaknya adalah sesuatu yang belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Kisah yang menarik mas.. cuma perlu pembuktian dan itu tidak mudah
Nama asli Mbah jepra : Mama Asep Syamsudin Jepra…beliau adalah panglima pada zaman Pajajaran… dan termasuk wali Allah yg menyebarkan Islam pd masanya… kira2 begitu yg sya ketahui.. mhn mf kl ada yg krng berkenan…
Selamat datang mas Indra.. tentu berkenan sekali.
Saya sebagai warga Bogor sudah mendengar kisah seperti itu berulangkali dan dalam berbagai versi. Sebagian bilang begini, sebagian bilang begitu. Jadi, sebenarnya apa yang mas Indra sampaikan sudah pernah saya dengar sebelumnya dan bahkan sejak lama.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah, karena tidak ada bukti tertulis dan arkeologis, maka kisah-kisah semacam itu tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Apalagi makam itu ditemukan baru di abad ke-20 saja dan tidak ada penelusuran sejarah untuk memastikan benar tidaknya kisah tersebut.
Begitu mas.
konon nama asli ki jepra adalah Sohih Solihin, beliau datang ke bogor utk berdakwah, beliau datang dari Cirebon. menurut ”orang2 tua” beliau salah satu pendiri bogor. Mohon maaf jika salah atau melenceng
Tidak salah… tidak juga benar..
Saya tidak bisa bilang salah karena bukti dan penelitian tentang hal ini tidak ada. Yang ada adalah cerita turun temurun.
Cerita tentang Mbah Jepra berasal dari Jepara pun sudah saya dengar tentang hal ini. Tetapi, masalahnya apakah memang terbukti secaa ilmiah bahwa makam tersebut adalah makam seperti cerita yang beredar adalah hal lain.
😀 😀 😀 santai kang.. ga usah minta maaf. Saya malah senang ada yang menulis seperti ini agar bisa melihat berbagai sudut pandang..
Comment:para pembaca semuaya,,,,,
mungkin saya adalah salah satu orang yang sedang
mencarai garis leluhur saya,,,,
suatu ketika saya bertemu dengan seorang pramal,,
dan bliau berkata ,,,,
jika kamu memang ingin mngetahui jati diri kluarga,,,atau leluhur kamu,,
katanya saya harus k kebun raya bogor,,,
karna salah satu makam yang ada d kebun raya,,,1,,diantara 4,,mkam,,adalah leluhur,,,kluarga saya,,,,klurga saya menutupi,,asal usul nenek moyang saya,,,saya jga jdi bingung,,,
mngapa kluarga saya menutupi semuanya,,
Wahhh… mungkin harus ditelusuri lebih lanjut tuh mas..
Harus diakui, terkesan ada “ketidakseriusan” dalam penelitian arkeologi untuk beberapa kasus. Miris yah, jika dibandingkan dengan peradaban di luar Nusantara yang bisa dikuak tapi disini yang sezaman malah seperti sulit. Bahkan untuk sekelas makam tua pun masih ribut-ribut terus…
Betul sekali kang.. kalau mau diseriusin harus diteliti dengan baik. Sayangnya tidak ada yang mau meneliti.
Padahal kalau memang benar terbukti pantas dijadikan sebuah catatan mengingat merupakan peninggalan bersejarah dari beberapa abad yang lalu
Sedikt cerita saya kenal dengan keluarga yang masih ada sanad ke mbah khair dan ke mbah japra…. panjang kalo di certain, mungiin bisa ketemu sambil ngopi
Boleh saja kang kalau mau ngobrol.
Hanya yang kalau dalam masalah seperti ini, bisakah dibuktikan secara ilmiah karena saya sudah sering mendengar mengenai kisah turun emurun, dan juga dari mulut ke mulut mengenai makam itu, tetapi belum ada penelitian ilmiah yang menguatkan klaim/kisah-kisah tersebut.
Tetapi dengan senang hati, saya akan berbincang mendengarkan