Pengendara Motor Anak-Anak Cermin Cerobohnya Orangtua

Kehadiran pengendara motor anak-anak semakin hari semakin banyak terlihat di jalan-jalan kota Bogor. Mereka berkeliaran tidak hanya di jalan-jalan perumahan, akhir-akhir ini sudah sering ditemukan di jalan-jalan raya kota hujan ini.

Sebuah hal yang sebenarnya sangat mengkhawatirkan dan perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak.

Banyak dari pengendara motor anak-anak tersebut yang tidak mengenakan berbagai peralatan pengaman standar seperti helm. Tidak jarang mereka berkendara melebihi kapasitas sebuah motor. Lebih jauh lagi, mereka sering memacu kendaraannya dengan cepat alias ngebut.

Sulit terbayangkan alasan apa yang mendorong orangtua mereka membiarkan anak-anak mereka melakukan hal tersebut. Apakah karena sekedar terlalu sibuk ? Ataukah mereka terlalu malas untuk mengantarkan anak mereka ? Mungkinkah mereka terlalu ingin berhemat sehingga lebih baik membiarkan anak-anak berkendara daripada mengongkosi mereka untuk naik angkutan umum?

Entahlah ! Mana jawaban yang pasti hanya diketahui orangtua mereka.

Agak mengherankan sikap para orangtua mereka. Bukankah sudah tertulis dengan jelas dalam hukum bahwa usia minimum untuk berkendara adalah 17 tahun ? Seharusnya hal tersebut tidak diabaikan oleh para orangtua di Bogor yang kebanyakan dari kalangan terdidik. Bukankah dengan membiarkan anak mereka berbuat demikian berarti mereka mengajarkan cara melanggar hukum.

Sangat miris melihat pemandangan seorang anak yang berusia 8-9 tahun di atas sebuah motor dan bukan sepeda. Kondisi fisiknya saja kadang belum bisa mengimbangi berat dari motor yang dikendarainya. Bisa dibayangkan ketika motor tidak stabil karena satu dan lain hal, bagaimana mereka bisa menahan beban tersebut.

Apalagi seringkali mereka tidak diberikan pengetahuan yang cukup tentang sopan santun berlalu lintas. Selap selip, zig zag sana sini bak meniru Valentino Rossi di atas sirkuit adalah gaya yang sering mereka tiru. Berbelok tanpa menyalakan lampu sein dan tidak menengok ke kiri dan kanan adalah kebiasaan mereka.

Padahal sudah banyak kasus kecelakaan yang melibatkan pengendara motor anak-anak. Yang mengherankan hal tersebut tidak membuat sadar para orangtua. Tetap saja mereka mendorong anak-anak tersebut untuk berkendara. Padahal dalam usia yang masih sedemikian muda, mental mereka yang belum stabil justru seperti menempatkan mereka pada situasi yang berbahaya.

Sebuah hal yang harus menjadi perhatian semua pihak. Orangtua atau pihak yang berwenang harus berusaha lebih keras untuk menghentikan semakin banyaknya pengendara motor anak-anak di Bogor.

Nyawa dari si pengendara sendiri dan nyawa dari pengguna jalan lainnya menjadi taruhan. Apapun alasan dari pihak orangtua, nyawa pengendara motor anak-anak dan pengguna jalan lainnya tetap lebih berharga.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.