Eitss… Lovely Bogor tidak berniat menjadi seorang psikiater atau ahli jiwa dengan tulisan yang satu ini. Cuma, ada satu bagian dari koran Radar Bogor, edisi Jum’at 18 Oktober 2019 yang lalu, yang rasanya perlu menjadi perhatian para orangtua, bukan cuma di Bogor saja, tetapi juga di Indonesia. Masalahnya adalah jumlah anak kecanduan gadget / ponsel / smartphone / gawai semakin banyak dan akan terus bertambah mengingat kecenderungannya juga berlaku di seluruh dunia.
Apa yang disampaikan dalam reportase tentang kecenderungan nomophobia yang menyebabkan 3 orang anak perhari mengalami gangguan kejiwaan ini, merupakan hal yang patut diketahui masyarakat, terutama kaum orangtua.
Informasinya sederhana dan berada di halaman muka surat kabar di Bogor itu, tetapi karena berupa karikatur dan tersusun menyebar, ada kemungkinan info tentang gejala anak kecanduan gadget ini bisa terlwat. Lagipula, di zaman sekarang tidak semua orang berlangganan koran cetak (entah apa ada versi elektroniknya).
Nah, menurut Radar Bogor dalam tulisan reportase mereka (tentunya berlandaskan penggalian informasi, di RS Marzoeki Mahdi, Bogor) ada 6 ciri anak kecanduan gadget / ponsel
Tidak perlu ada keterangan tambahan karena caption dalam ilustrasinya sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan. Dipotret dengan Oppo A3S dari edisi cetaknya yang mulai lecek
Siapa tahu saja, semua ini bisa meningkatkan kesadaran para orangtua supaya meningkatkan kewaspadaan dan memberikan waktu lebih untuk memperhatikan anak-anak. Jangan sampai jumlah para penderita nomophobia di kalangan anak-anak tidak bertambah.
Walau timbul juga satu pertanyaan, yang di atas adalah ciri anak yang kecanduan gadget, bagaimana dengan ciri orang dewasa yang kecanduan hal yang sama ? Sebab, kondisi di lapangan memberikan fakta bahwa bukan cuma kalangan anak-anak yang mengalami hal tersebut, orang dewasa bahkan sangat mungkin jumlah penderitanya jauh lebih banyak.