Ketan Bakar : Kuliner Jalanan Enak bin Murah Meriah

Ketan Bakar - Kuliner Jalanan Enak Bin Murah Meriah

Ketan Bakar begitu biasanya namanya disebut. Nama itu juga yang terpampang di gerobak-gerobak penjualnya dan umumnya ditambahkan dengan nama penjual, seperti Kang Udin atau lainnya.

Sebuah penganan yang cukup umum dan bisa ditemukan di berbagai daerah. Banyak daerah di Indonesia akan mengklaim bahwa ketan bakar merupakan makanan khas daerah mereka karena memang bisa ditemui di mana saja. Tidak bedanya dengan laksa yang juga diakui berasal dari Jakarta, Palembang, dan sebagainya.

Di Bogor sendiri, jajanan yang satu ini belakangan menjadi cukup populer. Bahkan, berdasarkan ingatan saya, ketan bakar di tahun 1980-2000-an, lebih sering ditemukan di rumah rumah meski ada yang pedagang keliling yang menjajakannya.

Namun, belakangan ketika bisnis kuliner booming di Bogor dan orang-orang berusaha menemukan sesuatu yang unik, makanan ini mulai sering dijajakan, terutama di wilayah yang banyak dikunjungi wisatawan. Label Ketan Bakar Bogor kerap disebutkan kepada para pembeli.

Ketan Bakar Bogor biasanya berbentuk kepingan dengan ukuran 12-15cm x 10 x 2-3 cm. Umumnya, penjualnya akan menggunakan gerobak dimana bagian atasnya terbuat dari aluminium dan berfungsi sebagai panggangan. Jaring besi/aluminum ditambahkan agar ketan tidak menempel pada aluminium saat dipanggang. Untuk pembakarnya sendiri biasanya menggunakan kompor yang diletakkan di bawah pemanggang.

Jadi, pada dasarnya tidak benar-benar dibakar karena api tidak langsung mengenai kepingan ketan.

Biasanya penjual akan sudah menyiapkan beberapa keping ketan yang sudah permukaannya (lapisan luar) sudah terlihat coklat kehitaman. Kemudian, jika ada pembeli maka ketan yang sudah setengah gosong itu kembali dihangatkan selama beberapa lama di panggangan.

Ketan Bakar Bogor sendiri biasanya dijual dengan tambahan semacam “serundeng” atau kelapa yang disangrai (digoreng tanpa minyak) dan dicampur dengan gula pasir. Agak berbeda dengan di Bandung dimana biasanya serundengnya akan dicampur dengan oncom (bukti lagi bahwa di daerah lain juga ada jajanan ketan bakar).

Harganya memang termasuk murah karena beberapa waktu lalu, ketika saya membelinya di dekat Pintu III Kebun Raya Bogor, satu keping harganya Rp. 5000.- saja.

Di Kota Hujan sendiri, ketan bakar bisa disebut langka sekaligus tidak langka karena penjualnya seperti makin banyak. Namun, tetap saja tidak sebanyak penjual bakso atau gado-gado.

Beberapa tempat dimana penjual ketan bakar biasa mangkal adalah Jalan Suryakencana, trotoar seputar Kebun Raya Bogor, terutama di Pintu III dan Pintu I, atau dekat Lawang Salapan. Beberapa penjual juga bisa ditemukan di sekitar Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor.

Kuliner ini lumayan enak, bagi mereka yang suka rasa gado gado. Gurihnya ketan bercampur dengan manis gula dari serundengnya. Aroma gosong karena panggangan lumayan menambah selera, bagi yang suka penganan tradisional.

Bagi yang belum sarapan pun, jajanan ini lumayan oke karena termasuk mengenyangkan. Makan 1-2 keping ketan bakar saja sudah cukup mengisi perut di pagi hari. kalau ditambahkan dengan kopi atau teh manis, rasanya akan menjadi sangat pas lagi.

Pernah Anda mencicipinya? Kalau sudah silakan berbagi cerita di kolom komentar yah!

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.